Rencana Merger dengan Wijaya Karya, Bos PT PP: Sepenuhnya Ada di Kementerian BUMN
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Rabu, 20 Desember 2023 15:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk. Novel Arsyad menanggapi rencana penggabungan usaha (merger) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Menurut dia, pembahasan rencana tersebut masih bergulir di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (Kementerian BUMN).
Novel mengatakan perseroan belum mendapatkan arahan lebih lanjut. "Soal merger ini sepenuhnya masih ada di Kementerian BUMN. Kami akan menunggu arahan dari Kementerian BUMN," ujar Novel dalam acara Public Expose 2023 yang digelar secara virtual pada Rabu, 20 Desember 2023.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya blak-blakan soal rencana merger perusahaan pelat merah di sektor karya itu. Dia menyatakan kementeriannya bakal melakukan merger BUMN Karya berskala kecil yang berada di bawah PT Danareksa (Persero). Menurut Erick Thohir, langkah ini dapat memperkuat cashflow perusahaan.
"Kami akan melakukan merger BUMN-BUMN Karya yang ada di bawah Danareksa," ujar Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis, 25 Mei 2023.
Sementara untuk BUMN Karya berskala besar dan tidak berada di bawah Danareksa, Erick Thohir berencana melakukan sinergi. Misalnya, kata dia, PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Kemudian PT PP (Persero) Tbk. dengan PT Wijaya Karya (Persero).
"Karena yang Danareksa itu kan ada yang kecil-kecil. Tapi BUMN yang besar, contohnya Hutama Karya, akan bersinergi dengan Waskita," ujar Erick Thohir.
Selanjutnya: Untuk mengonsolidasikan BUMN Karya tersebut....
<!--more-->
Untuk mengonsolidasikan BUMN Karya tersebut, kata Erick Thohir, Kementerian BUMN sejak awal telah memiliki peta jalan yang disusun bersama Boston Consulting Group. Sedikitnya, ada tiga konteks yang dipelajari. Pertama, persoalan ketika pembiayaan jangka pendek harus membiaya proyek jangka panjang.
"Kedua, kami memfokuskan BUMN Karya harus dengan keahliannya. Jangan palugada. Artinya, gara-gara rebutan proyek mereka membanting harga untuk mendapatkan proyek. Padahal cash flow-nya tidak ketemu," ungkap Erick Thohir.
Poin ketiga, yang menurut Erick Thohir lebih parah, yakni ketika BUMN-BUMN Karya melebarkan bisnis ke hal yang tidak menjadi keahlian mereka. Misalnya, bisnis properti. "Nah, itu yang kami koordinasi dan kami perbaiki," tutur Erick Thohir.
Erick Thohir pun menyatakan akan terus memperbaiki portofolio dan regrouping BUMN sektor karya. Dia juga berencana melakukan konsolidasi agar BUMN-BUMN karya bisa memiliki spesialisasi dan keahlian sejalan dengan regulasi industri konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR).
MOH KHORY ALFARIZI | RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: LRT Jabodebek Tambah Jumlah Perjalanan untuk Libur Natal dan Tahun Baru