Indonesia Didukung FAO dan Australia Siap Akhiri Wabah Hewan Ternak LSD dan PMK

Kamis, 4 Mei 2023 07:23 WIB

Kegiatan vaksinasi LSD kepada ternak sapi milik warga di 8 kabupaten/kota se-Riau. Foto dok: FAO/Eko Prianto

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah Penyakit Kulit Berbenjol atau sering disebut dengan Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK merupakan penyakit pada hewan ternak yang baru-baru ini menjadi wabah pada hewan ternak di Indonesia.

Sebagai respons mengatasi penyakit tersebut, Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Pemerintah Australia melakukan kolaborasi untuk mendukung dan membantu Pemerintah Indonesia untuk menghentikan serta mengendalikan penyebaran penyakit ternak yang tentunya memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Nantinya, kolaborasi antara FAO, Pemerintah Australia, dan Pemerintah Indonesia akan diwujudkan dalam program yang bernama “Mengurangi Dampak Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Penyakit Kulit Berbenjol (LSD) dan Membangun Kapasitas Respon Terhadap Wabah Ini di Indonesia”. Program tersebut nantinya akan dilaksanakan selama satu tahun.

FAO sebagai lembaga internasional yang memiliki fokus isu terhadap masalah pangan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kapasitas yang dimiliki oleh petugas kesehatan hewan dan para peternak hewan yang terdampak penyakit tersebut. Selain itu, peningkatan kapasitas petugas kesehatan hewan dan peternak nantinya akan berdampak secara signifikan, mengingat peternak dan tenaga kesehatan hewan menjadi garda terdepan dalam menghadapi penyakit tersebut.

Selain peningkatan kapasitas yang ditujukan untuk mengatasi dampak penyakit secara langsung, nantinya juga akan dilakukan penguatan komunikasi risiko terhadap beberapa kelompok peternak yang ternaknya memiliki risiko tinggi untuk tertular penyakit tersebut. Selain bantuan berupa peningkatan kapasitas dan pemantauan, Pemerintah Australia juga menyumbangkan dana sebesar AUD 1.200.000 atau Rp 12 miliar untuk menunjang aktivitas tersebut dan sebagai katalisator mengakhiri kedua penyakit tersebut.

Advertising
Advertising

“Warga Australia memiliki sejarah yang membanggakan untuk membantu tetangga dekat kami, dan kami sangat senang untuk membantu menghentikan penyebaran lebih lanjut penyakit kaki dan mulut (PMK) dan LSD di wilayah ini. Upaya ini membutuhkan sumber daya yang signifikan, keahlian teknis dan kolaborasi, dan kami akan terus bekerja sama untuk saling mendukung dan berbagi pengetahuan,” ujar Murray Watt, Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia.

Upaya positif tersebut disambut baik oleh semua pihak yang terlibat dalam kolaborasi tersebut. Selain itu, Murray Watt selaku Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia menyebut bahwa nantinya kolaborasi yang telah dilakukan bersama memiliki dampak yang signifikan terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian peternak di Indonesia.

“Kami berharap dengan dukungan tambahan dari Australia ini, melalui rekan-rekan kami di FAO, dapat membantu mengurangi dampak negatif penyakit ini terhadap ketahanan pangan dan mata pencaharian peternak Indonesia, sekaligus melindungi industri peternakan di negara lain, termasuk Australia," katanya.

Bahaya Penyakit LSD dan PMK

Meskipun penyakit LSD dan PMK diketahui tidak dapat menular ke manusia sehingga mengancam kesehatan manusia. Namun LSD dan PMK merupakan penyakit yang memiliki sifat sangat menular terhadap hewan ternak.

Tercatat Indonesia merupakan negara yang dinyatakan telah bebas PMK sejak 1986 melalui Deklarasi Nasional yang didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 260/Kpts/TN>510/5/1986. Deklarasi bebas PMK tersebut selanjutnya diakui statusnya oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), yang tercantum dalam Resolusi OIE No XI tahun 1990, seperti dilansir dari laman ditjenpkh.pertanian.go.id.

