Ketua Asosiasi Tahu Tempe Beberkan 4 Alasan Meroketnya Harga Kedelai

Minggu, 19 November 2023 21:00 WIB

Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat 6 Oktober 2023. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebutuhan bulanan kedelai ialah sebesar 212.548 ton per bulan, sedangkan stok kedelai yang dikuasai Bulog hanya 5,58 ton. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga kedelai terus naik, bahkan melewati Rp 13.000 per kilogram (kg) sejak awal Oktober. Per hari ini, 19 November 2023, berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga rata-rata nasional kedelai mencapai Rp 13.290 per kg.

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, mengatakan fluktuasi harga kedelai sebenarnya merupakan hal yang wajar setiap tahun, tepatnya pada September—Desember. Namun menurutnya, kenaikan harga kedelai tahun ini cukup tinggi.

“Kenaikan harga kedelai ini sesungguhnya setiap tahun selalu berulang, tahun lalu itu paling tinggi Rp 12 ribu per kg, tapi tahun ini sudah di atas Rp 13 ribu per kg. Malahan tadi laporan saya dari Maluku sudah Rp 16 ribu per kg,” ujar Aip ketika dihubungi oleh Tempo, Minggu, 19 November 2023.

Menurutnya, tingginya harga kedelai ini setidaknya dipengaruhi oleh empat faktor. Pertama adalah ongkos transport antar pulau. Pasalnya, kedelai dari Amerika atau Brazil yang diimpor ke Indonesia akan diterima tiga pelabuhan, yakni di Jakarta/Cilegon (Ciwandan), di Semarang (Tanjung Mas), dan di Surabaya (Tanjung Perak). “Atau untuk pelabuhan yang tidak terlalu besar ada di Makassar,” tuturnya.

Dengan demikian, bagi para pengrajin atau produsen tahu tempe yang berada di luar daerah tersebut memerlukan biaya ongkos kirim yang tinggi. “Kayak Kalimantan, Aceh, Palembang, Padang, di mana ongkos angkutnya itu cukup tinggi. Termasuk juga kalau angkut dari Surabaya ke NTB, NTT, dll. Jadi itu salah satu penyebab harga kedelai seperti di Maluku bisa di atas Rp 15—16 ribu per kg,” kata Aip.

Advertising
Advertising

Kedua, kata Aip, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat beberapa bulan ke belakang ini. “Kenaikan (harga kedelai) ini juga disebabkan kenaikan kurs dolar,” tuturnya. Menurutnya, pasokan kedelai dalam negeri masih bergantung pada impor yang dibeli menggunakan dolar Amerika Serikat.

Ketiga, adalah faktor El Nino yang menyebabkan penurunan produksi di Amerika Serikat dan Brazil. Penurunan produksi ini kemudian berimbas pada tingginya harga kedelai. “Suka atau tidak suka, ya, karena total tiga juta ton kebutuhan kami itu 90 persen impor. Makanya semua yang impor itu mahal dibandingkan dengan yang lokal,” ujar Aip.

Terakhir, atau keempat adalah kondisi geopolitik yang masih memanas hingga saat ini. “Seperti perang Ukraina dengan Rusia,” kata dia. Diperparah dengan perang antara Israel dan Palestina. Aip menilai keempat faktor ini berpengaruh signifikan terhadap tingginya harga kedelai.

Berita terkait

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

1 hari lalu

Bapanas Akan Tingkatkan Masa Simpan Pangan

Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan akan perbaiki masa simpan pangan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

3 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

11 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

22 hari lalu

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.

Baca Selengkapnya

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

26 hari lalu

Harga Daging dan Cabai Turun di Akhir Libur Lebaran 2024

Harga komoditas pangan seperti daging, telur, cabai, dan garam turun pada Senin, 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

29 hari lalu

ID FOOD Beberkan Cadangan Pangan Pemerintah: Stok Aman selama Libur Lebaran

Holding BUMN Pangan ID FOOD memastikan ketersediaan pasokan pangan selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

33 hari lalu

PLN dan BNI Gelar Paket Sembako Murah untuk Ojol dan Masyarakat Umum

PLN dan BNI menghadirkan 1.500 paket sembako harga murah Rp 59 ribu untuk pengemudi Ojol dan masyarakat umum.

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

34 hari lalu

Menjelang Lebaran, Harga Daging dan Cabai Kian Melonjak

Menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2024, sejumlah harga bahan pokok kian melonjak. Per 7 April 2024, Panel Harga Pangan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat mencatat harga daging sapi, daging ayam, cabai, bawang merah, dan bawang putih masih naik.

Baca Selengkapnya

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

37 hari lalu

Analis: Potensi Inflasi Masih Berlanjut, Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Makin Anjlok

Analis Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini makin merosot menyentuh level Rp 15.910 sampai Rp 15.960.

Baca Selengkapnya

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

39 hari lalu

Emiten Pupuk SAMF Cetak Laba Bersih Rp 420,07 M, Melejit 21 Persen

Emiten pupuk PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk. mencetak laba bersih tahun berjalan senilai Rp 420,07 miliar sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya