BPS Jelaskan Penyebab Inflasi Maret 2023 Menurun Meski Memasuki Bulan Puasa

Senin, 3 April 2023 14:05 WIB

Calon pembeli mengecek kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Selasa 4 Oktober 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada September sebesar 1,17 persen (month-to-month/mtm), tertinggi sejak Desember 2014 dengan komoditas utama penyumbang inflasi tersebut adalah harga b ahan bakar minyak (BBM), beras dan angkutan dalam kota. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Stastistik atau BPS mengumumkan angka inflasi pada Maret 2023 menurun meski memasuki Ramadan. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini menyebutkan inflasi pada periode tersebut menurun secara tahunan year or year dari 5,47 persen pada Februari menjadi 4,97 persen pada Maret ini.

Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini, inflasi pada Maret 2023 mengalami perlambatan karena kondisi permintaan konsumen. "Jadi memang permintaan di Ramadan ini tidak setinggi dengan kondisi sebelum pandemi," tuturnya dalam konferensi pers virtual pada Senin, 3 April 2023.

Pudji menilai, pola konsumsi masyarakat masih belum 100 persen kembali normal. Artinya dari sisi permintaan, menurutnya, belum ada kenaikan yang signifikan hingga membuat inflasi cenderung turun.

Namun, secara bulanan atau month to month (mtm) inflasi Maret 2023 mengalami kenaikan menjadi 0,18 persen. Sebab, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada periode ini naik dari 114,16 pada Februari 2023 menjadi 114,36 pada Maret 2023.

Adapun BPS memprediksi inflasi selama Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2023 juga akan relatif lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Kendati demikian, ia menekankan masyarakat perlu mewaspadai beberapa komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi saat ini.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Tarif angkutan udara tahun lalu memiliki andil inflasi 0,17 persen

<!--more-->

Harga yang perlu diwaspadai tersebut, di antaranya tarif angkutan udara, daging sapi, daging ayam ras, bawang merah, telur, dan ayam ras. Dia merujuk pada tren kenaikan harga tahun lalu, BPS mencatat tarif angkutan udara tahun lalu memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,17 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka tersebut naik dibandingkan pada Maret 2020 sebesar 0,04 persen yoy.

Kemudian komoditas ayam ras pada Maret 2022 memiliki andil inflasi sebesar 0,05 persen yoy. Angka tersebut juga lebih tinggi dibandingkan tahun lalu 0,04 persen yoy dibandingkan Maret 2021. Lalu komoditas ikan segar dan bawang merah yang menyumbang inflasi 0,04 persen.

Terlebih, kata dia, inflasi terbesar pada Maret 2023 masih disumbang oleh kelompok transportasi, makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,54 dan memberi andil inflasi sebanyak 0,07 persen. Kemudian kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 0,18 persen mtm dan menyumbang laju inflasi sebesar 0,18 persen mtm.

Pilihan Editor: BPS: Harga Gabah dan Beras Petani Merosot saat Panen Raya

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

3 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

3 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

4 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

4 hari lalu

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan April 2024 tetap tumbuh, didorong oleh momen Idul Fitri.

Baca Selengkapnya