Namun demikian, sejak September 2022 wabah PMK kembali merebak di Indonesia, tepatnya di 24 provinsi dan telah menyebabkan lebih dari 600.000 hewan ternak terinfeksi PMK dengan 11.000 di antaranya mati dan 15.000 di antaranya terpaksa dipotong lebih dulu untuk menghindari kerugian. Sementara itu, wabah LSD telah menginfeksi lebih dari 22.000 hewan di 13 provinsi dan menyebabkan total kerugian bisa mencapai Rp 1 triliun.

"Peternakan adalah komponen penting dari banyak ekonomi perdesaan, menyediakan makanan, pendapatan, dan mata pencaharian bagi jutaan orang di seluruh dunia. Mengontrol dan memberantas penyakit seperti PMK dan LSD sangat penting untuk melindungi mata pencaharian ini dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi masyarakat perdesaan," kata Rajendra Aryal, Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor-Leste.

Pilihan Editor: FAO-Kementan-AS Berkolaborasi Angkat Isu Peternak Lewat Teater

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

1 menit lalu

Barang Pekerja Migran Bebas Masuk tapi Harus Ikuti Peraturan Menteri Keuangan, Apa Saja Syaratnya?

Kementerian Perdagangan menghapus pembatasan jumlah maupun jenis pengiriman atau barang impor milik pekerja migran (PMI) tapi tetap diawasi Bea Cukai

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

13 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Profil Muhadjir Effendy, Menko PMK yang Dipanggil MK Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

30 hari lalu

Profil Muhadjir Effendy, Menko PMK yang Dipanggil MK Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

Menko PMK Muhadjir Effendy bakal menjadi saksi dalam sidang sengketa pilpres di MK. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

48 hari lalu

Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Tangkap Pengedar Narkoba LSD, Modus Disamarkan Gambar Kartun

48 hari lalu

Polda Metro Jaya Tangkap Pengedar Narkoba LSD, Modus Disamarkan Gambar Kartun

Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Metro Jaya menangkap tersangka pengedar narkoba jenis CC4 atau LSD atas nama NK.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

50 hari lalu

Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

Belasan warga menunjukkan gejala antraks setelah mengkonsumsi daging sapi. Daging sapi tersebut diduga terkontaminasi antraks.

Baca Selengkapnya

Wabah Anthrax dari Hewan Ternak Muncul Lagi di Gunungkidul, Begini Saran Pakar UGM

52 hari lalu

Wabah Anthrax dari Hewan Ternak Muncul Lagi di Gunungkidul, Begini Saran Pakar UGM

Penyakit anthrax dari darah hewan ternak kembali muncul di Gunungkidul. Virus itu berpotensi menular ke manusia.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Tangan Bionik dari Undip Dipakai Prajurit TNI, Prakiraan Cuaca, Laporan Bebas Sangkar

24 Februari 2024

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Tangan Bionik dari Undip Dipakai Prajurit TNI, Prakiraan Cuaca, Laporan Bebas Sangkar

Topik tentang tangan bionik buatan peneliti dari Universitas Diponegoro dipakai prajurit TNI menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

23 Februari 2024

Petani di Berbagai Negara Menuntut Pemenuhan Hak, Apa Saja Hak Petani?

Hak petani termasuk berbagi manfaat secara adil hingga hak untuk menyimpan dan menjual benih.

Baca Selengkapnya

Eksklusif, Laporan Benchmark Bebas Sangkar Asia: Selandia Baru dan Israel di Daftar Atas, Indonesia Urutan 7

23 Februari 2024

Eksklusif, Laporan Benchmark Bebas Sangkar Asia: Selandia Baru dan Israel di Daftar Atas, Indonesia Urutan 7

Laporan Benchmark Bebas Sangkar Asia memberikan gambaran penting tentang progres yang ada saat ini, yang menunjukkan skor rata-rata yang rendah.

Baca Selengkapnya