Realisasi Investasi 20 KEK pada 2023 Naik jadi Rp 177,5 Triliun
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 18 Januari 2024 14:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Susiwijono Moegiarso menyebutkan realisasi investasi 20 KEK hingga akhir 2023 telah mencapai Rp 177,5 triliun. Angka ini naik Rp 66 triliun bila dibandingkan pada 2022.
Adapun serapan tenaga kerja pada 20 KEK itu sebanyak 117.492 orang, dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 331 perusahaan.
“Realisasi penyerapan tenaga kerja bertambah sebanyak 57.005 orang, serta jumlah pelaku usaha bertambah sebanyak 89 perusahaan,” kata Susiwijono saat Rapat Kerja Nasional KEK Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2023 pada tanggal 16-17 Januari 2024 di Jakarta.
Susiwijono menyatakan KEK menargetkan tambahan realisasi investasi baru pada tahun 2024 sebesar Rp 77,5 triliun. Sedangkan tambahan penyerapan tenaga kerja dari KEK tersebut mencapai 38.277 orang.
Lebih jauh, Susiwijono menjelaskan, Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK pada tahun lalu telah bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI). Kerja sama dilakukan dalam melakukan kajian soal dampak positif KEK terhadap ekonomi daerah dan perekonomian nasional.
Dari kajian itu diketahui bahwa secara umum sebagian besar KEK berkembang dan berkinerja baik atau sangat baik. Selain itu, secara keseluruhan investasi di KEK memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian dengan tren yang cenderung meningkat selama periode 2019-2023.
KEK Industri dengan kinerja yang cukup baik berada di wilayah Pusat Pertumbuhan Ekonomi (PPE), dan memiliki jangkar investor, tingkat aglomerasi industri yang baik, investasi berdaya saing tinggi, dan tingkat ketersediaan infrastruktur pendukung yang lebih baik.
Adapun KEK manufaktur yang berada di posisi terluar atau di daerah yang sedang bertransformasi menuju sektor manufaktur dan jasa-jasa, disebut bakal memiliki daya saing tinggi jika mengolah sumber daya alam atau hilirisasi sumber daya alam.
Hal itu juga didukung dengan keberadaan pagelaran nasional atau internasional di KEK bertema pariwisata yang dinilai memberikan dampak signifikan untuk mempercepat perkembangan KEK tersebut, seperti pada KEK Lido, KEK Mandalika, dan KEK Tanjung Lesung.
Susiwijono menjelaskan, kajian itu juga menyimpulkan bahwa investasi di KEK memberikan kontribusi yang positif terhadap ekonomi daerah dan perekonomian nasional. Kontribusi positif ini juga seiring dengan tren yang cenderung meningkat selama periode 2019 - 2023.
Untuk menggenjot kinerja KEK, Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK perlu melakukan evaluasi penyelenggaraan KEK sesuai dengan keputusan Sidang Dewan Nasional KEK di awal 2023 dan kesepakatan rencana realisasi investasi dan tenaga kerja yang disampaikan pada Rapat Kerja KEK pada akhir tahun 2022.
Selain itu, juga diperlukan koordinasi guna pengambilan langkah penyelesaian atas permasalahan yang dihadapi, serta memastikan pembangunan dan pengembangan KEK dapat berjalan dan mencapai target yang sudah direncanakan.
Susiwijono menyebutkan salah satu upaya untuk optimalisasi pengembangan KEK adalah melalui koordinasi debottlenecking isu pembangunan dan pengelolaan KEK dengan Pemerintah Daerah dan Kementerian/ Lembaga terkait serta sinkronisasi kebijakan. Dengan begitu, ia berharap kinerja KEK ke depan dapat lebih optimal.
ANTARA
Pilihan Editor: Investor KEK Food Estate di Merauke Bakal Dapat Insentif Fiskal, Wamen BUMN Singgung Kawasan Industri Batang