Pengrajin Ondel-Ondel Betawi Mati Suri saat Pandemi

Reporter

Aisha Shaidra

Editor

Devy Ernis

Selasa, 30 Mei 2023 19:58 WIB

Salah satu dekorasi rumah Betawi yang dibuat Sanggar Rizky Albani di Meruya, Jakarta Barat (dok. Pribadi)

TEMPO.CO, Jakarta - Tak semua pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa raup untuk saat pagebluk. Apalagi kalau usahanya bukan di bidang kuliner. Martin Maulia, pendiri sanggar Betawi Rifky Albani, nyaris tak bisa bertahan di masa pandemi. “Bener-bener down, hampir putus asa, terus muter akal supaya bisa muter terus,” ujar Martin kepada Tempo, Senin, 29 Mei 2023.

Jumlah pengrajin yang biasanya bekerja membuat ondel-ondel dan miniaturnya perlahan berkurang lantaran tak ada pesanan datang. “Seniman-seniman saja pada turun ke jalan mengamen ondel-ondel,” kata Martin.

Padahal selama ini geliat produksi ondel-ondel cukup tinggi. Pesanan kerap datang dari berbagai instansi juga berhenti. Tempat-tempat rekreasi, para pedagang yang biasanya dititipi kerajinan tangan untuk oleh-oleh juga banyak yang tutup. “Betul-betul turun drastis, kalau ada peluang untung dikit aja kami hajar,” tutur Martin.

Tekanan cukup terasa karena saat pemasukan mulai seret, berbagai macam tagihan mulai terlihat menggunung seperti sewa sanggar, bayar listrik, dan beberapa tagihan operasional lainnya. Sedangkan menurut Martin bantuan juga minim.

Pemerintah daerah menurutnya hanya memberi sumbangan bahan pokok. Untungnya perbankan memberikan sejumlah relaksasi angsuran sehingga saat itu Martin yang punya pinjaman modal ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) bisa sedikit mengatur napas. “Sempat ada angsuran yang bisa diundur dari dua tahun menjadi tiga tahun,” kata dia.

Advertising
Advertising

Saat pandemi lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan kebijakan agar perbankan memberikan relaksasi bagi para pelaku UMKM. Relaksasi dan keringanan bagi para debitur UMKM diberikan BRI khususnya bagi para pelaku usaha yang kesulitan memenuhi kewajiban usahanya terdampak dari penyebaran COVID-19 langsung dan tidak langsung.

Selama ini, untuk menunjang berjalannya proses produksi, Martin memanfaatkan pinjaman dari BRI. “Saya ambil pinjaman sekitar Rp 200 juta, dengan angsuran empat tahun. Bayar, top up lagi. Seperti itu terus,” tutur Martin.

Bengkel ondel-ondel sanggar Betawi Rifky Albani. Dok: BRI

Saat ini Martin kembali membangun usaha yang dirintis sejak 14 tahun lalu. Usai pandemi mereda, kondisi perlahan kembali seperti semula. Juni tahun ini, menjelang perayaan HUT DKI sejumlah pesanan kembali berdatangan.

Sanggarnya yang berada di kawasan Meruya, Jakarta Barat kembali berdenyut. “Alhamdulillah sekarang pesanan sudah kembali berdatangan, sanggar tiap hari mulai ramai karena terus produksi ondel-ondel,” tutur Martin saat dihubungi di waktu berbeda pada Selasa, 23 Mei lalu.

Bisnis yang dirintis Martin ini sebetulnya memberi peluang usaha yang besar karena belum banyak orang menjajalnya. Belum lagi, di Jakarta, ondel-ondel turut diatur dalam Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2015 juga Peraturan Gubernur Nomor 11 tahun 2017 tentang ikon Budaya Betawi yang mewajibkan sejumlah tempat seperti hotel, kawasan wisata untuk memasang ondel-ondel. “Ada aturan wajib menggunakan ondel-ondel, dan banyak yang akhirnya beli ke kami karena pengrajin di Jakarta hanya kami.”

Setelah mendapat pinjaman modal dari perbankan, menurut Martin, BRI berkomitmen untuk bersedia mendanai. “Jadi saling berkomitmen dalam artian ikut proyek apapun, BRI siap danain, sangat menguntungkan.”

Martin melepas pekerjaannya sebagai pegawai di kementerian Perdagangan untuk fokus merintis usaha ini. Dengan modal sedikit dan berfokus pada tenaga pengrajin, pembuatan ondel-ondel menurut Martin bisa memberikan keuntungan 100 persen dari modal yang dikeluarkan.

Klaster UMKM komunitas ondel-ondel ini dibentuk oleh BRI unit Meruya Utara, Tanjung Duren, Jakarta Barat. “Kami biasanya bantu memasarkan ketika ada acara atau bazar agar laku terjual ke masyarakat,” tutur Faisal, Mantri atau pemasar UMKM BRI di unit Meruya Utara, Selasa, 30 Mei 2023.

Faisal mengakui saat pandemi memang ada penurunan produksi yang dialami Martin di Sanggar Rifki Albany. Bantuan modal usaha yang disodorkan BRI saat itu menurut Faisal adalah kredit KUR supermikro. Namun diakui Faisal perpuratannya agak lambat lantaran pemberian bantuan ini dilakukan bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DKI.

Berita terkait

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

3 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

16 jam lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

21 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

1 hari lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

3 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

3 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

5 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

5 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

5 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya