Sempat Menolak, Luhut Kini Berharap Indonesia Bisa Mulai Ekspor Listrik ke Singapura
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 6 Juni 2023 10:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Singapura sangat mengharapkan kerja sama dengan Indonesia untuk suplai listrik menggunakan energi bersih. Dia pun berharap Indonesia bisa memulai ekspor komoditas tersebut.
“Mereka berharap sekali bisa kerja sama dengan Indonesia untuk supply listrik. Harapannya kita bisa mulai ekspor, karena saat ini, 95-96 persen masih menggunakan fosil,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis pada Senin malam, 5 Juni 2023.
Lebih lanjut, dia berujar Indonesia dan Singapura adalah negara yang saling membutuhkan sebagai saudara di Asia Tenggara. Dia juga menuturkan Singapura adalah negara yang hebat sehingga bisa menjadi model untuk Indonesia, di bidang pendidikan, riset, dan lainnya.
Padahal sebelumnya, Luhut memberi komentar menohok kepada Singapura saat menanggapi permintaan listrik hasil dari sumber energi bersih Indonesia. Sebab, industri energi tersebut tidak dibangun di Tanah Air.
"Ini kan brengsek Singapura, dipikir kita bodoh tender perusahaan-perusahaan kita," kata Luhut di acara Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas, di The Westin Jakarta, Selasa 9 Mei 2023.
Dia menilai Indonesia bisa saja mengekspor listrik ke negara lain. Tetapi, ia menekankan hal itu juga dibarengi dengan dibangunnya industri energi bersih di Indonesia. "Singapura minta supaya kita ekspor listrik. Saya bilang nggak mau. Mau (ekspor) kalau proyek di kita," kata Luhut.
Selanjutnya: Pemerintah melalui Kemenkomarves...
<!--more-->
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sebelumnya sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) bilateral dengan Singapura terkait kerja sama energi terbarukan. Penandatanganan diumumkan dalam Retret Pemimpin Indonesia-Singapura yang dilangsungkan di Singapura, Kamis 16 Maret 2023.
Dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, MoU tersebut terbangun atas kerja sama energi antara Indonesia dan Singapura yang ditandatangani bersamaan dengan Retret Pemimpin Indonesia-Singapura pada tahun 2022 lalu, serta MoU tentang Perubahan Iklim dan Keberlanjutan yang ditandatangani Maret 2022.
Dalam MoU itu, Luhut mengatakan Indonesia dan Singapura akan memfasilitasi investasi untuk pengembangan kemampuan industri manufaktur energi terbarukan dari hulu hingga ke hilir di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah solar PV dan Battery Energy Storage System (BESS/Sistem Penyimpanan Energi Baterai), memanfaatkan investasi untuk proyek ekspor listrik ke Singapura.
Selain itu, kedua negara juga akan memfasilitasi pengembangan ladang surya dan BESS untuk memasok energi terbarukan ke Indonesia dan untuk ekspor energi. Pengembangan juga mencakup tujuan ekspor listrik hijau serta hidrogen dan amonia, menggunakan panel surya dan BESS yang dibangun di Indonesia.
Kerja sama dengan Singapura juga dilakukan untuk memfasilitasi pengaturan komersial dan pengembangan kerangka dan transmisi infrastruktur. Hal itu memungkinkan perdagangan listrik antara Indonesia dan Singapura yang akan mendorong arus modal ke Indonesia.
RIANI SANUSI PUTRI | ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | ANTARA
Pilihan Editor: Jokowi Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Luhut Larang Ekspor LNG, Apa Alasannya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini