Bustanul Arifin Prediksi Kenaikan Harga Beras Alami Jeda pada Oktober, Apa Sebabnya?
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 21 September 2023 20:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin memprediksi kenaikan harga beras mengalami jeda pada Oktober 2023. Apa sebabnya?
Hal ini diungkapkan Bustanul dalam diskusi yang digelar Indef hari ini. Ia lantas membandingkan dua panel, yakni luas panen dan produksi padi nasional, yang terlihat menurun.
"Saya tuliskan di situ (di slide presentasi), ada harapan sedikit," kata Bustanul dalam diskusi yang dipantau di YouTube Indef pada Kamis, 21 September 2023.
Dia menjelaskan, hal ini karena Indonesia biasanya mengalami dua kali panen. Panen pertama ketika Maret-April, sedangkan panen kedua biasanya terjadi pada Oktober.
Bustanul menuturkan, terlihat ada kenaikan di kedua panel pada Oktober tahun lalu dan diperkirakan tahun ini juga akan mengalami hal serupa. Namun setelah itu grafik terlihat menurun.
"Jadi bahasa singkatnya, perkiraan kenaikan harga ini kapan berhenti? Oktober jeda sedikit, tapi November-Desember naik lagi," kata Bustanul.
Oleh sebab itu, lanjut dia, dia berharap ada opsi solusi untuk stabilisasi harga beras karena ramalannya hampir naik.
Dilansir dari laman Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras premium per hari ini adalah Rp 14.580 per kilogram.
Peta wilayah Indonesia terlihat merah sebagian besar. Ini menggambarkan sebagian besar harga beras premium berada lebih dari 5 persen di atas harga eceran tertinggi atau harga acuan pembelian (HET/HAP).
Sedangkan rata-rata harga beras medium per hari ini adalah Rp 12.980 per kilogram. Terlihat pula peta wilayah Indonesia diwarnai merah seluruhnya, menunjukkan harga beras medium se-Indonesia dijual lebih dari 20 persen di atas HET/HAP.
Pilihan Editor: Bappenas Yakin Kenaikan Harga Beras Tak Pengaruhi Tingkat Kemiskinan