Fakta-fakta Terbaru El Nino: Ancaman Kemarau Meluas hingga Bantuan Dana Rp 8 Triliun

Kamis, 3 Agustus 2023 16:44 WIB

Ilustrasi kekeringan. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebut 63 persen dari 699 wilayah zona musim di Tanah Air telah kena dampak El Nino. Wilayah tersebut dilaporkan sudah memasuki musim kemarau.

Puncak fenomena ini diperkirakan akan terjadi pada Agustus dan September mendatang. “Sudah terdampak langsung dari El Nino itu sekitar 63 persen wilayah zona musim tadi,” kata Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Fachri Radjab, pada Senin, 31 Juli 2023.

Fakta-fakta terbaru fenomena El Nino

1. Diperkirakan lebih kering dari fenomena sebelumnya

Menurut Fachri Radjab, musim kemarau 2023 ini diperkirakan lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Berdasarkan prediksi BMKG, beberapa wilayah akan mengalami intensitas hujan dalam kategori rendah. “Jadi, ada beberapa wilayah yang memang kami prediksikan intensitas hujannya itu dalam kategori rendah,” ujar Fachri.

2. Wilayah terdampak

Adapun wilayah terdampak yang mengalami hujan bulanan intensitas rendah yaitu Sumatera termasuk Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung memiliki intensitas hujan rendah; Seluruh wilayah Jawa; Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT)b Pulau Kalimantan seperti di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara; serta Sulawesi, utamanya Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

Advertising
Advertising

“Nah, itu yang berpotensi terjadi musim kering yang ekstrem,” tuturnya.

3. Ancaman kekeringan meteorologis

Menurut Fachri Radjab, kekeringan meteorologis merupakan kekeringan yang disebabkan karena curah hujan di suatu daerah berada di bawah normal. Ada tiga kategori, yaitu status siaga dan awas, dan waspada.

Pada status siaga, jumlah hari tanpa hujan sedikitnya selama 31 hari, dengan prakiraan kemungkinan curah hujan kurang dari 20 milimeter per sepuluh hari atau dasarian lebih dari 70 persen.

Sedangkan status awas yang artinya kekeringan siap terjadi. Indikasinya jumlah hari tanpa hujan sedikitnya 61 hari, dengan prakiraan kemungkinan curah hujan kurang dari 20 milimeter per sepuluh hari atau dasarian lebih dari 70 persen.

Sementara status waspada, jumlah hari tanpa hujan sedikitnya selama 21 hari dengan prakiraan kemungkinan curah hujan kurang dari 20 milimeter per sepuluh hari atau dasarian lebih dari 70 persen.

4. Risiko kekeringan ancam sejumlah sektor

BMKG mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat pemangku kepentingan terkait agar berhati-hati terhadap kekeringan. Sebab dampaknya bisa ke sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, pengurangan ketersediaan air tanah atau kelangkaan air bersih, dan peningkatan potensi kebakaran.

5. Antisipasi pemerintah hadapi dampak kemarau

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pemerintah menyiapkan 500 ribu hektar lahan pertanian untuk mengantisipasi dampak kemarau El Nino. Lahan produksi untuk mengantisipasi El Nino itu berada di Sumut, Sumsel, Jateng, Jabar, Jatim, dan Sulsel. Pemerintah juga menyiapkan wilayah penyangga untuk produksi di Kalsel, NTB, Banten, dan Lampung.

“Saya baru pulang dari tujuh provinsi hari ini, dan tujuh provinsi menyatakan kesiapannya untuk lahan yang kita konsentrasikan kalau besok ada masalah tentang El Nino untuk kepentingan nasional,” ujarnya.

Menurutnya, lahan tersebut untuk menutupi kekurangan produksi yang terimbas El Nino sekitar 300 ribu ton sampai 1,2 juta ton. Dengan begitu, Syahrul optimistis dapat mengendalikan dampak El Nino agar tidak mengganggu stok pangan nasional khususnya beras. Hingga saat ini, menurut data Kementerian Pertanian, stok dan harga beras masih terjaga. Pemerintah hingga September 2023, ujar Syahrul, masih memiliki kelebihan stok 2,7 juta ton beras.

“Dari setiap bulan masih ada panen 800 ribu hektar itu menghasilkan cukup untuk kebutuhan kita setiap bulan sekitar 2 juta (ton),” ujarnya.

6. Pemerintah klaim kebutuhan pokok masih aman

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengklaim ketersediaan kebutuhan pokok masih bisa dikendalikan, seiring adanya ancaman puncak El Nino. Zulhas, sapaannya, mengatakan Bulog melaporkan stok beras masih dalam keadaan cukup. Begitu pula dengan kebutuhan pokok lainnya. Meski komoditi tertentu mengalami kenaikan harga, menurutnya beberapa bahan pangan stabil.

“Harga juga stabil. Memang ada beberapa stabil tinggi, harga telur. Kalau harga ayam, sudah mulai turun,” kata Zulhas ketika ditemui media di Kantor Kemendag, Selasa, 1 Agustus 2023.

7. Pemerintah bakal gelontorkan dana bantuan Rp 8 triliun

Menghadapi puncak fenomena El Nino, Zulhas menuturkan, pemerintah bakal menggelontorkan dana Rp 8 triliun untuk bantuan bahan pokok. Bantuan akan disalurkan Oktober hingga Desember mendatang.

RIRI RAHAYU | AMELIA RAHIMA | ANWAR SISWAD | ANTARA
Pilihan editor: Bapanas Sebut Pemerintah Lakukan Percepatan Tanam Demi Antisipasi Dampak El Nino

Berita terkait

Banjir di Nagan Raya Aceh Mulai Surut, BNPB Ingatkan Risiko Hujan Susulan

1 jam lalu

Banjir di Nagan Raya Aceh Mulai Surut, BNPB Ingatkan Risiko Hujan Susulan

Banjir akibat luapan sungai di Nagan Raya, Aceh, berangsur surut, Namun, masih ada potensi hujan intensitas sedang hingga lebat.

Baca Selengkapnya

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

2 jam lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

5 jam lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

9 jam lalu

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo selama kurang dari 10 detik menggoyang wilayah Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Baca Selengkapnya

Waspada Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan, Termasuk Area Penyeberangan Selat Sunda

13 jam lalu

Waspada Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan, Termasuk Area Penyeberangan Selat Sunda

BMKG kembali menerbitkan peringatan dini gelombang tinggi untuk berbagai perairan, mencakup area nelayan dan penyeberangan.

Baca Selengkapnya

Harga Gula Pasir Kembali Naik, Capai Rp 19 Ribu per Kilogram

16 jam lalu

Harga Gula Pasir Kembali Naik, Capai Rp 19 Ribu per Kilogram

Harga gula pasir terus mengalami kenaikan, hari ini mencapai Rp 19 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

17 jam lalu

Top 3 Tekno: Lonjakan UKT di UGM, Gempa di Bolaang Mongondow, dan Peringatan Dini Gelombang Laut

Kekhawatiran BEM Keluarga Mahasiswa UGM mengenai lonjakan UKT menjadi artikel terpopuler Top 3 Tekno Berita Terkini, Selasa, 14 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

19 jam lalu

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

1 hari lalu

Hujan Lebat Picu Banjir Lahar Hujan di Sumbar, BMKG: Berpotensi Sepekan ke Depan

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi bakal terjadi hingga tanggal 22 Mei 2024 atau selama sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya