Kinerja Pertumbuhan Kredit BNI Kuartal I 2023 Capai Rp 234 Triliun, Didorong Segmen Korporasi Swasta
Reporter
Tempo.co
Editor
Grace gandhi
Rabu, 19 April 2023 08:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja pertumbuhan kredit PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI pada kuartal I 2023 didorong oleh segmen korporasi swasta yang tumbuh 21,2 persen YoY menjadi Rp 234,0 triliun.
Diikuti oleh segmen enterprise atau large commercial yang meningkat 13,2 persen YoY menjadi Rp 52,2 triliun, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh 7,8 persen YoY menjadi Rp 50,1 triliun.
Direktur Finance PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI Novita Widya Anggraini memaparkan, dinamika bisnis dan ekonomi serta baru pulihnya perekonomian nasional pasca pandemi membuat BNI harus cermat dalam mengidentifikasi dan mendorong mesin-mesin pertumbuhan bisnis yang telah siap untuk melakukan ekspansi.
Hal ini bertujuan untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga dan BNI mampu mengoptimalkan pendapatan dari ekosistem bisnis nasabah sehingga pencapaian laba dapat sustain ke depan.
Sementara, segmen konsumer secara keseluruhan tumbuh 11,9 persen YoY menjadi Rp 113,4 triliun, dengan personal loan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi mesin pertumbuhan dengan masing-masing meningkat 19,2 persen YoY menjadi Rp 44,5 triliun dan tumbuh 8 persen YoY menjadi Rp 54,5 triliun.
BNI juga melihat debitur yang terdampak pandemi Covid-19 terus mengalami pemulihan. Hal ini berdampak positif pada komposisi portofolio restrukturisasi kredit akibat Covid-19 yang hingga akhir kuartal I 2023 tersisa Rp 45,8 triliun atau hanya mencapai 7,3 persen dari total kredit, jauh menurun dari kuartal I 2022 yang masih mencapai 12 persen dari total kredit.
Selanjutnya: Penurunan ini terutama berasal dari ....
<!--more-->
Penurunan ini terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, mengindikasikan bahwa bisnis debitur kembali pulih.
“Kami tentunya sangat bersyukur bahwa portofolio kredit restruktursasi terdampak pandemi Covid-19 terus mengalami penurunan. Penurunan tersebut berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi dan mengindikasikan bisnis debitur mulai pulih,” kata Novita.
Selain pertumbuhan bisnis yang selektif dan berkualitas, Novita menambahkan penting bagi perseroan saat ini untuk menjaga tingkat likuiditas dan permodalan. Pertumbuhan DPK yang sehat terutama dari CASA mampu membawa BNI menjaga posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) stabil di level 85,4 persen.
Indikator kecukupan likuiditas lainnya seperti Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) juga terus berada pada posisi yang sangat kuat, jauh di atas ketentuan regulator.
“Sementara itu, tingkat kecukupan permodalan terus meningkat dengan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 21,6 persen, naik 230 bps secara tahunan. Kecukupan likuiditas dan permodalan perseroan ini menjadi bekal penting untuk terus tumbuh dengan tetap memiliki ketahanan yang kuat dalam mengantisipasi risiko di masa depan serta menjaga kepercayaan nasabah dan seluruh stakeholders," kata Novita.
Pilihan Editor: Lalu Lintas di Tol Jakarta - Cikampek Makin Padat, Jasa Marga Tetap Melanjutkan Skema One Way
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini