Ganjar soal Praktik Monopoli BUMN hingga Swasta Tak Punya Peran: Ngono Yo Ngono, Ning Yo Ojo Ngono

Kamis, 11 Januari 2024 19:12 WIB

Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyampaikan pandangannya saat debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu 7 Januari 2024. Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo blak-blakan menanggapi soal praktik monopoli yang dilakukan oleh sejumlah BUMN saat ini.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan BUMN penting ketika masuk menggarap proyek di saat pihak lain seperti swasta atau pelaku usaha lain belum siap. Menurut Ganjar, seharusnya BUMN itu menjadi pioneer dan hanya sebatas stimulus.

Kemudian jika proyek itu sudah bisa berjalan mandiri, maka BUMN harus melepaskannya. “Kan sebenarnya negara tidak cari uang, memfasilitasi negara itu,” kata Ganjar dalam acara Dialog Capres Bersama Kadin Indonesia di Djakarta Theater, Jakarta Pusat pada Kamis, 11 Januari 2023.

Oleh sebab itu, jika Ganjar terpilih menjadi presiden, maka ia akan betul-betul mengelola, memerintah, mengelola, menstimulus, agar iklim usaha tetap bisa tumbuh. Ganjar pun melanjutkan, BUMN boleh memiliki anak perusahaan, tapi tidak boleh memiliki cucu hingga cicit.

“Saya coba memahami ini. Kayaknya maksudnya BUMN punya anak, punya cucu, cicit, canggah, gantung siwur kira-kira kalau orang di Jawa. Akhirnya swasta tidak punya peran,” tutur Ganjar.

Advertising
Advertising

Menurut mantan Gubernur Jawa tengah itu, seharusnya dalam berbisnis tetap harus ada rasa kemanusiaannya. “Ya kalau orang Jawa bilang: ngono yo ngono, ning yo ojo ngono (imbauan untuk tidak bersikap berlebihan dalam menanggapi sesuatu). Dibagilah mana yang sudah bisa (dilepas tak tak lagi dikerjakan oleh BUMN),” kata dia.

Kemudian, dia berujar, bila perusahaan swasta sudah bisa muncul menggarap suatu proyek, artinya bisa jadi BUMN sudah tidak lagi diperlukan. “Lho iya, dong. Eh tapi jangan-jangan kalau Anda dari anggota Kadin ini, besok saya jadikan menteri BUMN, Anda kelakuannya sama. Jangan lho, ya. Bawa misi ini lho, ya.”

Penjelasan Ganjar itu menjawab pertanyaan dari Wakil Ketua Umum Perdagangan Kadin Indonesia Juan Permata Adoe. Juan menjelaskan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 mengatur usaha BUMN itu melakukan kegiatan yang tidak pernah atau tidak mungkin dikerjakan oleh swasta.

Namun dalam pelaksanaannya UU ini terkait dengan UU Nomor 5 Tahun 1999 mengenai larangan praktik monopoli, BUMN dengan alasan penugasan pemerintah melakukan kegiatan monopoli di sektor yang swasta sudah lalukan. “Ini dia (BUMN) kebal terhadap UU Nomor 5 Tahun 1999,” ucap Juan.

Menurut Juan, hal itu merupakan suatu kepastian hukum bagi pelaku usaha di kelas menengah dan wasta untuk mempertahankan usahanya. “Pertanyaan kami, dapatkan Bapak membantu sinergi antara swasta dan BUMN ini agar sinergi itu memberikan kontribusi posistif terhadap kegiatan ekonomi Indonesia?” katanya ke Ganjar.

Lebih jauh Ganjar juga mengaku tengah mengumpulkan data pemasok dan mitra-mitra perusahaan yang menggarap sebuah proyek pemerintah tapi belum dibayar badan usaha milik negara (BUMN).

“Malu, dong. Kalau kami punya usaha pelat merah nggak bayar, malu kira-kira. Ini kok kayaknya ngangguk semua, ini kayaknya korban semua ini,” ujar Ganjar disambut tawa peserta di acara tersebut.

Pilihan Editor: Ganjar: BUMN Boleh Punya Anak Perusahaan, tapi Tak Boleh Punya Cucu, Cicit..

Berita terkait

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

1 hari lalu

Momen Prabowo Kenalkan Gibran ke Presiden UEA dan Direspons He's So Young oleh PM Qatar

Prabowo menemui PM Qatar dan Presiden UEA, sekaligus memperkenalkan Gibran. Berikut rekaman momen peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

1 hari lalu

Pertamina Bentuk Direktorat Manajemen Risiko di Seluruh Subholding

PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan direktorat baru, yaitu direktorat manajemen risiko di seluruh subholding.

Baca Selengkapnya

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

2 hari lalu

Koruptor Pengadaan Lahan Bandara Ditangkap, YKKAP I Apresiasi Kejati Jawa Tengah

Yayasan Kesejahteraan Karyawan Angkasa Pura I atau YKKAP I mengapresiasi Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah tangkap koruptor pengadaan lahan bandara.

Baca Selengkapnya

Evaluasi Kecelakaan Bus di Subang, Menhub Bakal Tindak Lanjuti Ide Uji Kir Bisa Dilakukan Swasta

2 hari lalu

Evaluasi Kecelakaan Bus di Subang, Menhub Bakal Tindak Lanjuti Ide Uji Kir Bisa Dilakukan Swasta

Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa kementeriannya bakal menindaklanjuti usulan penerapan uji kir.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Resmikan ANTARA Heritage Center di Pasar Baru

3 hari lalu

Erick Thohir Resmikan ANTARA Heritage Center di Pasar Baru

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meresmikan ANTARA Heritage Center (AHC) di Pasar Baru, Jakarta

Baca Selengkapnya

PDIP akan Libatkan Ganjar dalam Pilkada 2024, Ini Tugasnya

3 hari lalu

PDIP akan Libatkan Ganjar dalam Pilkada 2024, Ini Tugasnya

PDIP masih menjaring nama-nama potensial untuk Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Prabowo-Gibran dan Presiden UEA: Dari Perkenalan hingga Diberi Medali

3 hari lalu

Pertemuan Prabowo-Gibran dan Presiden UEA: Dari Perkenalan hingga Diberi Medali

Prabowo dan Gibran menemui Presiden UEA MBZ di Istana Al Shati, Abu Dhabi, pada Senin, 13 Mei, 2024. Berikut hal-hal terkait pertemuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Wamen BUMN Ungkap Kemungkinan Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan dan Tata Kota

4 hari lalu

Wamen BUMN Ungkap Kemungkinan Prabowo Bentuk Kementerian Perumahan dan Tata Kota

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo ungkap kemungkinan Prabowo bentuk Kementerian Perumahan dan Tata Kota.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri BUMN Sebut Pengadaan Perumahan Masih Kurang Dukungan Pemerintah

4 hari lalu

Wakil Menteri BUMN Sebut Pengadaan Perumahan Masih Kurang Dukungan Pemerintah

Wakil Menteri BUMN sebut pemerintah masih kurang memberikan pendanaan untuk developer, guna memberikan pengadaan hunianuntuk masyarakat

Baca Selengkapnya

11 Orang Korban Kecelakaan Maut di Subang Dapat Santunan dari Jasa Raharja, Berapa Nilainya?

4 hari lalu

11 Orang Korban Kecelakaan Maut di Subang Dapat Santunan dari Jasa Raharja, Berapa Nilainya?

PT Jasa Raharja menjamin seluruh korban kecelakaan bus tersebut akan mendapat santunan.

Baca Selengkapnya