Adaro Energy Tebar Dividen Rp 14,7 Triliun

Kamis, 11 Mei 2023 20:40 WIB

Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk, Garibaldi Thohir dalam konferensi pers di Hotel St. Regis, Jakarta, Kamis 11 Mei 2023. (TEMPO/HANIFAH DWIJAYANTI)

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menyetujui pembagian dividen final sebesar US$ 500 juta. Sebelumnya, ADRO telah membagikan dividen interim US$ 500 juta pada Januari 2023.

Dengan begitu, total dividen yang dibagikan untuk tahun buku 2022 sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS).

Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir mengatakan pihaknya menyadari bahwa kesuksesan Adaro hingga mencapai posisinya saat ini tidak lepas dari dukungan para pemegang saham.

"Dengan demikian, kami berkomitmen untuk memberikan pengembalian kepada para pemegang saham dalam bentuk pembagian dividen tunai secara reguler," ujar pria yang kerap disapa Boy Thohir pada konferensi pers di Jakarta, Kamis, 11 Mei 2023.

Adapun laba bersih ADRO sepanjang tahun 2022 sebesar US$ 2,49 miliar atau setara dengan Rp 38,02 triliun. Realisasi ini melesat 167,07 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 933,49 juta.

Advertising
Advertising

"Dari laba bersih tersebut, sebanyak 40,11 persen atau sebesar US$ 1 miliar untuk pembayaran dividen yang terdiri dari US$ 500 juta untuk dividen interim dan US$ 500 juta untuk dividen final. Kemudian, sisa laba bersih sebesar US$ 1,49 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan," kata Boy.

Menurutnya, alasan ADRO tak membagikan seluruh dividen itu sebagai upaya untuk menjaga keberlanjutan perusahaan ke depan. Ia menyadari batu bara semakin lama dan ke depannya akan habis.

Selanjutnya: "Kami tahu batu bara akan habis ..."

<!--more-->

"Kami tahu batu bara akan habis 15-20 tahun lagi. Jadinya, istilahnya kami nabung. Kami juga enggak kalah dari perusahaan asing, bagaimana kita membayar pajak dan royalti yang cukup besar bagi negara. Jadi kami nggak bagiin semua, karena memang kami mempunyai kepentingan, pemegang saham juga punya kepentingan, untuk Adaro ini bisa eksis," katanya.

Lebih lanjut, Boy menuturkan lonjakan laba bersih itu merupakan hasil dari kenaikan volume produksi dan penjualan perusahaan dan harga rata-rata jual atau average selling prices (AVP) juga masih tinggi.

"Kami bersyukur dengan kondisi keuangan Adaro yang mumpuni, kita bisa memikirkan sustainability Adaro ke depan," tuturnya.

Dia menambahkan ADRO memanfaatkan kondisi yang kondusif ini untuk mencatatkan kinerja operasional dan keuangan yang memuaskan.

Adapun pencapaian ini, kata Boy, akan dimanfaatkan untuk mendukung upaya percepatan transformasi bisnis agar Adaro Energy bisa menjadi lebih besar dan lebih ramah lingkungan.

"Kami ingin ADRO bisa terus eksis 50 sampai 100 tahun ke depan. Untuk itu kita harus balance antara dividen dan pengembangan pilar-pilar ke depan," kata Boy Thohir lebih jauh soal pembagian dividen Adaro Energy tersebut.

Pilihan Editor: Dukung Hilirisasi Tambang, Adaro Minerals Targetkan Smelter Aluminum Rampung di 2025

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

7 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

8 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

10 jam lalu

Faisal Basri Kritik Pameran Kendaraan Listrik, Sebut Ada Kepentingan Bisnis Elit

Faisal Basri mengkritisi promosi kendaraan listrik yang selama ini tak mengungkap adanya dampak negatif lantaran masih mengandalkan batu bara

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

15 jam lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

23 jam lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

1 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

1 hari lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

2 hari lalu

Hasil RUPST: Telkom Bagikan Dividen 17,68 Triliun Rupiah

Dividen sebesar Rp 178,50 per lembar saham tersebut akan diberikan pada 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya