Warga Singapura Tertipu Investasi Saham Rp 104 Miliar

Reporter

Editor

Minggu, 24 Mei 2009 14:07 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Seorang warga Singapura, Rosemary Anne James, mengaku telah tertipu sebesar Rp 104 miliar dalam bisnis investasi saham.

Menurut Rosemary, kasus ini berawal dari investasi saham. Pada 2002, perusahaannya yang berbasis di Singapura, Citi Globe Pte Ltd, berkongsi dengan perusahaan Indonesia PT Pacific Finans Indo untuk membeli perusahaan sekuritas PT Genta Pastado Abadi. Pacific memegang saham mayoritas, dan Citi memiliki 40 persen saham. Nilai investasi Rosemary saat itu Rp 20 miliar. Perusahaan yang baru dibeli itu kemudian diubah menjadi PT Citi Pacific Securities dan bergerak di bidang perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta.

"Selama itu tidak pernah diberi laporan keuangan dan pembagian keuntungan," kata perempuan 44 tahun itu kepada wartawan, Ahad (24/5). Pada Juni 2007, Rosemary melihat situs Badan Pengawas Pasar Modal atau Bapepam dan menemukan Citi Globe sudah tidak lagi tercantum sebagai pemegang saham Citi Pacific. Posisi perusahaannya diganti oleh PT Lukfinindo Pratama.

Rosemary juga menemukan bahwa penjualan saham Citi Globe terjadi pada 11 Januari 2007 dan tercantum dalam Akta Notaris nomor 4 sesuai keputusan rapat PT Citi Pacific Securities, dimana dia disebut telah memberi surat kuasa kepada perempuan bernama Andriyani untuk menjual sahamnya. "Padahal saya tidak kenal orang itu," kata Rosemary.

Menurutnya, nilai Citi Pacific saat ini sudah melonjak menjadi Rp 260 miliar. Saham 40 persen milik Rosemary setara dengan Rp 104 miliar. "Saya tidak pernah terima uang penjualan itu," ujarnya. April 2008, Rosemary melapor ke Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya dan tercatat dalam Laporan Polisi Nomor:LP/844/K/IV/2008/SPK UNIT III. Dia juga diminta memberikan dokumen asli untuk mencocokkan tandatangan di Pusat Laboratorium Forensik.

Penyidikan memakan waktu setahun lebih. Pada 7 Mei lalu, Rosemary terima Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dari Polda Metro Jaya dengan nomor B/4011/V/2009/Dit Reskrimum. Surat yang ditandatangani penyidik Ajun Komisaris Besar Hilman tersebut menyatakan polisi telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini, yaitu Andriyani, Monang Lumban Tobing (Direktur Utama PT Citi Pacific), Hendri Budiman (Direktur PT Citi Pacific), dan Johanes Herkiamto (notaris). Mereka dikenakan pasal 266, 263, 372 tentang penggelapan.

Polisi menguak transaksi terjadi pada 9 Oktober 2006 di Plaza BII Tower III, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. Foto kopi surat kuasa dari Rosemary ke Andriyani tanggal 5 Oktober 2006, berikut akta notaris perusahaan dijadikan barang bukti. Dalam surat itu, Hilman mengatakan polisi telah rampung memeriksa kasus ini. Berkasnya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Jakarta 1 Mei lalu.

REZA M

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

6 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

38 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya