Gubernur BI Ramal Suku Bunga AS Akan Turun 50 Basis Poin Tahun Depan

Selasa, 14 November 2023 11:00 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, memperkirakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Federal Funds Rate (FFR) turun sebesar 50 basis poin (bps) atau menjadi 5,25 persen pada 2024 mendatang. Dia menjelaskan angka tersebut merupakan perkiraan, karena pihaknya memproyeksi ada kenaikan sebesar 25 bps hingga akhir 2023.

Adapun saat ini, suku bunga acuan AS berada pada level 5,5 persen, sehingga apabila terjadi kenaikan satu kali lagi pada akhir tahun ini, FFR akan menjadi 5,75 persen.

“Suku bunga FFR kami perkirakan masih bisa naik sekali lagi di akhir tahun ini jadi 5,75 persen, dari sebelumnya 5,5 persen. Tahun depan juga masih tinggi di 5,25 persen,” ujar Perry dalam penyampaian Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) di DPR RI, Jakarta, Senin, 13 November 2023.

Namun, Perry mengatakan bahwa penurunan tersebut baru akan terjadi pada paruh kedua 2024. “Kemungkinan FFR akan turun di paruh kedua tahun depan,” tuturnya. Sebelumnya, ia mengatakan tingginya suku bunga negara maju ini akan bertahan tetap tinggi dan berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama (higher for longer).

Kemudian, Perry mengungkap utang pemerintah AS yang membengkak. “Yang menjadi hal yang baru adalah utang pemerintah AS, karena untuk biaya Covid-19 dan perang menyebabkan suku bunga obligasi pemerintah AS atau Yield US Treasuty meningkat tajam,” kata dia.

Advertising
Advertising

Hal ini terlihat pada triwulan ketiga, di mana Yield US Treasury 10 tahun menukik tajam menjadi 4,57 persen. Sebelumnya, pada triwulan kedua, Yield US Treasury 10 tahun berada di level 3,84 persen. “Ini kemungkinan akan naik lagi pada triwulan keempat yakni 5,16 persen di akhir tahun dan bertahan relatif tinggi di 2024,” tutur Perry.

Menurut Perry, faktor ini menyebabkan terjadinya pelarian modal yang besar ke Amerika Serikat, sehingga membuat indeks dolar menjadi sangat tinggi. “Indeks dolar meningkat dari 102,6 (pada triwulan kedua), menjadi 103,3 pada triwulan ketiga, dan 107,0 pada triwulan keempat 2023. Kemungkinan tahun depan baru turun,” katanya.

Pilihan Editor: BI: Rp 1,27 Triliun Modal Asing Keluar dari Pasar Keuangan Domestik

Berita terkait

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

21 jam lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

1 hari lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

2 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

2 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

3 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

4 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

4 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

4 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya