Jokowi Naikkan Gaji ASN dan TNI/Polri, Pengamat Singgung Dampaknya terhadap Fiskal Negara

Kamis, 17 Agustus 2023 19:07 WIB

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato RUU APBN 2024 dalam Rapat Paripurna ke-1 Masa Persidangan I tahun 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 16 Agustus 2023. Dalam RUU APBN 2024, Jokowi menyebutkan upaya pemerintah mendorong reformasi birokrasi termasuk perbaikan kesejahteraan ASN dengan mengusulkan kenaikan gaji ASN Pusat/Daerah, TNI/Polri sebesar 8 persen dan Pensiunana 12 persen. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, berkomentar soal keputusan Presiden Jokowi menaikkan 8 persen gaji ASN dan TNI/Polri serta 12 persen bagi pensiunan. Achmad mengatakan kebijakan tersebut mestinya diperhitungkan.

"Meskipun kenaikan gaji itu membawa manfaat, dampaknya terhadap fiskal negara harus dicermati. Menemukan keseimbangan antara kesejahteraan ASN, TNI/Polri dan keberlanjutan fiskal adalah esensi dalam kebijakan ini," kata Achmad melalui pesan WhatsApp kepada Tempo, Kamis, 17 Agustus 2023.

Achmad membeberkan lima poin yang perlu dipertimbangkan dalam kebijakan ini. Kelima poin tersebut, yakni kondisi fiskal terbatas 2024, beban fiskal yang berat, pembangunan daerah yang terbebani belanja ASN, stabilitas politik dan objektiftivitas dalam kenaikan gaji ASN.

Ia menilai kenaikan gaji ASN dan TNI/Polri serta pensiunan berpotensi menganggu alokasi dana untuk program-program penting. Di sisi lain, Achmad berujar, pemerintah juga belum memaparkan risiko fiskal darikebijakan ini.

"Terutama bagaimana pengaruhnya terhadap alokasi dana yang seharusnya diperuntukkan bagi program-program lain seperti bansos, pembayaran utang luar negeri, anggaran kesehatan," ujar dia.

Advertising
Advertising

Soal beban fiskal, Achman mengatakan kenaikan gaji ASN dan TNI/Polri secara signifikan juga berpotensi memberi tekanan pada APBN. Apalagi dalam ketidakpastian kondisi ekonomi global dan kebututuhan buffer finansial. Dia pun mengaatakan kebijakan kenaikan gaji ini mesti dievaluasi dengan matang. Apalagi, kata dia, utang negara membesar dan membebani APBN.

Lebih lanjut, dia bicara soal tantangan anggaran di daerah. Dia berujar, situasi anggaran di daerah, belum tentu optima seluruhnya. Beberapa daerah, kata Achmad, mengalokasikan lebih dari 70 persen APBD untuk belanja pegawai alih-alih untuk pembangunan. "Kenaikan gaji tanpa mempertimbangkan kondisi ini bisa menghambat pembangunan daerah," ujarnya.

Ia juga bicara soal stabilitas politik dan Pemilu 2024. Menurutnya, kebijakan ini cukup riskan. Meski dapat dianggap sebagai prestasi pemerintah saat ini, kenaikan gaji ASN dan TNI/Polri berpotensi menjadi warisan tanggungan bagi pemerintahan berikitnya.

"Kebijakan ini seharusnya diberikan kepada pemimpin yang akan datang untuk mempertimbangkannya," kata dia.

Selanjutnya: Kenaikan gaji harus diikuti tujuan yang jelas<!--more-->

Terakhir, ia menyinggung tujuan kenaikan gaji ASN dan TNI/Polri. Dia mengatakan kenaikan gaji ini harus diikuti tujuan yang jelas, termasuk untuk peningkatan kinerja dan efisiensi.

"Jika kenaikan gaji tidak diimbangi dengan kemajuan yang nyata dalam pembangunan, risiko anggaran belanja pegawai yang melampui anggaran pembangunan semakin besar," tutur dia. "Presiden perlu menjelaskan seperti apa peningkatan kinerja ASN yang dijanjikan."

Oleh karena itu, ia mengatakan pemerintah dan DPR perlu mengadopsi pendekatan lebih luas dalam mengevaluasi dampak jangka panjang kenaikan gaji ini terhadap APBN. Selain itu, menurutnya, perlu ada pilihan alternatif yang kreatif.

"Menyelaraskan kepentingan ekonomi dengan kesejahteraan ASN bisa diwujudkan melalui skema insentif kinerja atau solusi kreatif lainnya," kata dia.

Adapun kebijakan kenaikan gaji ASN dan TNI/Polri ini disampaikan Presiden Jokowi dalam Pidato Penyampaian RUU APBN 2024 dan Nota Keuangan di Gedung Nusantara, Senayan, Rabu, 16 Agustus 2023.

Jokowi menyebut dengan adanya kenaikan itu, maka kinerja ASN dapat lebih ditingkatkan menjadi lebih produktif. Selain itu, kenaikan haji dipercaya dapat mengakselerasi transformasi ekonomi dan pembangunan nasional.

"Perbaikan kesejahteraan, tunjangan dan remunerasi ASN dilakukan berdasarkan kinerja dan produktivitas," kata Jokowi dalam paparannya.

RIRI RAHAYU | M. JULNIS FIRMANSYAH

Pilihan Editor: 3 Alasan Presiden Jokowi Naikkan Gaji PNS 2024

Berita terkait

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

2 jam lalu

Jokowi Jamu Makan Malam 2.300 Undangan Delegasi World Water Forum di Bali, Ini Pesannya

Ada 500 undangan naratetama atau VVIP dan Ketua DPR Puan Maharani di antara welcoming dinner delegasi World Water Forum ke-10 di Bali malam ini.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

5 jam lalu

Bamsoet: Golkar Siapkan Karpet Merah untuk Jokowi, Gibran dan Maruarar Jika Ingin Gabung

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan bakal menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin bergabung dengan partainya.

Baca Selengkapnya

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

8 jam lalu

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

8 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

8 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Kapolri dengan Masa Jabatan Terlama

9 jam lalu

Inilah 5 Kapolri dengan Masa Jabatan Terlama

Wacana memperpanjang batas maksimal usai pensiun anggota Polri membuka peluang masa jabatan Kapolri jadi lebih lama.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

12 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Korban Begal hingga Jari Putus Direkrut Kapolri Jadi Casis Bintara Polri, Satrio: Saya Ingin Memberantas Kejahatan

12 jam lalu

Korban Begal hingga Jari Putus Direkrut Kapolri Jadi Casis Bintara Polri, Satrio: Saya Ingin Memberantas Kejahatan

Casis bintara Polri Satrio Mukhti berharap, tidak ada korban begal lain seperti dirinya.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

12 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

Polda Jabar Sebar Data 3 DPO Diduga Pembunuh Vina, Ini Aturan Penetapan Daftar Pencarian Orang

12 jam lalu

Polda Jabar Sebar Data 3 DPO Diduga Pembunuh Vina, Ini Aturan Penetapan Daftar Pencarian Orang

Polda Jabar telah sebarkan data DPO 3 orang diduga pelaku pembunuh Vina. Ketahui aturan penetapan daftar pencarian orang.

Baca Selengkapnya