Sederet Sorotan Publik ke Bea Cukai, Acak-acak Barang Putri Gus Dur sampai Diduga Peras Turis Taiwan
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Jumat, 14 April 2023 15:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan atau Bea Cukai mendapat banyak sorotan setelah diterpa sejumlah isu. Terbaru, oknum petugas Bea Cukai diduga memeras seorang turis Taiwan yang baru tiba di Bali untuk berlibur.
Sebuah video pendek dari media berita Taiwan CTS yang menyebutkan dugaan pemerasan oleh oknum petugas Bea Cukai di Bandara Ngurah Rai, Bali beredar viral dan banyak disorot oleh warganet di Twitter. Hingga berita ini ditayangkan, terpantau "Bea Cukai" masuk dalam jajaran trending keywords di media sosial itu dengan sebanyak 6.115 cuitan.
Di video tersebut diberitakan oknum petugas Bea Cukai diduga melakukan pemerasan terhadap seorang turis Taiwan yang baru tiba di Bali untuk berlibur.
Kejadian tersebut diunggah oleh akun @timmymalachi di media sosial Twitter. Akun itu menuliskan, “Gila sampai turis Taiwan aja takut sama becuk (bea cukai) Indon,” tulisnya pada 12 April 2023. “Bea Cukai Indonesia tengah disorot selama beberapa waktu terakhir, buntut berbagai keluhan dari masyarakat,” keterangan dalam video yang disertakan dalam unggahan.
“Bukan hanya warga Indonesia saja yang dipersulit pihak bea cukai, Turis asing yang ingin berwisata ke Indonesia pun kena imbasnya. Para turis merasa dieksploitasi dan diperas oleh pihak bea cukai Indonesia. Imbasnya, banyak turis Taiwan takut bepergian ke Indonesia.”
Keluhan terhadap Bea Cukai memang ramai di media sosial. Salah satunya dugaan pungutan liar atau pungli oleh oknum petugas Bea Cukai agar piala seorang WNI pemenang lomba menyanyi di Jepang bisa masuk dan dibawa pulang ke Tanah Air. Ada pula kasus saat koper putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, yang diacak-acak Bea Cukai setiba dari konferensi di Taiwan.
“Dari keterangan tersebut, kami meyakini bahwa kejadian tersebut tidak terjadi di Bea Cukai karena kami tidak memiliki kewenangan untuk melakukan perekaman sidik jari dan stempel/cap pada paspor,” ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana.
Meski begitu, Bea Cukai tetap akan berusaha berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk kemudian dapat mencari tahu duduk persoalan yang sebenarnya. "Dan berkomunikasi dengan yang bersangkutan. Dapat kami sampaikan pula, saat ini kami dalam proses berkoordinasi dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei,” kata Hatta.
Berikut sejumlah isu yang menerpa Bea Cukai belakangan, dirangkum Tempo.co:
1. Fatimah Zahratunnisa kirim piala dari Jepang ditagih Rp 4 juta
Fatimah Zahratunnisa merupakan salah satu korban dugaan pungli oknum petugas Bea Cukai. Dalam cuitannya, Fatimah mengaku kejadiannya bermula pada 2015 saat memenangkan acara lomba nyanyi di TV Jepang. Pialanya dikirim ke Indonesia karena terlalu besar jika dibawa ke pesawat. Namun dia justru ditagih Rp 4 juta padahal lomba tersebut tidak berhadiah uang.
“Ditagih pajak Rp 4 juta. Padahal lombanya enggak ada hadiah uang Cuma piala itu doang. Menang lomba kok nombok,” cuit pemilik akun @zahratunnisaf ini.
Karena tidak terima, Fatimah kemudian diminta untuk melengkapi surat-surat yang membuktikan bahwa itu benar-benar hadiah. Bahkan, @zahratunnisaf sampai menunjukkan video di acara TV Jepang yang diikutinya. “Baru orang bea cukai percaya. Mana waktu di kantornya disuruh nyanyi buat buktiin bisa nyanyi apa enggak,” kata dia.
2. Pengembang game, Kris Antoni dapat award tapi pialanya dijegal Bea Cukai
Pengalaman dugaan pungli di Bea Cukai juga dirasakan oleh pengembang game Kris Antoni. Kris menanggapi cuitan Fatimah yang sebelumnya dimintai Rp 4 juta tersebut. Kris mengaku mengalami hal serupa pada 2013 lalu ketika studio pengembang game-nya @togeproductions memenangkan award Flash Game Summit di San Francisco.
“Tapi karena kita nga bsa pergi terima awardnya jadi pialanya dikirim ke Indonesia, sampai di Jakarta pialanya kena pajak becuk 1 juta lebih,” cuit Kris lewat akun @kerissakti, Rabu, 22 Maret 2023.
Semakin bingung ketika memprotes pengenaan pajak tersebut. “Mau protes Cuma dibilang ‘barang yg di import mau beli atau gift gratis tetap kena pajak’. Gratis kena pajak tuh gmna? Karena orang awam nga ngerti apa2, kita iya iya aja. Selama 2011-2013 kita menang award 3 tahun berturut2 di Amrik. Ya bayangin aja pajaknya berapa,” tulis Kris.
Dia juga mengungkit kesulitan mendapat kesempatan membuat game untuk Nintendo Switch pada beberapa waktu sebelumnya. Saat itu, perusahaannya jadi satu-satunya pengembang game asal Indonesia yang mendapat DevKit, hardware yang bisa dipakai oleh pengembang untuk menciptakan game platform konsol terkait. Tapi ketika mendatangkan DevKit yang disebutnya alat khusus super rahasia tersebut, ia malah dianggap aparat bea Cukai akan menjualnya di Indonesia.
