Indonesia Jadi Sasaran Empuk Serangan Siber, Pakar IT: Khususnya Sektor Keuangan

Rabu, 17 Mei 2023 20:00 WIB

ilustrasi serangan virus ransomware. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar IT dari ICT Institute Heru Sutadi mengatakan Indonesia masih menjadi sasaran umpuk serangan siber, khususnya sektor keuangan.

Heru mengatakan Indonesia menjadi sasaran empuk serangan siber, baik dari dalam maupun luar negeri. Dia memprediksi hal ini akan meningkat secara kualitatif dan kuantitatif.

"Dan karena banyak serangan arahnya peretasan dan pembobolan data, maka Indonesia jadi sasaran khususnya sektor keuangan, e-commerce dan e-wallet karena pengguna banyak, transaksi besar dan data yang bisa dijadikan sandera atau dijual juga akan mahal," kata Heru pada Tempo melalui keterangan tertulis, Rabu, 17 Mei 2023.

Meski untuk keamanan siber dan keamanan data diperlukan anggaran besar, lanjut dia, tapi kewajiban penyelenggara sistem elektronik untuk menjaga keamanan siber dan keamanan data adalah hal mutlak.

"Sebab di era sekarang, digital trust sangat penting dan keamanan siber serta keamanan data merupakan keharusan," ungkap Heru.

Advertising
Advertising

Ditanya soal investasi keamanan data dan siber di perbankan, Heru menjawab nilainya mencapai miliaran. Dia melanjutkan, nilai investasi tersebut bergantung size atau ukuran bank tersebut.

"BPR (Bank Perkreditan Rakyat) bisa Rp 1 miliar, tapi bank besar bisa puluhan hingga ratusan. Tapi, bisa jadi capex (capital expenditure/biaya modal pembelian aset) atau opex (operating expenditure/biaya operasional) tergantung sistemnya," ucapnya.

Selanjutnya: Meski investasi keamanan siber dan data...

<!--more-->

Meski investasi keamanan siber dan data perbankan mahal, kata dia, tapi sistemnya beragam, seperti pay as we grow, managed service, dan lain-lain.

"Dan dibanding nanti sistem lemah, data diretas dan dimintai tebusan, masih lebih murah sediakan keamanan siber," ujar Heru.

General Manager untuk Asia Tenggara, Kaspersky Yeo Siang Tiong, sebelumnya menjelaskan selama lima tahun terakhir, ransomware telah berevolusi dari ancaman bagi komputer individu menjadi bahaya serius bagi jaringan perusahaan. Para peretas atau hacker telah berhenti mencoba menginfeksi banyak komputer dan sekarang justru menargetkan korban dengan skala besar.

Menurut Yeo Siang Tiong, serangan terhadap organisasi komersial dan perusahaan memerlukan perencanaan yang cermat dalam menerapkan strategi pertahanan siber. “Sektor perbankan dan lembaga layanan keuangan masih dan akan terus menjadi target utama kalangan penjahat siber dalam hal ini,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Selasa, 16 Mei 2023.

Salah satunya terbaru adalah serangan ransomware yang dialami PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI. Dia menilai, sektor tersebut yang menjadi target serangan merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri. “Karena sektor ini memiliki banyak informasi penting mengenai pelanggan dan besarnya jumlah uang yang tersimpan,” kata dia.

AMELIA RAHIMA SARI | MOH KHORY ALFARIZI

Pilihan Editor: Belajar dari Kasus BSI, Kaspersky Ungkap Cara Mengenali dan Menghindari Ransomware

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

1 hari lalu

Kominfo Jamin Keamanan Siber saat Penyelenggaraan World Water Forum di Bali

Kominfo menggandeng BSSN untuk menjaga keamanan siber selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

3 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

6 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

10 hari lalu

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

15 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

16 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

Ini 4 Opsi yang Dimiliki Israel untuk Menyerang Balik Iran

18 hari lalu

Ini 4 Opsi yang Dimiliki Israel untuk Menyerang Balik Iran

Israel memiliki beberapa opsi untuk menyerang balik Iran meski sekutunya mendesak untuk tidak mengambil risiko memicu konflik regional.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

19 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya