Direktur ADB untuk wilayah Asia Tenggara, Arjun Thapan, menjelaskan pemberian pinjaman ini dilatarbelakangi dampak sosial yang timbul dari krisis keuangan global. ADB memprediksi keluarga dari tenaga kerja yang berpenghasilan tak melebihi US$ 2 per hari sangat rentan terhadap dampak krisis dan akan terjebak dalam kemiskinan bila krisis berlangsung untuk waktu yang lama.
“Dengan meningkatnya modal tiga kali lipat menjadi US$ 165 miliar, kami akan membantu Indonesia sebesar US$ 1,5-2 miliar,” ujarnya dalam konferensi pers di sela-sela pertemuan tahunan ADB, Nusa Dua, Bali, Minggu (3/5).
Beberapa pinjaman yang telah disepakati antara ADB dan pemerintah yakni US$ 1 miliar untuk pinjaman siaga yang akan membantu belanja. Sekitar US$ 65 juta untuk Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, dan US$ 140 juta untuk pembiayaan fasilitas infrastruktur yang baru saja diloloskan Maret lalu. “Kami juga memberi bantuan agar pemerintah bisa mengawasi perekonomian dengan baik,” kata Arjun.
Country Director ADB Indonesia James Nugent menjelaskan pembiayaan fasilitas infrastruktur akan meliputi beberapa program seperti reformasi kebijakan untuk mendorong investasi dan meningkatkan kapasitas penyiapan proyek agar dapat dibiayai perbankan. “Target jangka panjang, kami akan membantu penguatan pembiayaan infrastruktur oleh bank dan non bank,” ucapnya pada kesempatan yang sama.
Sedangkan untuk pengentasan kemiskinan, ADB memberikan bantuan di infrastruktur suplai air, transportasi, dan energi, selain PNPM Mandiri dan pembangunan infrastruktur pedesaan. Di bidang pengembangan sumber daya manusia, ADB memberikan bantuan terkait kesehatan dan pendidikan.
Di tingkat kebijakan, kata James, ADB memberikan bantuan agar Indonesia dapat mencapai target Millenium Development Goals pada 2015.
Dalam penjelasannya, baik James maupun Arjun memuji sikap pemerintah Indonesia dalam pengelolaan negara. Menurut James, pemerintah memiliki konsitensi dan rasa memiliki yang tinggi terhadap program-program pemerintah. “Dilihat lima tahun terakhir, Indonesia punya pengelolaan krisis fiskal yang baik. Ini terlihat saat krisis,” kata dia.
Sementara Arjun memuji kepemimpinan dan kerja sama Indonesia dengan negara lain dalam regional. Dia berpendapat kemampuan ini patut dipelajari oleh negara lain.
RIEKA RAHADIANA