3 Instruksi Jokowi ke Kementerian dan Lembaga untuk Mitigasi Dampak El Nino
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 4 Oktober 2023 07:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginstruksikan tiga hal ke kementerian dan lembaga terkait dalam menjaga persediaan air agar ketahanan pangan nasional tercapai di tengah fenomena El Nino yang kini melanda sejumlah daerah.
Tiga hal tersebut disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar usai menghadiri agenda rapat terbatas (ratas) mitigasi dampak fenomena El Nino yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2023.
"Intinya arahan dari Bapak Presiden ada tiga hal, yaitu pertama pemetaan persoalan secara komprehensif, yang kedua fokus untuk strategi tersedianya air, dan yang ketiga daerah sentra produksi pangan agar dicek terus-menerus untuk kecukupan air," ujar Siti Nurbaya.
Pada rapat itu, sejumlah kementerian dan lembaga terkait menyampaikan laporan terbaru terkait langkah mitigasi terhadap persoalan kekeringan. Salah satunya adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang melaporkan 60 sampai 80 persen persediaan air di Indonesia saat ini masih efektif.
Dalam laporannya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyebutkan kondisi 114 danau, kemudian 323 situ, ramu, maupun embung. "Itu kira-kira antara 60 sampai 80 persen masih efektif. Jadi masih bisa teratasi," ujar Siti Nurbaya.
Presiden Jokowi pada rapat itu juga mengarahkan agar kementerian dan lembaga terkait mewaspadai potensi gagal panen akibat air irigasi pertanian yang kian menyusut. Selain itu, yang juga perlu dimitigasi adalah persediaan pasokan air bersih bagi kebutuhan masyarakat yang harus selalu dipenuhi.
"Kemudian beras harus tetap ada dan antisipasi, dan tangani persoalan kebakaran hutan dan lahan, termasuk mengatasi berbagai komplain yang ada dan harus disikapi," ucap presiden.
Selanjutnya: Kepala negara juga meminta ...
<!--more-->
Kepala negara juga meminta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan ramalan cuaca secara jelas kepada masyarakat. "Kemudian Bapak Presiden meminta BMKG menyampaikan ramalan cuaca dan proyeksi ke depan," tutur Siti Nurbaya.
Adapu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan puncak El Nino masih akan bertahan hingga akhir Oktober, dan pada November mulai terjadi transisi dari kemarau ke musim hujan. El Nino diprediksi moderat hingga akhir tahun, melemah di Februari-Maret, dan berakhir di bulan Maret.
“Namun, alhamdulillah karena adanya angin monsun dari arah Asia sudah masuk ini mulai November, jadi kita akan insyaallah mulai turun hujan di bulan November," tutur Dwikorita. "Artinya pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan sehingga diharapkan kemarau kering itu insyaallah berakhir secara bertahap, ada yang sebelum November tapi sebagian besar mulai November, ada yang lebih mundur lagi."
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi menyebutkan terjadi penurunan produksi, utamanya di sektor tanaman pangan yang terdampak El Nino. Untuk meningkatkan stok cadangan beras pemerintah (CBP), ia melanjutkan, pemerintah melakukan impor agar harga di pasar tetap terkendali.
“Jadi untuk menekan harga di pasar, kita coba siasati dengan membanjiri produk. Mudah-mudahan ini cukup efektif kita lakukan, bersinergi dengan kementerian/lembaga lain utamanya Kemendag (Kementerian Perdagangan), juga dengan Bapanas (Badan Pangan Nasional),” kata Harvick.
ANTARA
Pilihan Editor: Bapanas Batasi Pembelian Beras: Supaya Masyarakat Bijak Berbelanja