BPS Umumkan Inflasi Juli 2023 Turun jadi 3,08 Persen, Dipicu Komoditas Apa Saja?

Kamis, 3 Agustus 2023 15:57 WIB

Ratusan calon penumpang kereta api memadati Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (29/6). Libur panjang sekolah dimanfaatkan warga untuk liburan ke sejumlah kota di Pulau Jawa. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan pada Juli 2023 mencapai 3,08 persen (year on year/yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,24 persen. Sementara itu, untuk tingkat inflasi bulanan sebesar 0,21 persen (month to month/mtm) dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 1,45 persen untuk Juli 2023.

Pada Juli 2023, inflasi bulanannya lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya (Juni 2023) yang sebesar 0,14 persen. Tetapi, angka inflasi ini lebih rendah bila dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya (Juli 2023) yang sebesar 0,64 persen.

Tingkat inflasi tahunan komponen inti Juli 2023 sebesar 2,43 persen. Sedangkan, inflasi bulanan sebesar 0,13 persen, dan inflasi year to date (ytd) sebesar 1,20 persen. Secara tahunan (yoy), inflasi Juli 2023 lebih rendah dibanding inflasi Juli 2023 yang mencapai 4,94 persen dan terus mengalami tren penurunan sejak Maret 2023.

Lantas, apa komoditas pemicu inflasi tertinggi Juli 2023? Simak rangkuman informasi selengkapnya berikut ini.

Komoditas Pemicu Inflasi Tertinggi

Advertising
Advertising

Badan Statistik Nasional (BPS) mengumumkan inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, perumahan, transportasi, pendidikan, perawatan pribadi dan jasa lainnya. "Kelompok pengeluaran yang meliputi makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,9 persen," tulis BPS di situsnya, dikutip, Kamis, 3 Agustus 2023.

Kelompok pakaian dan alas kaki serta perumahan yang meliputi air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga mengalami inflasi masing-masing sebesar 1,42 dan 2,03 persen. Sementara itu, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,37 persen dan kelompok kesehatan sebesar 2,69 persen.

Kelompok transportasi menyumbang inflasi sebesar 9,58 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 2,02 persen, dan kelompok pendidikan sebesar 3,07 persen. Selain itu, harga dari kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran juga inflasi sebesar 3,08 persen.

Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi sebesar 3,98 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,24 persen.

Dapat disimpulkan bahwa penyumbang inflasi tahunan Juli 2023 yoy adalah kelompok transportasi dengan andil 1,17 persen karena kenaikan harga yang mencapai 9,58 persen. Sedangkan, penyumpang inflasi Juli 2023 mtm juga kelompok transportasi dengan andil 0,08 persen.

Sementara itu, komoditas penyumbang utama inflasi bulanan adalah tarif angkutan udara, daging ayam ras, cabai merah, bawang putih, biaya sekolah SD, telur ayam ras, biaya sekolah SMA, biaya sekolah SMP, rokok kretek filter, dan kentang. Adapun komoditas penyumbang utama inflasi tahunan di antaranya adalah bensin, beras, rokok kretek filter, tarif kontrak rumah, dan tarif angkutan dalam kota.

Inflasi pada Momen Libur Sekolah dan Tahun Ajaran Baru

Kelompok transportasi menjadi salah satu penyumbang inflasi bulanan tertinggi pada Juli 2023 sebesar 0,58 persen dengan andil 0,08 persen. Pola yang sama ditunjukkan pada Juli 2022 yang bersamaan dengan momen libur sekolah.

Inflasi tinggi pada kelompok transportasi juga cenderung terjadi pada momen-momen hari besar dan hari libur nasional, seperti momen puasa dan lebaran, libur natal dan tahun baru, serta libur sekolah. Penyebab utama inflasi pada kelompok transportasi Juli 2023 adalah naiknya tarif angkutan udara.

Selain pada kelompok transportasi, inflasi juga terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,66 persen dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen. Inflasi kelompok pendidikan cenderung terjadi pada rentang Juli hingga September, bersamaan dengan mulainya tahun ajaran baru. Berdasarkan data historis, kelompok pendidikan masih berpotensi memberikan andil terhadap inflasi hingga dua bulan ke depan.

BI Prediksi Inflasi Akan Tetap Terkendali

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan berdasarkan data BPS, inflasi Indeks Harga Konsumen atau IHK Juli 2023 tercatat sebesar 0,21 persen dari bulan ke bulan (mtm).

"Sehingga secara tahunan menjadi 3,08 persen (yoy), lebih rendah dari level sebelumnya yang tercatat sebesar 3,52 persen (yoy)," kata Erwin dalam keterangan resminya pada Selasa, 1 Agustus 2023.

Dia melanjutkan, terjaganya inflasi di kisaran sasaran itu tidak terlepas dari konsistensi kebijakan moneter, serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).

Ke depan, kata Erwin, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2 hingga 4 persen pada sisa tahun 2023 dan 1,5 hingga 3,5 persen pada 2024. Adapun soal inflasi inti, BI yakin angkanya tetap terjaga rendah. Dia menyebut, inflasi inti pada Juli 2023 tercatat sebesar 0,13 persen (mtm).

RADEN PUTRI | ANTARA

Pilihan Editor: Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

Berita terkait

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

1 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

3 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

4 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

4 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

4 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

4 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

5 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

5 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

6 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

6 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya