Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2023 Mencapai 5,17 Persen, BPS: Solid di Tengah Perlambatan Global
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 7 Agustus 2023 13:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua tahun 2023 mencapai 5,17 persen secara tahunan (yoy). Sedangkan secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi tercatat 3,86 persen.
Pada kuartal II tahun ini, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 5.226,7 triliun. Sementara PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp 3.075,7 triliun.
Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Mohammad Edy Mahmud menyebutkan pertumbuhan ekonomi secara tahunan konsisten berada pada level 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut. "Menandakan pertumbuhan ekonomi kita semakin stabil,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin, 7 Agustus 2023.
Edy menjelaskan, industri pengolahan atau manufaktur tercatat sebagai sektor penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kedua tahun ini, yakni sebesar 0,98 persen. “Pertumbuhan ekonomi yoy sebesar 5,17 persen, sebetulnya 0,98 persen dari 5,17 persen itu disumbang oleh manufaktur," ujarnya.
Adapun sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi kedua terbesar adalah perdagangan dan diikuti dengan sektor transportasi masing-masing dengan pertumbuhan 0,68 persen dan 0,63 persen. Berikutnya, sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar lainnya adalah informatika dan komunikasi 0,51 persen, dan sektor lainnya 2,37 persen.
Angka pertumbuhan ekonomi itu, menurut Edy, termasuk solid. Apalagi pertumbuhan terjadi di tengah melambatnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan.
Selanjutnya: Bila ditilik PDB per sektor, kata Edy, ...
<!--more-->
Bila ditilik PDB per sektor, kata Edy, industri pengolahan, perdagangan, dan transportasi menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2023. PDB sektor industri pengolahan atau manufaktur, misalnya, tercatat tumbuh sebesar 4,88 persen (yoy), dengan ditopang oleh industri makanan minuman yang juga tumbuh sebesar 4,62 persen .
PDB manufaktur juga didorong oleh peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO) dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) serta peningkatan konsumsi makanan dan minuman saat periode Idul Fitri dan Idul Adha.
Adapun pendorong pertumbuhan ekonomi lainnya adalah PDB sektor perdagangan yang tercatat tumbuh 5,25 persen dengan ditopang peningkatan aktivitas produksi. Dari segi perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor tumbuh 4,97 persen didorong oleh peningkatan aktivitas produksi, konsumsi dan mobilitas masyarakat. Selain itu, perdagangan mobil, sepeda motor, dan reparasinya tumbuh sebesar 6,56 persen dengan didorong oleh peningkatan penjualan mobil dan sepeda motor.
Berikutnya, sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi lainnya adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh solid 15,28 persen seiring peningkatan mobilitas masyarakat. Sektor transportasi ini didukung oleh angkutan udara yang tumbuh 32,88 persen seiring peningkatan kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.
Lalu ada sektor angkutan laut yang tumbuh 18,26 persen didorong oleh peningkatan jumlah penumpang dan barang, serta angkutan rel yang tumbuh 19,40 persen sejalan dengan peningkatan mobilitas setelah penghapusan PPKM pada akhir 2022 dan momen liburan. "Banyak sekali momen liburan di tahun 2023 di triwulan II terutama pas libur lebaran dan sekolah,” kata Edy.
ANTARA
Pilihan Editor: Apa Maksud Ekonomi Gelap Gulita yang Disebut Sri Mulyani?