Hasil Investigasi Temuan Virus Flu Afrika pada Babi Asal Batam, Kementan: Banyak Kematian Babi di Pulau Bulan
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Grace gandhi
Minggu, 7 Mei 2023 10:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Badan Pangan Singapura atau Singapura Food Agency (SFA) untuk menginvestigasi temuan virus flu Afrika atau African Swine Fever (ASF) pada babi asal Pulau Bulan, Batam.
"Hasil join investigasi bersama antara Indonesia dan Singapura terjadi kematian babi yang cukup besar di Pulau Bulan, namun dengan gejala klinis mengarah ke Classical Swine Fever (CSF) atau Hog Cholera," ujar Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Wisnu Wasisa Putra, dalam keterangannya, Ahad, 7 Mei 2023.
Wisnu mengatakan pemerintah telah secara aktif berkoordinasi dengan Singapura. Koordinasi antara Badan Karantina, Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Singapura telah dilakukan pada 28 April 2023 yang lalu di kantor produsen, PT ITS.
Hasil pengujian lanjutan, tutur Wisnu, baik oleh Laboratorium BBUSKP dan BVet Bukittinggi adalah positif ASF dan negatif CSF, sehingga perlu dilakukan sequencing untuk mengetahui genom virus terkait kemiripan asal virus.
Lebih lanjut, Wisnu menjelaskan Badan Karantina melalui Karantina Pertanian Tanjung Pinang tengah melakukan langkah-langkah antisipatif. Langkah itu berupa pengujian ASF terhadap ternak babi yang akan dilalulintaskan dan melakukan pengetatan tindakan karantina hewan.
Selain itu, Badan Karantina juga melakukan pemantauan terhadap importasi pakan dan bahan pakan yang masuk ke Pulau Bulan sebagai langkah kewaspadaan kemungkinan masuknya ASF di pulau ini.
Selanjutnya: Seperti diberitakan sebelumnya, virus tersebut terdeteksi....
<!--more-->
Seperti diberitakan sebelumnya, virus tersebut terdeteksi di dalam daging babi yang dipotong di sebuah tempat pemotongan hewan di Jurong, Singapura. Babi tersebut berasal dari Pulau Bulan, Batam, Indonesia. Adapun peternakan di Pulau Bulan tercatat menyumbangkan 15 persen dari total keseluruhan kebutuhan impor babi di Singapura.
Menurut Badan Pangan Singapura atau Singapore Food Agency (SFA), ini adalah pertama kalinya ASF terdeteksi pada babi yang diimpor ke Singapura. Pemerintah Singapura kemudian menghentikan sementara impor babi dari Pulau Bulan, Batam sebagai imbas temuan virus ASF ini pada 19 April 2023.
Penyakit babi ini sangat mudah menyebar di antara babi liar dan babi domestik, namun tidak menular ke manusia. Sementara itu, Kementan menyatakan PT ITS telah lama ditetapkan sebagai kompartemen bebas ASF.
PT ITS sebelumnya dinyatakan bebas ASF dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Keputusan Nomor 669/KPTS/PK.320/M/11/2021 tentang Penetapan PT ITS Suaka sebagai Kompartemen Bebas dari Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Ternak Babi.
Pilihan Editor: Langkah Jokowi Ambil Alih Perbaikan Jalan Rusak: Disetujui DPR, Dikritik Pengamat
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini