Susi Pudjiastuti Soal Insiden Susi Air: Pilot Disandera OPM hingga Penerbangan Tertunda
Reporter
Tempo.co
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Rabu, 1 Maret 2023 13:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik sekaligus pendiri maskapai Susi Air, Susi Pudjiastuti, buka suara terkait insiden pembakaran pesawat Susi Air miliknya dan penyanderaan pilot Kapten Philips Max Mehrtens, serta terhentinya operasi pesawat Susi Air di Papua.
Berikut rangkuman poin yang disampaikan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja 2014-2019 itu.
Tidak benar Phil Mehrtens bergabung OPM
Susi membantah rumor yang menyebut pilot maskapainya, Kapten Philips Max Mehrtens, bergabung dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Susi mengaku mengenal Philips secara baik.
“Itu sangat tidak benar yang mengatakan bahwa mungkin Phil Mehrtens bersama dengan OPM atau apa. Tidak ada, karena dia adalah seorang bapak rumah tangga. Saya kenal istrinya, Phil kerja sama saya hampir sepuluh tahun dari tahun 2012 sampai 2015. Kemudian keluar. Kemudian kembali tahun 2020,” kata Susi dalam konferensi pers di kediamannya di Jakarta Timur, Rabu, 1 Maret 2023.
Susi mengatakan Philips menikah dengan perempuan asal Pangandaran. Mertua Philips, kata Susi, bekerja di perusahaan perikanan miliknya selama puluhan tahun. Susi mengatakan mengenal keluarga istri Philips dengan sangat baik.
Susi minta maaf
Susi meminta maaf karena karena sudah 22 hari Kapten Philips Max Mehrtens yang disandera TPNPB-OPM belum juga ditemukan hingga hari ini. Ia juga meminta maaf kepada masyarakat Papua karena insiden ini mengganggu banyak pihak.
"Saya sebagai founder dan pemilik Susi Air ingin meminta maaf kepada masyarakat Papua, pemerintah daerah dan seluruh pengguna Susi Air di Papua yang sekarang ini menjadi terganggu," kata Susi.
Susi juga mengatakan tidak habis pikir dengan tindakan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) yang menyandera Philips. Menurutnya, penyanderaan terhadap Kapten Philips Max Mehrtens mengagetkan sekaligus menyedihkan. Pasalnya, menurut pendapat pribadi, ia menilai memperjuangkan kemerdekaan dengan merampas kemedekaan orang lain bukanlah tindakan yang baik.
“Saya mengerti orang berjuang, ini pribadi ya pendapat pribadi bukan sebagai pemilik Susi Air. Sebagai pendapat seorang pribadi, memperjuangkan kemerdekaan dengan mengambil kemerdekaan orang, itu adalah bukan cara yang bijak dan benar,” kata Susi.
“Kami tetap berharap dan berdoa pilot kami Kapten Philips Max Mehrtens bisa dibebaskan tanpa syarat kalau bisa,” kata Susi.
Selanjutnya: Penerbangan Susi Air di Papua menurun...
<!--more-->
Penerbangan Susi Air di Papua menurun 70 persen
Susi menjelaskan kejadian itu membuat penerbangan Susi Air di Papua menurun hingga 70 persen. Penerbangan porter Susi Air juga terpaksa dihentikan. Ia menuturkan insiden pembakaran tersebut merupakan sebuah kejutan. Susi menilai aksi TPNPB-OPM menyandera Kapten Philip merupakan sebuah aksi yang patut dikecam.
Sementara itu, kuasa hukum maskapai penerbangan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air, Donal Fariz, menyebut harga pesawat yang dibakar kelompok bersenjata di Papua adalah 2 juta US$ atau sekitar Rp 30,4 miliar.
Hal ini diungkap Donal, sapaannya, saat ditanya perihal kerugian materiil Susi Air atas insiden pembakaran pesawat dan penculikan pilotnya.
"Pesawat yang dibakar, nilai harga pesawat itu saja 2 juta US$ dan tidak lagi diproduksi," kata Donal dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023.
Untuk diketahui, jenis pesawat Susi Air yang dibakar adalah Pilatus PC-6 Turbo Porter. Selain kerugian pesawat, dia menyebut Susi Air masih menanggung kerugian lain seperti penerbangan yang tertunda. "Yang jelas satu frekuensi itu nilai subsidi pemerintah lebih kurang Rp 14 juta-an satu flight per hour," ujar Donal.
Dia melanjutkan, insiden itu juga membuat beberapa wilayah menjadi zona merah yang tidak bisa dimasuki pesawat komersil. "Hampir 40 persen penerbangan di Papua secara umum itu menjadi batal dan tidak bisa beroperasi," kata Donal.
Dia mengatakan, secara khusus, 70 persen penerbangan Porter Susi Air menjadi terganggu. Makanya, kata dia, Susi Air terus berkoordinasi dengan pemerintah, khususnya Direktorat Angkutan Udara Kementerian Perhubungan.
AMELIA RAHIMA SARI | EKA YUDHA SAPUTRA
Pilihan editor: Susi Air Akan Beberkan Perkembangan Terakhir Pencarian Pilotnya yang Disandera KKB di Papua
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini