Surplus Perdagangan RI per September 2023 Tembus USD 3,42 Miliar, BPS: 41 Bulan Berturut-turut

Senin, 16 Oktober 2023 15:08 WIB

Kapal pengangkut peti kemas bersiap untuk bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu, 1 September 2021. Sementara itu, angka ekspor di kuartal II naik 31,8 persen. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2023 mengalami surplus perdagangan sebesar US$ 3,42 miliar. "Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 41 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," katanya dalam jumpa pers Rilis Berita Resmi Statistik, di Jakarta Pusat, Senin, 16 Oktober 2023.

Surplus neraca perdagangan bulan September 2023 tersebut naik US$ 300 juta ketimbang bulan sebelumnya. Meski begitu, nilai surplus itu lebih rendah dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu (yoy).

Amalia menjelaskan, surplus neraca perdagangan per September 2023 utamanya ditopang surplus nonmigas sebesar US$ 5,34 miliar, dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, dan besi baja.

Adapun surplus neraca perdagangan nonmigas September 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 4,46 miliar, namun masih lebih rendah dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

"Surplus neraca perdagangan nonmigas di bulan September 2023 ini jauh lebih tinggi daripada bulan lalu memang, tetapi lebih rendah dibandingkan September tahun 2022," kata Amalia.

Advertising
Advertising

Sementara itu, neraca perdagangan sektor migas Indonesia tercatat defisit US$ 1,92 miliar dengan komoditas penyumbang defisit, yaitu minyak mentah dan hasil minyak. "Defisit neraca perdagangan migas September 2023 ini lebih tinggi daripada bulan sebelumnya tapi lebih rendah dari bulan yang sama tahun lalu."

Secara keseluruhan, kata Amalia, total surplus neraca perdagangan Indonesia dari Januari hingga September 2023 mencapai US$ 27,75 miliar. Angka ini lebih rendah sekitar US$ 12,1 miliar bila dibandingkan periode serupa tahun 2022.

Sedikitnya ada tiga negara mitra dagang utama Indonesia yang mendorong surplus neraca perdagangan barang. Tiga negara itu adalah Amerika Serikat, India, dan Filipina.

Rinciannya adalah, surplus dengan Amerika Serikat dengan nilai US$ 1,15 miliar, surplus dengan India US$ 1,14 miliar, dan surplus dengan Filipina US$ 763 juta. Surplus terbesar dengan Amerika Serikat dikontribusi oleh perdagangan mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya, lemak dan minyak hewan nabati, serta pakaian dan aksesorisnya.

Sebaliknya, tiga negara mitra dagang Indonesia yang menyumbang defisit, yaitu Australia US$ 387 juta, Thailand US$ 341 juta, dan Brasil US$ 206 juta. "Defisit terdalam yang dialami dengan Australia karena didorong oleh tiga komoditas utama yaitu serealia terutama gandum, bahan bakar mineral, dan bijih logam perak dan abu," kata Amalia.

ANTARA

Pilihan Editor: Pupuk Indonesia Surplus 600 Ribu Ton, Kementan Berencana Ekspor Tahun Ini

Berita terkait

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

1 hari lalu

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

Freeport beberapa kali menyuarakan harapan agar izin ekspor konsentrat tembaga tetap dibuka.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

1 hari lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

2 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

2 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

2 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

2 hari lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

2 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

2 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

2 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik sebesar Rp 8 ribu ke level Rp 1.318.000 per gram.

Baca Selengkapnya

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

2 hari lalu

RI Minta Dukungan Belanda soal Perjanjian Bilateral Dagang dengan Uni Eropa

Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membahas kelanjutan rencana perjanjian bilateral dagang RI-Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya