Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Tiga 2023 Lebih Rendah dari Perkiraan, Apa Penyebabnya?

Kamis, 9 November 2023 10:08 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut, kata dia, turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan.

“Terutama (penyebabnya) didorong oleh kontraksi laju belanja pemerintah,” ujar Josua saat dihubungi pada Senin, 6 November 2023.

Dari sisi pengeluaran, kata dia, konsumsi rumah tangga dan investasi masih memiliki kontribusi terbesar dibandingkan komponen lainnya. Konsumsi rumah tangga pada kuartal ketiga 2023 tercatat 5,06 persen yoy, dari kuartal sebelumnya 5,23 persen yoy.

Perlambatan konsumsi rumah tangga terindikasi dari perlambatan laju penjualan retail pada akhir kuartal ketiga 2023 tercatat 1 persen yoy dari akhir kuartal dua 2023 yang tercatat 7,9 persen yoy. Selain itu, laju pertumbuhan penjualan mobil, baik wholesale dan retail juga tercatat melambat pada kuartal ketiga 2023 dengan masing-masing terkontraksi -12,0 persen dan -8,8 persen yoy.

“Sementara kuartal kedua 2023 tercatat 5,8 persen dan 1,9 persen yoy,” kata Josua.

Advertising
Advertising

Selain itu, laju penjualan motor pada kuartal ketiga 2023 juga tercatat melambat menjadi 11,3 persen YoY dari kuartal sebelumnya yang tercatat 40 persen yoy. Sementara itu, konsumsi rumah tangga cenderung masih solid pertumbuhannya.

Hal itu terindikasi dari indikator inflasi dimana per akhir kuartal ketiga 2023 inflasi tercatat rendah di kisaran 2,28 persen yoy sejalan dengan normalisasi dampak penyesuaian harga BBM tahun lalu. “Selain itu, indikator nilai tukar petani pada kuartal ketiga 2023 juga menunjukkan tren meningkat dibandingkan dengan akhir kuartal kedua 2023,” ucap dia.

Sementara, belanja pemerintah pada kuartal ketiga 2023 tercatat terkontraksi -3,76 persen yoy, jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya 10,62 persen yoy. Komponen mengalami perlambatan pada kuartal ketiga 2023 antara lain belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bansos meskipun belanja modal dan belanja pembayaran bunga utang cenderung meningkat.

Belanja pemerintah yang cenderung rendah tersebut juga terindikasi dari realisasi sementara anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2023 yang terus menunjukkan surplus pada September 2023. Hal itu mengindikasikan adanya pengetatan fiskal.

“Pengeluaran diperkirakan akan mendapatkan momentum pada kuartal keempat 2023, didorong oleh persiapan pemilihan umum 2024 dan peningkatan pengeluaran untuk subsidi dan bantuan sosial,” tutur Josua.

Dari sisi kinerja ekspor dan impor, juga kembali mengalami kontraksi pada kuartal ketiga 2023. Hal itu mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global. “Situasi ini telah menyebabkan penurunan volume perdagangan global dan penyempitan surplus perdagangan Indonesia,” kata Josua.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adaninggar Widyasanti mengatakan daya beli masyarakat masih stabil. Hal itu pula yang turut mendorong ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 persen YoY pada triwulan ketiga 2023.

"Daya beli masyarakat terlihat stabil, diindikasikan inflasi yang terkendali," kata Amalia dalam konferensi pers, kemarin.

Selain itu, kata dia, indeks penjualan eceran riil juga tumbuh 1,25 persen yoy per September 2023. Sedangkan penjualan sepeda motor tumbuh 11,28 YoY; nilai transaksi uang elektronik tumbuh 6,91 persen YoY; dan nilai transaksi kartu kredit tumbuh 25,775 persen YoY. "Terlihat juga masih tumbuh cukup tinggi kredit KPR dan KPA, yakni 12,30 persen YoY,” kata Amalia.

Selain dukungan daya beli masyarakat, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi didorong respons kebijakan pemerintah. Sebagai informasi, belanja modal pemerintah pada triwulan ketiga 2023 tumbuh 32,37 persen. "Dan di sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 5,75 persen di triwulan ketiga tahun ini," ujar Amalia.

Adapun pada triwulan ketiga 2023, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,94 persen secara YoY dan tumbuh 1,60 persen secara Quartal to Quartal (QtQ). Sehingga, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,05 persen.

Amalia menuturkan pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga 2023 lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pola yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga selalu lebih rendah dibanding triwulan kedua, kecuali pada 2020 atau ketika pandemi Covid-19.

"Namun dengan capaian pertumbuhan 4,94 persen yoy pada triwulan ketiga tahun ini, ekonomi Indonesia terjaga solid dan tumbuh positif," kata Amalia.

MOH KHORY ALFARIZI | CAESAR AKBAR | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Pengangguran Tembus 7,86 Juta Orang, Bos Apindo Soroti Anjloknya Serapan Tenaga Kerja di Industri Manufaktur

Berita terkait

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

23 jam lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

2 hari lalu

Faisal Basri Prediksi Dua Pos Anggaran yang Bakal Dialihkan untuk Program Makan Siang Gratis

Ekonom senior Faisal Basri memprediksi dua sumber anggaran yang kemungkinan dapat dialihkan untuk mendanai makan siang gratis

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

2 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

2 hari lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

3 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya