Penumpang Arus Balik Keluhkan Ketersediaan Tiket Penyeberangan Bakauheni-Merak, Ini Penjelasan ASDP
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Selasa, 25 April 2023 13:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang penumpang angkutan penyeberangan bernama Febriyan, 37 tahun, mengeluhkan soal ketersediaan tiket Kapal Feri Bakauheni-Merak. Awalnya, pegawai swasta itu memesan tiket melalui website Ferizy untuk penyeberangan sore ini sekitar pukul 16.00-18.00 WIB. Dia memesan tiket itu sehari sebelumnya.
Namun, kata dia, tiket yang diinginkan dinyatakan habis terjual, sehingga dia memesan yang ada yaitu pukul 20.45 WIB, lalu langsung dibayarnya lunas. “Terus aku iseng-isenglah, di situ ada fitur ubah jadwal, aku iseng bisa enggak ini kalau diubah jadwalnya ya, siapa tahu ada. Aku ubah jadwal, ternyata masih ada tiket yang aku mau sore,” ujar dia saat dihubungi pada Senin, 24 April 2023.
Ketika ingin mengubah jadwal, Febriyan diminta untuk membayar administrasi ada dua biaya yang nilainya masing-masing 25 persen (fari harga tiket), sehingga total biaya administrasi yang harus dia bayar nilainya Rp 260 ribuan lebih atau hampir Rp 300 ribu. Melihat biaya tambahan yang cukup mahal, Febriyan mengurungkan niatnya untuk mengubah jadwal.
“Enggak mau aku, masa orang baru semenit yang lalu dibilang habis kok tiba-tiba ada gitu lho,” ucap dia.
Setelah itu, Febriyan sempat menghubungi call center dari Ferizy, tapi jawaban yang dia dapatkan tidak memuaskan. Menurut Febriyan, pihak Ferizy tidak menjawab pertanyaan yang dia ajukan, mengenai mengapa tiket dinyatakan habis saat pertama dirinya memesan, tapi tersedia saat ingin mengubah jadwal. Hanya menjawab soal biaya administrasi saja.
“Jadi aku kayak merasa memang disuruh bayar lebih nih buat nyeberang, Rp 260 ribu itu gede lho satu orang. Bayangin saja satu hari itu bisa berapa ribu orang,” tutur Febriyan. Belum lagi dengan harga tiket penyeberangan untuk mobil golongan IV Rp 644 ribu.
Febriyan yang bekantor di salah satu perusahaan swasta di Jakarta Selatan itu menilai bahwa hal itu menjadi akal-akalan pihak Ferizy untuk mencari keuntungan. “Jadi ini aku merasa Ferizy ngakal-ngakalin ini, kayak calo di dalam secara resmi, naiknya jadi Rp 300 ribu kalau mau di jam yang kita inginkan,” kata Febriyan.
Selanjutnya: Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)....
<!--more-->
Menanggapi keluhan itu, Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin menjelaskan hal itu terjadi mirip seperti jika memesan tiket penerbangan di berbagai maskapai. Menurut dia, di maskapai misalnya ada penumpang yang melepaskan tiketnya atau melakukan pembatalan, kuota tiket yang tadinya tidak tersedia menjadi available.
“Jadi itu sebenarnya logikanya seperti itu sih. Mungkin ketika dia pesan saat itu memang sudah penuh tapi ketika misalnya dia mau reschedule tiba-tiba available itu mungkin saja ada penumpang yang meng-cancel, misalnya itu,” ujar Shelvy.
Selain itu, dia melanjutkan, hal itu juga tergantung pada jadwal kapal yang akan dioperasikan oleh Balai Pengelola Transportasi Daerah atau BPTD. Sehlvy mencontohkan, misalnya ternyata BPTD menjadwalkan kapal yang lebih besar karena adanya kepadatan penumpang.
“Kapasitasnya akhirnya bertambah dan akhirnya kuota bertambah lagi, bisa juga seperti itu,” tutur dia.
Adapun mengenai biaya administrasi, menurut Shelvy, itu sudah merupakan ketentuan yang berlaku. Menurut dia, sama juga seperti di tiket angkutan penerbangan, di mana ketika melakukan reschedule mendekati waktu penerbangan, maka pasti akan semakin besar biaya administrasinya.
Menurut Shelvi, semua moda tranportasi ada biaya yang memang harus ditanggung apabila ingin melakukan perubahan waktu perjalanan. “Baik di kereta, pesawat, sama saja dengan di kapal feri. Mungkin karena kita sekarang baru, jadi banyak orang yang masih kaget, seperti itu saja sih,” ucap Shelvy.
Pilihan Editor: MTI: Mobil Barang Mudik Lebaran 2023 Hampir 100 Persen Kelebihan Muatan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini