Jokowi Tegaskan Posisi RI Keberatan Atas Regulasi Deforestasi Uni Eropa: Proses Benchmarking Harus Terbuka dan Obyektif

Minggu, 21 Mei 2023 14:26 WIB

Presiden RI Joko Widodo (kedua kanan) saat menghadiri side event forum Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGII) G7 bersama negara-negara mitra di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023), di sela-sela rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. (ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden RI)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tetap keberatan atas sejumlah regulasi yang diterapkan Uni Eropa tentang deforestasi karena kebijakan itu dapat menghambat perdagangan dan merugikan petani kecil di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Kepala Negara saat menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Uni Eropa (UE) Ursula von der Leyen di Hotel Grand Prince, Hiroshima, Jepang, Ahad, 21 Mei 2023. Pertemuan bilateral itu dilakukan dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi G7 atau G7 Outreach Summit 2023.

Jokowi menyatakan, sejak awal pembahasan Indonesia telah keberatan dengan regulasi deforestasi Uni Eropa tersebut. "Proses benchmarking dengan cut of date mulai 2020 harus betul-betul terbuka dan obyektif," tuturnya.

Ia lalu menjelaskan laju deforestasi Indonesia 2019-2020 telah turun drastis hingga 75 persen menjadi 115 ribu hektare. Angka itu adalah laju terendah sejak 1990 dan terus mengalami penurunan.

Jokowi juga menyampaikan bahwa Indonesia dan Malaysia akan melakukan misi bersama ke Brussels, Belgia, untuk menyampaikan kembali keberatan terhadap berbagai regulasi Uni eropa yang merugikan.

Advertising
Advertising

Misi bersama itu juga akan menyampaikan data-data konkret yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi Uni Eropa, serta dapat dijadikan bahan pembuatan kebijakan yang objektif.

Adapun misi bersama Malaysia dan Indonesia, motor Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC), akan berada di Brussels pada 30-31 Mei 2023 untuk membahas berbagai masalah terkait minyak sawit.

“Misi ini untuk engagement dengan Uni Eropa,” kata Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Fadillah Yusof dalam konferensi pers, seusai pertemuan tingkat menteri Dewan Negara-negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC) ke-11 di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu petang, 17 Mei 2023.

Selanjutnya: Misi bersama ini dilakukan sebagai upaya untuk ...

<!--more-->

Misi bersama ini dilakukan sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi negara-negara produsen minyak sawit akibat kebijakan negara-negara importer dari Uni Eropa. Pada akhir tahun lalu, blok negara-negara Eropa ini mengeluarkan Peraturan Bebas-Deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang dinilai oleh negara-negara produsen minyak sawit akan merugikan industri minyak sawit.

Selain itu, aturan tersebut dinilai menyingkirkan pengusaha atau petani sawit kecil dari rantai suplai. Industri minyak sawit Indonesia dan Malaysia juga dituding telah menyebabkan deforestasi. Selain itu, industri minyak sawit juga dinilai tidak memberikan banyak manfaat ke para pengusaha atau petani kecil.

Menurut Fadillah Yusof, di Brussels nanti, misi bersama tersebut akan menjelaskan inisiatif apa saja yang telah dilakukan oleh Indonesia dan Malaysia, terutama yang terkait dengan isu lingkungan, juga membahas aktivitas yang berkelanjutan yang bisa dilakukan bersama. Malaysia dan Indonesia, kata Fadillah, butuh kejelasan, tak hanya soal aturan, tapi juga pedoman praktis.

“Mereka (Uni Eropa) bilang small holders tidak merasakan hasilnya, jadi kami perlu pedoman jelas. Juga ada isu traceability (ketertelusuran akan sumbernya), kami butuh pedoman jelas. Bagaimana kami mengaudit, formula yang mereka lakukan.”

Adapun Menteri Koordinator bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, yang juga ada dalam konferensi pers menambahkan, perlu kerja bersama untuk pengaturan pengakuan bersama soal standar dalam masalah minyak sawit ini.

Selain soal aturan deforestasi, Jokowi juga menyampaikan harapannya atas negosiasi Indonesia-European Union (EU) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dapat segera selesai paling lambat tahun depan.

"Terkait Indonesia-UE CEPA, Indonesia berharap negosiasi selesai paling lambat tahun depan," kata Jokowi. Kedua pemimpin memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya negosiasi Indonesia-UE CEPA untuk segera diselesaikan.

ANTARA | PURWANI DIYAH PRABANDARI

Pilihan Editor: IMF Nilai Pertumbuhan Ekonomi RI Jauh Lampaui Global dan Harap Bisa Bantu Entaskan Kemiskinan di..

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 menit lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

6 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

8 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

8 jam lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

8 jam lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

9 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

9 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

10 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

11 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

13 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya