Kinerja Keuangan Digital Kuat, Gubernur BI: Transaksi Uang Elektronik Agustus Capai Rp 38,51 T
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Jumat, 22 September 2023 11:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Nilai transaksi uang elektronik (UE) pada Agustus 2023 meningkat sebesar 8,62 persen Year on Year (YoY), sehingga mencapai Rp 38,51 triliun,
“Sementara nilai transaksi digital banking tumbuh sebesar 11,87 persen YoY sehingga mencapai Rp 5.098,46 triliun,” ujar Perry dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur di Kantor BI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 21 September 2023.
Nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh sebesar 89,64 persen YoY. Sehingga mencapai Rp 18,33 triliun, dengan jumlah pengguna 40,05 juta dan jumlah merchant 28,38 juta yang sebagian besar merupakan UMKM.
BI juga terus mendorong akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama sistem pembayaran antarnegara guna mendorong inklusi ekonomi keuangan serta perluasan ekonomi dan keuangan digital. “Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit mencapai Rp 679,16 triliun atau turun sebesar 6,00 persen YoY,” kata Perry.
Dari sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Agustus 2023 meningkat 4,66 persen YoY sehingga menjadi Rp 944,70 triliun. BI terus memastikan ketersediaan uang rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI.
Selanjutnya: “Melalui program pengedaran uang...."
<!--more-->
“Melalui program pengedaran uang rupiah ke daerah Terluar, Terdepan, Terpencil (3T), serta melalui kegiatan Kas Keliling, Kas Titipan, dan Ekspedisi Rupiah Berdaulat,” ucap dia.
Perry juga menjelakan nilai tukar rupiah tetap terjaga sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh BI. Peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar Rupiah pada September 2023 (sampai 20 September 2023) secara point to point melemah sebesar 0,98 persen dibandingkan dengan level akhir Agustus 2023.
Secara Year to Date (YtD) nilai tukar rupiah menguat 1,22 persen dari level akhir Desember 2022. “Lebih baik dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara berkembang lainnya seperti Rupee India, Peso Filipina, dan Baht Thailand yang masing-masing mengalami depresiasi sebesar 0,42 persen, 1,92 persen, dan 4,03 persen,” ujar Perry.
Ke depan, Perry melanjutkan, BI memprakirakan stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga. Hal itu sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah, dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.
Pilihan Editor: Gubernur BI: Inflasi akan Tetap Rendah hingga Akhir 2023 Meski Harga Beras Naik