Terkait Donggi-Senoro, Menteri Energi Dipanggil KPPU

Reporter

Editor

Selasa, 14 April 2009 15:56 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Komisi Pengawas Persaingan Usaha akan memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro pada Rabu (15/4) terkait masalah pengembangan gas Donggi-Senoro.

"Kami mengundang Menteri Energi untuk memberikan pandangannya secara umum soal kebijakan gas di Indonesia," ujar Direktur Komunikasi Komisi Pengawas Persaingan Usaha Ahmad Djunaidi ketika dihubungi di Jakarta, Selasa (14/4).

Ia mengatakan Komisi selalu memanggil pihak pemerintah untuk setiap kasus yang sedang diprosesnya. "Hampir setiap perkara kami selalu minta pemerintah memberikan pandangan dan kebijakannya," ujar Ahmad.

Saat ini Menteri Energi belum memberikan konfirmasi apakah akan hadir memenuhi undangan itu. Rencananya, pemanggilan akan dilakukan tepat pukul 14.00 WIB esok hari. "Kami belum dapat konfirmasi apakah Menteri akan datang atau ada yang menggantikannya," katanya.

Kasus pengembangan lapangan gas Donggi-Senoro dibawa ke Komisi Pengawas karena PT LNG Energi Utama menuduh konsorsium proyek itu, Pertamina-Medco-Mitsubishi, melakukan persaingan tidak sehat.

LNG Energi Utama merasa pihaknya yang seharusnya mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kilang gas alam cair di proyek itu karena telah melalui proses kesepakatan dengan Medco. Namun, pada akhirnya Pertamina dan Medco memilih Mitsubishi sebagai pengembang kilang.

Menanggapi kasus yang terjadi, anggota Komisi Energi dan Lingkungan Tjatur Sapto Edi mengatakan pemerintah harus menyelesaikan kasus hukum yang sedang terjadi di Komisi Pengawas Persaingan Usaha. "Proses hukum harus selesai, baru pemerintah mengatur urusan hulu dan hilirnya," katanya.

Pemerintah tidak perlu merasa mendapat tekanan dari pihak konsorsium untuk segera memberikan persetujuan soal harga jual-beli gas alam cair atau sales appointed agreement. "Biar saja 2 penjual asal Jepang (Kansai Electric Power dan Chubu Electric Power) membatalkan head of agreement dengan konsorsium," ujar Tjatur. "Toh, gas itu dibeli pun tidak terlalu menguntungkan untuk kita."

Menurut dia, kalau pemerintah membuat aturan bisnis yang benar maka masalah seperti ini tidak perlu terjadi. "Harusnya, jangan buat perjanjian dulu dengan Jepang," katanya.

SORTA TOBING

Berita terkait

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

24 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

33 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Kelompok Lingkungan di Arena COP28 Desak Stop Perdagangan Gas Alam Cair

9 Desember 2023

Kelompok Lingkungan di Arena COP28 Desak Stop Perdagangan Gas Alam Cair

Kelompok lingkungan hidup di arena COP28 mendesak diakhirinya ekspansi LNG untuk menghentikan 'kekacauan iklim'.

Baca Selengkapnya

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

16 Oktober 2023

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

MKementerian ESDM akan memberikan bantuan 600 ribu unit rice cooker secara gratis, apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Pertamina Kembangkan Bisnis Carbon Capture dan Gas Alam Cair

7 September 2023

Pertamina Kembangkan Bisnis Carbon Capture dan Gas Alam Cair

PT Pertamina (Persero) mengembangkan bisnis carbon capture storage (CCS) dan gas alam cair (LNG) secara terintegrasi untuk mengurangi emisi karbon.

Baca Selengkapnya

Dukung Terminal LNG di Bali, Luhut Yakin RI Akan Kelebihan Produksi Gas Alam Cair pada 2032

26 Juli 2023

Dukung Terminal LNG di Bali, Luhut Yakin RI Akan Kelebihan Produksi Gas Alam Cair pada 2032

Menteri Luhut meminta pembangunan Terminal Liquified Natural Gas (LNG) di Bali terus digenjot. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

26 Juli 2023

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

Energi surya memiliki peran strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Selengkapnya

Jokowi Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Luhut Larang Ekspor LNG, Apa Alasannya?

1 Juni 2023

Jokowi Buka Keran Ekspor Pasir Laut, Luhut Larang Ekspor LNG, Apa Alasannya?

Setelah 20 tahun dilarang, Jokowi membuka keran ekspor pasir laut yang disusul dengan perintah Menko Marves, Luhut melarang ekspor LNG. Ada apa?

Baca Selengkapnya