Sri Mulyani: Pembiayaan Utang Melalui SBN Mencapai Rp 224,8 Triliun
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Selasa, 18 April 2023 11:29 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pelaksanaan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) hingga akhir Maret 2023 mencatatkan surplus sebesar 0,61 persen terhadap produk domestik bruto atau PDB. Hingga periode itu pembiayaan terkendali dengan tetap mengedepankan prinsip prudent, fleksibel, dan akuntabel.
Pembiayaan utang melalui surat berharga negara (SBN) dan pinjaman on track sesuai dengan strategi pembiayaan 2023, terealisasi sebesar Rp 224,8 triliun (32,3 persen dari target).
“Pengadaan utang dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan kas pemerintah, serta kebutuhan pembiayaan,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN Kita pada Senin, 17 April 2023.
Sementara pada periode yang sama tahun lalu, realisasi pembiayaan utang hingga Maret 2022 tumbuh sebesar 49,8 persen. Menurut Sri Mulyani, penarikan utang dalam jumlah besar pada awal tahun ini untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan global.
“Kami melakukan front loading untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga yang higher for longer,” kata Sri Mulyani.
Saat ini, Sri Mulyani mengatakan, tekanan geopolitik dan sistem perbankan Amerika Serikat dan Eropa masih menjadi perhatian global yang terus diwaspadai. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2023 stabil, sejalan dengan proyeksi awal dan didukung konsumsi domestik yang cukup kuat.
Selanjutnya: Di samping itu, bendahara negara ini berujar....
<!--more-->
Di samping itu, bendahara negara ini berujar, kinerja APBN hingga Maret masih mencatatkan surplus ditopang kinerja belanja dalam tren yang baik dan pendapatan yang masih kuat. “Dalam mempertahankan momentum transformasi ekonomi, APBN berperan kuat sebagai instrumen pembangunan dan penjaga kesehatan fiskal,” kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, kinerja baik APBN telah terbukti berjalan progresif secara konsisten. Namun, pemerintah akan terus waspada dan melakukan mitigasi guna mengantisipasi ketidakpastian di sepanjang tahun 2023.
Sri Mulyani juga menuturkan bahwa APBN menjadi instrumen yang penting, menjaga kesejahteraan rakyat dan mendorong perekonomian Indonesia. Dengan tujuan untuk bertransformasi menciptakan nilai tambah dan juga produktivitas kinerja yang baik.
“Kinerja APBN yang baik ini akan menjadi modal bagi kita menjaga kewaspadaan terhadap berbagai gejolak dan ketidakpastian sepanjang tahun 2023, baik yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam negeri,” ucap Menkeu Sri Mulyani.
Pilihan Editor: Jokowi Bagikan Sembako ke Pengemudi Ojol, SPAI: Seharusnya Jadi Contoh Kementerian Ketenagakerjaan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini