Kebijakan Kenaikan Harga Adalah Bentuk Kekerasan Ekonomi Terhadap Rakyat

Reporter

Editor

Senin, 25 Agustus 2003 11:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Kebijakan pemerintah menaikkan harga sejumlah komoditas kebutuhan publik secara serempak pada awal 2003 ini merupakan bentuk kekerasan ekonomi terhadap rakyat. Alasan yang digunakan pemerintah juga terlalu menggunakan sudut pandang pemerintah dan mengabaikan kemampuan ekonomi masyarakat yang menjadi konsumen. Tidak adafinancial check up (pemeriksaan kemampuan keuangan) masyarakat terlebih dahulu, ujar Binny Buchori, pengurus lembaga swadaya bernama INFID, dalam jumpa pers Komunitas NGO untuk Kesejahteraan Rakyat, di kantornya Jakarta Jumat (3/1) siang. Sejak awal tahun ini, pemerintah telah menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak, tarif listrik, telepon dan tiket kereta api ekonomi. Selain itu, pemerintah juga disinyalir akan menaikkan tarif tol, dan tarif kapal laut kelas ekonomi. Kenaikan harga secara bersamaan ini memicu reaksi penolakan dari sekitar 15 LSM yang bergabung dalam komunitas ini. Mereka adalah: YLKI, INFID, IMPARSIAL, KONTRAS, Walhi Eksekutif Nasional, ICW, Debtwatch, JARI, Transparansi Internasional Indonesia, ELSAM, UPC, Suara Ibu Peduli, Koalisi Perempuan Indonesia, KIKIS, dan LBH Jakarta. Binny, sebagai juru bicara komunitas ini, dalam pernyataan tertulis yang dibacakan mengatakan kebijakan pemerintah ini merupakan bentuk kekerasan negara terhadap rakyatnya. Oleh karena itu kebijakan ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia, khususnya di sektor ekonomi. Sebagai contoh, kenaikan simultan ini akan meningkatkan jumlah pengeluaran masyarakat hingga 25 persen. Ini ironis dan berbahaya, sebab pendapatan masyarakat tidak naik, malah mengalami penurunan (selama krisis moneter), ungkap dia. Dalam acara ini, seorang anggota masyarakat bernama Ani, 25, ikut berbicara dan memprotes alasan pemerintah untuk mengurangi subsidi. Menurutnya, selama ini ia tidak pernah merasakan subsidi silang pemerintah ketika harga BBM dinaikkan. Sebagai rakyat kecil miskin, saya tidak pernah merasakan subsidi. Tapi ditindas terus. Apa itu subsidi. Saya nggak ngerti, ujar dia dengan nada pasrah sambil mengendong bayinya. Berdasarkan hasil riset Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia di 10 kota di Indonesia, tingkat tarif kendaraan saat ini menyedot pendapatan masyarakat hingga 20 persen. Padahal idealnya hanya maksimal 14 persen. Artinya, ada kesalahan dari sistem tarif dan sistem transportasi di negara ini, kata Indah Sukmaningsih, dari YLKI, menyoroti kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar kendaraan. Sementara itu, Binny menambahkan kenaikan tarif listrik sebagai kebijakan yang tidak adil. Tarif listrik sekarang ini menjadi sangat mahal karena pemerintah membeli listrik swasta dari perusahaan asing Paiton Energy dengan harga 7 sen dolar per Kwh, jauh diatas harga pasar yang hanya sekitar 5 sen dolar. Kenaikan ini berarti pemerintah menimpakan mismanajemen salah satu Badan Usaha Milik Negara ini, kepada konsumennya, seluruh rakyat Indonesia. Menyikapi kebijakan ini, koalisi belasan LSM ini menghimbau kepada masyarakat yang merasa dirugikan untuk melakukan protes. Protes ini bisa ditujukan langsung ke kementerian terkait, DPR, partai politik, atau LSM. Masyarakat juga dihimbau untuk melakukan political punishment (hukuman politik) kepada partai yang berkuasa pada saat pemilu 2004 nanti. PDIP katanya partai wong cilik, partai sandal jepit, sekarang tidak lagi, kata Binny. Selain itu, koalisi sejumlah LSM terkenal ini juga menyatakan kesediaannya untuk mendampingi masyarakat melakukan tuntutan hukum bersama (class action) terhadap pemerintah. Saat ini masyarakat sudah patah arang dengan kebijakan pemerintah Megawati, yang justru meminggirkan akses wong cilik, tegas Binny. Budi Riza --- Tempo News Room

Berita terkait

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

10 menit lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

11 menit lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

11 menit lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

17 menit lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

30 menit lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

31 menit lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

41 menit lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

56 menit lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

1 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 jam lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya