Harga Pangan Naik di Akhir Tahun, Gubernur BI Optimistis Inflasi Terkendali di 3 Persen

Jumat, 3 November 2023 14:15 WIB

Gubernur BI Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Bank Indonesia (BI) mengubah arah kebijakan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 18-19 Oktober 2023. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo optimistis inflasi akan terkendali di kisaran 3 persen, meskipun harga pangan cenderung naik di penghujung tahun.

"Kami masih meyakini bahwa inflasi akan tetap terkendali," tutur Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) pada Jumat, 3 November 2023 di Jakarta Pusat. "Perkiraan kami, inflasi akhir tahun ini adalah sekitar 3 persen."

Perry lantas menyebut ada risiko dari kenaikan harga pangan. Namun dia mengklaim pemerintah telah melakukan pengendalian.

"Biasa kalau akhir-akhir tahun itu harga pangan naik, tapi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) semakin digencarkan," ucap Perry.

Dia melanjutkan, Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan dan pemerintah daerah akan memastikan inflasi terjaga di tahun ini melalui GNPIP. Selain itu, dia menyebut Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati juga telah menyiapkan insentif untuk mengatasi kenaikan harga pangan.

Advertising
Advertising

"Pada 2024, target kita 2,5±1 persen," ujar Perry Warjiyo. "Perkiraan kami bersama Bu Menteri Sri Mulyani inflasi tahun depan itu 2,8 persen."

Senada dengan Perry, Sri Mulyani menyebut inflasi terkendali di kisaran sasaran. Dia menyebut, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2023 tercatat rendah atau 2,56 persen secara tahunan (year on year/yoy).

"Ini didukung oleh inflasi inti dan kelompok administered prices yang terjaga, di tengah peningkatan inflasi kelompok volatile food sebagai dampak kenaikan harga beras," kata Sri Mulyani.

Sebagai informasi, dinukil dari laman resmi BI, inflasi komponen harga yang diatur pemerintah alias administered prices dominan dipengaruhi oleh kejutan dari kebijakan harga pemerintah, seperti harga BBM subsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan sebagainya.

Sementara inflasi komponen bergejolak alias volatile food dipengaruhi oleh kejutan dari kelompok bahan makanan, seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun internasional.

Dia menuturkan, ke depan bauran kebijakan moneter dan sinergi pemerintah pusat maupun daerah terus diperkuat. Ini untuk mengantisipasi berbagai risiko tekanan inflasi dan memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3,0±1 persen pada 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024.

Berita terkait

Nyaris Kembali ke Pusaran Rp 16.000, Kurs Rupiah Melemah Jadi Rp 15.999 per Dolar AS

38 menit lalu

Nyaris Kembali ke Pusaran Rp 16.000, Kurs Rupiah Melemah Jadi Rp 15.999 per Dolar AS

Kemarin, kurs rupiah ditutup melemah 23 poin ke level Rp 15.978 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

9 jam lalu

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

Mantan Dubes AS untuk Indonesia menilai ada tiga isu yang menjadi faktor penentu hasil persaingan Biden dan Trump dalam pilpres AS 2024.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah pada Sesi Pertama Perdagangan Hari Ini, Indeks Sektor Keuangan Turun Paling Dalam

Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG masih kembali melemah pada sesi pertama hari ini. Sempat naik cukup tinggi di awal sesi, tapi ditutup melemah

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

2 hari lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

3 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

4 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

4 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

4 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

5 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya