Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Surplus US$ 5,48 Miliar, BPS: Surplus 34 Bulan Berturut-turut
Reporter
Antara
Editor
Grace gandhi
Rabu, 15 Maret 2023 14:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 mengalami surplus sebesar US$ 5,48 miliar.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Februari 2023 telah membukukan surplus selama 34 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 dan masih dalam tren yang meningkat," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.
Surplus neraca perdagangan diperoleh dari transaksi di sektor nonmigas sebesar US$ 6,70 miliar, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas US$ 1,22 miliar.
Habibullah mengatakan, meski sektor migas mengalami defisit US$ 2,64 miliar selama Januari-Februari 2023, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas sebesar US$ 12,00 miliar sehingga secara total mengalami surplus US$ 9,36 miliar.
Surplus nonmigas disumbang oleh bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) serta besi dan baja (HS 72) sebesar US$ 6,70 miliar.
Tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat, India, dan China. Amerika Serikat sebesar US$ 1,32 miliar dengan komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85), pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan (HS 62) dan pakaian dan aksesorisnya rajutan (HS 61).
Selanjutnya: India menyumbang US$ 1,081 miliar....
<!--more-->
India menyumbang US$ 1,081 miliar dengan komoditas bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati serta bijih logam, terak dan abu (HS 26). Sedangkan China US$ 999,8 juta dengan besi dan baja (HS 72), bahan bakar mineral dan lemak dan minyak hewan/nabati.
Sementara tiga penyumbang defisit terdalam adalah Australia sebesar US$ 400,4 juta, Thailand US$ 342,1 juta, dan Brasil US$ 158,8 juta.
"Surplus neraca perdagangan pada Februari 2023 terjadi di tengah penurunan impor yang jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor," kata Habibullah.
Pada Februari 2023, ekspor mengalami penurunan sebesar 4,15 persen dibandingkan dengan Januari 2023 (m-to-m). Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai ekspor migas sebesar 20,26 persen.
Impor Februari 2023 juga mengalami penurunan sebesar 13,68 persen (m-to-m) dan lebih dalam dari penurunan ekspor. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan impor bahan baku/penopang sebesar 15,09 persen.
Pilihan Editor: Tegas Menolak Restrukturisasi Jiwasraya, Nasabah dari Forum Pensiunan BUMN: Melanggar UU
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini