Eks Mendag M Lutfi Bantah Tom Lembong yang Anggap Kebijakan Luar Negeri Jokowi Transaksional

Minggu, 3 Desember 2023 09:48 WIB

Joko Widodo (Jokowi) dan Muhammad Lutfi. YouTube/ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Eks Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi membantah anggapan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia di era Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersifat transaksional. Menurutnya, kebijakan luar negeri era Jokowi merupakan kebijakan berbasis nilai.

Lutfi lalu merujuk penerimaan Indonesia terhadap pengungsi Rohingnya sebagai salah satu contoh. "Yang membela orang Islam (Rohingya) ketika diusir dari negaranya siapa? Republik Indonesia. Ditolak di Thailand, ditolak di Malaysia, yang menerima pertama, Republik Indonesia. Presidennya Jokowi," kata Lutfi dalam tayangan video pendek yang ia unggah melalui Instagram resmi @m.lutfi pada Sabtu, 2 Desember 2023.

"Kami yakin dan percaya kebijakan luar negeri era pak Jokowi adalah berbasis nilai," tulisnya dalam keterangan video tersebut.

Dalam video tersebut, Lutfi tampak berada dalam suatu panel diskusi bersama eks Menteri Perdagangan Thomas Lembong. Saat itu, Thomas mengatakan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia saat ini terlalu transaksional. "Dan kita harus kembali ke kebijakan luar negeri yang berbasis nilai," ujar Thomas.

Karena itulah Lutfi membantah. Menurut eks Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu, penerimaan atas pengungsi Rohingnya sudah menjadi bukti bahwa kebijakan luar negeri era Jokowi berbasis nilai.

Advertising
Advertising

"Saya minta maaf karena Pak Tom (Thomas Lembong) belain Anies Baswedan. Bilang Pak Jokowi transaksional," kata Lutfi. "Saya categorically deny (tegas membantah) dan saya bela Pak Jokowi."

Sebelumnya Lutfi juga mendukung kebijakan mantan bosnya tersebut. Soal pembangunan ibu kota negara (IKN) Nusantara, misalnya, Lutfi menilai megaproyek itu justru adalah solusi bagi masa depan Indonesia.

Ihwal mahalnya proyek IKN ini, Lutfi menilai pemindahan IKN ini penting karena akan menyelesaikan berbagai persoalan mulai dari polusi, listrik, dan sampah. "Jokowi ahli dalam menyelesaikan masalah yang akan datang dengan solusi masa depan," katanya lewat Instagram pribadinya pada kesempatan sebelumnya.

Lutfi membayangkan pada tahun 2045 kota Jakarta dan Bandung akan bergabung menjadi satu kota. Saat itu, ia memperkirakan jumlah penduduknya bisa mencapai 75 juta orang. Karena itu, ia memperkirakan berbagai masalah akan mundul.

"Jadi nanti orang baru bisa mikir solusi untuk memindahkan ibu kota, baru dipikirkan nanti. Akan menjadi sebuah problem yang tidak bisa diselesaikan di masa itu," kata dia. Karena itu, ia menekankan jangan sampai pemerintah menyelesaikan persoalan masa yang akan datang dengan solusi masa lalu.

Oleh sebab itu, menurut Lutfi, pemikiran Jokowi memindahkan ibu kota sebetulnya menunjukkan kapasitas kepala negara yang ahli menyelesaikan masalah yang akan datang. Dia pun merujuk pada proyek MRT yang diinisiasi Jokowi saat terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2012.

RIRI RAHAYU | RIANI SANUSI PUTRI

Pilihan Editor: Anies Kritik Proyek IKN, Mantan Mendag Muhammad Lutfi: Jokowi Ahli dengan Solusi Masa Depan

Berita terkait

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

5 jam lalu

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Cabang Purwakarta memastikan 233 pekerja pabrik Sepatu Bata yang di PHK akan menerima pesangon pada Senin.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Starlink Elon Musk hingga Masuk Indonesia

6 jam lalu

Rekam Jejak Starlink Elon Musk hingga Masuk Indonesia

Berikut rekam jejak Starlink milik Elon Musk yang kini mulai beroperasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

10 jam lalu

5 Hal Menjelang Pansel KPK Diumumkan, Ujian Jokowi hingga Seleksi Anggota Panitia

Jokowi mulai menyusun panitia seleksi atau pansel KPK untuk menyaring pimpinan periode berikutnya

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Kisah Petugas Kebersihan di Proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Tanggapan Stafsus ESDM Soal Kritik Hilirisasi Nikel Lebih Untungkan Cina

11 jam lalu

Terkini Bisnis: Kisah Petugas Kebersihan di Proyek Bendungan Sepaku Semoi IKN, Tanggapan Stafsus ESDM Soal Kritik Hilirisasi Nikel Lebih Untungkan Cina

Cerita pekerja harian di proyek Bendungan Sepaku Semoi Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

11 jam lalu

Pengamat Energi UGM Kritik Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Pengamat energi UGM sebut pemerintah tegas terhadap larangan ekspor mineral mentah lain tapi lembek terhadap Freeport.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Jokowi Arahkan Menterinya Beri Data ke Dirinya, Pakar Bilang Begini

13 jam lalu

Prabowo Sebut Jokowi Arahkan Menterinya Beri Data ke Dirinya, Pakar Bilang Begini

Prabowo menyebut Jokowi telah memberikan arahan kepada semua menterinya untuk memberikan data ke dirinya. Apa kata pakar?

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

14 jam lalu

Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Ini Reaksi Para Politikus PDIP

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, Bung Karno milik seluruh rakyat Indonesia. Apa kata para politikus PDIP?

Baca Selengkapnya

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

14 jam lalu

Respons Banyak Pihak Soal Jumlah Menteri Prabowo-Gibran, Mahfud Md: Terlalu Banyak yang Dijanjikan Posisi Menteri

Wacana jumlah menteri Prabowo-Gibran yang mengalami penambahan ditanggapi berbagai pihak, mulai dari Jokowi sampai Mahfud MD.

Baca Selengkapnya

Bentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya

14 jam lalu

Bentuk Pansel Berkualitas Ujian Terakhir Jokowi Perbaiki KPK di Ujung Jabatannya

Presiden Jokowi diharapkan serius membentuk panitia seleksi calon pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

15 jam lalu

Jumlah Menteri Kabinet sejak Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi

Setiap kabinet pemerintahan Indonesia mempunyai jumlah menteri relatif berbeda, mulai Gus Dur Gus Dur, Megawati, SBY, sampai Jokowi.

Baca Selengkapnya