“Sama becuk malah gw dianggap mau jualan. Dimintain SNI segala. Gw sampai masuk TV muka diblur kyk kriminal,” cuit Kris.
Padahal, menurut Kris, tanpa alat tersebut, sejumlah game Indonesia, seperti A Space for the Unbound, tidak akan ada di konsol. “Devkit itu teknologi proprietary yg tidak bisa direplikasi di Indonesia. Klo Indonesia mau maju, tech kyk gini harus dipermudah aksesnya. Ini malah dihambat negara sendiri.”
Selanjutnya: Petugas Bea Cukai Acak-acak Barang Putri Gus Dur
<!--more-->
3. Barang Alissa Wahid diacak-acak petugas Bea Cukai
Putri Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid alias Alissa Wahid juga menceritakan pengalaman yang tidak menyenangkan dengan petugas Bea Cukai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Cerita itu muncul setelah akun Twitter @kurawa mengunggah cuitan dengan tangkapan layar seorang wanita yang membawa piala lomba nyanyi di Jepang ditagih Rp 4 juta.
“Maaf nyamber. Suatu ketika saya pulang dari konferensi di Taiwan. Di Cengkareng, saya diarahkan menuju meja pemeriksaan yang di dalam itu,” cuit Alissa pada Ahad, 19 Maret 2023.
Kemudian terjadilah komunikasi antara putri sulung Presiden Keempat Abdurrahman Wahid atau Gur Dur ini dengan seorang petugas wanita Bea dan Cukai. Kepada Alissa, petugas itu mempertanyakan: “Kamu pulang kerja ya di Taiwan? Berapa lama kerja di sana? Bawa apa aja? Buka kopernya,” tulis Alissa menirukan petugas.
Lantas Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU itu pun menuruti permintaan tersebut dan membuka kopernya sambil menyerahkan paspornya. “Cuma 3 hari di Taiwan,” kata Alissa menjawab pertanyaan petugas itu. Lalu petugas itu mempertanyakan pekerjaan Alissa selama tiga hari di Taiwan. Petugas itu juga mempertanyakan koper besar yang dibawa, termasuk apa saja yang sudah dibeli, bahkan bayaran hasil pekerjaan Alissa.
Alissa yang juga seorang psikolog itu menjawab dirinya bekerja untuk mengikuti konferensi. “Petugas: ‘kok kamu bisa belanja dan bawa barang banyak? Kamu kerja apa?’ Ndedes,” kata Alissa. Lebih lanjut, petugas itu juga mempertanyakan apakah Alissa sering bepergian ke luar negeri sambil membuka isi paspornya. “Ya. Bisa lihat di paspor, mbak,” ucap Alissa. Kemudian petugas itu bertanya lagi: “Kok sering ke luar. Kerja apa?” Alissa menjawab LSM (lembaga swadaya masyarakat).
Setelah itu menurut Alissa, petugas menengok dirinya dengan tampang agak kecut, lalu mengembalikan paspor. “Silakan,” kata Alissa meniru petugas. Lalu, Alissa langsung membereskan koper yang sudah diacak-acak oleh petugas tersebut.
4. Pegawai Bea Cukai sebut warganet babu
Seorang pegawai Bea Cukai Widy Heriyanto viral di media sosial Twitter. Widy mengomentari curhatan Kris Antoni dengan kata-kata tidak pantas. Pasalnya, dia menyebut warganet sebagai babu.
“Sebelum lo ngetwit, mending belajar dlu deh ketentuan impor itu gimana. Kalo skrg kan jadinya lo bacot tanpa minim literasi peraturan,” balas Widy diunggahan Kris melalui akun Twitternya, @wadawidy, Rabu 22 Maret 2023. “Para babu sibuk belain tuan nya,” tulisannya lagu.
Komika Arie Kriting menanggapi cuitan tersebut dan menandai akun Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Yustinus Prastowo. “Pak @prastow mohon maaf, ini karena lagi banyak masyarakat yang resah, mungkin pegawainya dikurangi dulu main sosmednya kalau gak bisa menahan emosi begini. Pasti berat melihat situasi yang kayak gak ada habisnya menyoroti kinerja teman-teman di sana. Semoga tetap istiqomah,” tulis Arie Kriting dalam akun Twitternya @Arie_Kriting, Kamis 23 Maret 2023
5. Bea Cukai tahan alkes difabel asal Finlandia
Seorang warga negara asing atau WNA difabel asal Finlandia, Panu Ruokokoski, viral lantaran videonya kesulitan mengambil kiriman alat kesehatan atau alkes. Pasalnya, barang itu diduga ditahan oleh Bea Cukai Ngurah Rai, Bali. Belakangan, ia akhirnya bisa memperoleh alkes untuk membantunya buang air kecil tersebut.
Dalam video pendek yang tersebar viral di media sosial pada Kamis, 6 April 2023 itu, diperlihatkan bagaimana Ruokokoski menggunakan kursi roda mendatangi Kantor Bea Cukai Ngurah Rai. Ia gagal mengambil paket kiriman dari negaranya karena terganjal aturan larangan dan pembatasan importasi alat kesehatan.
Pilihan Editor: Stafsus Menkeu Yustinus Prastowo Sibuk Sampaikan Maaf Sepekan Ini Soal Bea Cukai dan Pajak
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.