Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dinilai Tak Efektif, MTI: Range Jarak Seharusnya 200-800 Kilometer

Minggu, 25 Juni 2023 11:52 WIB

Orang-orang menghadiri upacara yang menandai rampungnya proses pengelasan seluruh rel 500 meter yang dibutuhkan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Bandung, Provinsi Jawa Barat, pada 17 Januari 2023. Proses pengelasan seluruh rel 500 meter untuk proyek tersebut telah rampung, membentuk fondasi yang kokoh untuk penyelesaian proses pemasangan trek pada pertengahan Februari tahun ini. (Xinhua/Zulkarnain)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Aditya Dwi Laksana menilai Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak efektif dan optimal. Alasannya, karena hanya beroperasi dengan jarak 142 kilometer, di mana banyak jenis transportasi lain yang menawarkan rute yang sama.

“Pertanyaannya kenapa? Karena satu kecepatan maksimal itu sulit ditempuh karena kalau itu harus berhenti di beberapa stasiun,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 23 Juni 2023.

Selain itu, jika hanya Jakarta-Bandung efek terhadap memunculkan wilayah pertumbuhan ekonomi baru hanya mengikuti seberapa jarak jalurnya. Sebetulnya, kata Aditya, kereta cepat yang kompetitif itu ruang jaraknya antara 200-800 kilometer.

Menurut dia, jika jaraknya di bawah 200 kilometer, masih bersaing dengan kendaraan transportasi darat berbasis jalan tol. Sementara, jika jaraknya di atas 800 kilometer, akan kalah bersaing dengan moda transportasi udara, pesawat.

“Sehingga kalau kereta cepat hanya beroperasi di Jakarta-Bandung itu sebetulnya satu tidak optimal, dua enggak sustainable, sulit untuk berkelanjutan,” tutur dia.

Advertising
Advertising

Kereta cepat di negara manapun, karakternya efektif karena jaraknya 200-800 kilometer, tidak ada yang di bawah 200 kilometer. Aditya mencontohkan proyek awal kereta cepat seperti Tokyo, Busan, hingga Paris, semuanya pasti di atas 200 kilometer, termasuk di Beijing.

“Sehingga sebetulnya ya memang enggak akan feasible kalau kereta cepat itu hanya beroperasi Jakarta-Bandung,” ucap Aditya.

Untuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pengelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan melakukan soft launching pada 18 Agustus 2023. Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi—kerap disapa Edo—mengatakan pada saat soft launching itu akan dimulainya operasional uji coba kereta hingga Oktober 2023.

Dia mengatakan KCIC ingin saat beroperasi nanti, penumpang dari Jakarta ke Bandung, dari Stasiun Sudirman bisa naik LRT dan turun di Stasiun Halim. Kemudian menggunakan kereta cepat menuju ke Stasiun Padalarang, begitu pula sebaiknya.

“Atau mau dari Halim nih mau ke Kota Bandung ya sudah pakai kereta cepat turun di Padalarang, lalu pakai KA feeder,” tutur Edo.

Selanjutnya: Jokowi akan menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung

Berita terkait

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

36 menit lalu

Penjelasan Istana soal Viral Jokowi Diminta Tolong Ambil Foto oleh Delegasi World Water Forum

Presiden Jokowi dimintai seorang perempuan dari delegasi Prancis untuk mengambil potretnya di depan mangrove.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

1 jam lalu

Jokowi Minta Jurnalis Tanya PDIP Soal Alasan Dirinya Tak Diundang ke Rakernas

Presiden Jokowi tidak mau banyak berkomentar mengenai keputusan PDIP tidak mengundangnya rakernas partai akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

1 jam lalu

Jokowi Perintahkan Tambah Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar di Sumbar

Presiden Jokowi memerintahkan Basuki Hadimuljono untuk menambah sabo dam dalam mencegah bencana galodo di wilayah Sumatera Barat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Pidato Soal Infrastruktur dan Pengelolaan Air dalam World Water Forum, Walhi: Tak Menyelesaikan Krisis

2 jam lalu

Jokowi Pidato Soal Infrastruktur dan Pengelolaan Air dalam World Water Forum, Walhi: Tak Menyelesaikan Krisis

Walh mengkritik keras pidato Presiden Jokowi dalam Water World Forum ke-10. Program infrastruktur dan pengelolaan air dianggap masih bermasalah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap Kematian Presiden Iran Tak Pengaruhi Ekonomi Global

2 jam lalu

Jokowi Harap Kematian Presiden Iran Tak Pengaruhi Ekonomi Global

Presiden Jokowi mengharapkan kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi tidak berdampak pada ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Apresiasi BRI Microfinance Outlook 2024

2 jam lalu

Presiden Jokowi Apresiasi BRI Microfinance Outlook 2024

Jokowi memuji peran BRI dalam memberdayakan UMKM hingga ke pelosok desa.

Baca Selengkapnya

Jokowi Serahkan Santunan Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

2 jam lalu

Jokowi Serahkan Santunan Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

Jokowi meminta pemerintah daerah untuk menyiapkan lahan bagi warga yang perlu direlokasi, sebelum Kementerian Pekerjaan Umum mengirimkan logistik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Bobby Nasution Gabung Gerindra: Orang Tua Hanya Mendoakan

2 jam lalu

Jokowi Respons Bobby Nasution Gabung Gerindra: Orang Tua Hanya Mendoakan

Presiden Jokowi menilai Bobby Nasution yang kini bergabung dengan Gerindra sudah dewasa dan bertanggung jawab atas kemandiriannya.

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan dengan Puan Maharani, Jokowi: Sudah Lama Kami Akrab

3 jam lalu

Soal Pertemuan dengan Puan Maharani, Jokowi: Sudah Lama Kami Akrab

Seperti para tamu lain, Puan dan Jokowi yang tampak berseri, saling bertegur sapa secara singkat sebelum tamu masuk ke area jamuan.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Jatiluwih yang Jadi Daerah Tujuan Delegasi KTT World Water Forum Ke-10 di Bali

3 jam lalu

Daya Tarik Jatiluwih yang Jadi Daerah Tujuan Delegasi KTT World Water Forum Ke-10 di Bali

Jokowi dan para delegasi World Water Forum ke-10 di Bali akan mengunjungi destinasi wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali pada 24 Mei 2024.

Baca Selengkapnya