BRIN Sebut 5 Tantangan Indonesia dalam Ketahanan Pangan, Apa Saja?

Selasa, 28 Februari 2023 08:10 WIB

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Luas panen padi di Jawa Timur pada November - Desember 2022 diperkirakan mencapai 171,46 ribu hektar dengan produksi sebesar 980,8 ribu ton GKG, setara dengan 637 ribu ton beras. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Marsudi Wahyu Kisworo menyebutkan lima tantangan Indonesia dalam hal ketahanan pangan berupa perubahan iklim, pandemi, geopolitik, pertumbuhan penduduk, serta regenerasi petani dan nelayan.

Dalam hal perubahan iklim, yang menjadi tantangan adalah jika sebelumnya para petani bergantung pada cuaca untuk menanam padi, tetapi sekarang hal tersebut tidak bisa lagi menjadi tolak ukur.

“Saat ini musim hujan sudah tidak teratur. Dampaknya, petani kerap mengalami kerugian karena padi yang ditanamnya kebanjiran atau bahkan kekeringan karena tidak ada air,” ujar Marsudi dalam Forum Group Discussion Geliat Ketahanan Pangan Indonesia 2023 yang diselenggarakan oleh Panen News, Senin, 27 Februari 2023.

Tantangan yang kedua adalah pandemi. Dia menjelaskan hampir tiga tahun Indonesia dihantam pandemi Covid-19 dan hal ini cukup terasa melumpuhkan perekonomian. Pasalnya masyarakat tidak bisa bergerak keluar rumah sehingga berdampak pada menurunnya ketahanan pangan.

Kemudian, geopolitik perang antara Rusia-Ukraina juga menjadi tantangan bagi ketahanan pangan Indonesia. “Beberapa negara lain juga terdampak langsung atas perang tersebut. Indonesia sebenarnya juga terdampak, tapi masih bisa ditambal,” ucap Marsudi.

Advertising
Advertising

Pertumbuhan penduduk juga menjadi tantangan bagi ketahanan pangan Indonesia. Dari data BRIN menunjukkan setiap tahunnya lahan pertanian berkurang hingga 100 hektar persegi, “Lahan untuk pertanian berkurang sementara naluri mahluk hidup untuk berkembang terus berjalan. Hal ini tentu menjadi masalah yang harus ditemukan solusinya,” tuturnya.

Tantangan yang terakhir, kata Marsudi, adalah minimnya regenerasi petani dan nelayan. “Ini menjadi masalah utama yang terus dilakukan solusinya. Salah satunya adalah bagaimana menarik kelompok milenial untuk mau terjun menjadi petani.”

Konsultan Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), Nukila Evianty, menuturkan ada banyak cara untuk menghadapi tantangan soal ketahanan pangan. Salah satunya dengan pemberdayaan para petani Indonesia.

“Petani di Indonesia itu tidak sejahtera. Bahkan petani juga tidak ingin anaknya menjadi petani. Keadaan ini cukup miris, karena apa yang kita makan dari petani. Namun kenyataannya, bertani bukan pekerjaan yang banyak diminati,” tutur Nukila pada kesempatan sama.

Pilihan Editor: UU PPSK, OJK Buat Ketentuan Spin-off Unit Usaha Syariah

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

10 jam lalu

Kata Pakar Soal Posisi Koalisi dan Oposisi dalam Pemerintahan Prabowo

Prabowo diharapkan tidak terjebak dalam politik merangkul yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

1 hari lalu

Mentan Bangun Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, akan membangun klaster pertanian modern seluas 10.000 hektare di Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

1 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

1 hari lalu

Peneliti BRIN Studi Lutesium-177-PSMA untuk Obat Nuklir Kanker Prostat

Peneliti BRIN Rien Ritawidya mengembangkan studi Lutesium-177-PSMA untuk obat nuklir kanker prostat

Baca Selengkapnya

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

1 hari lalu

Satelit NEO-1 Karya BRIN Masuki Tahap Penyelesaian, Diluncurkan Akhir 2024 atau Awal 2025

BRIN mengembangkan konstelasi satelit untuk observasi bumi. Satelit NEO-1 kini memasuki tahap penyelesaian akhir.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

2 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

2 hari lalu

Profil Kawasan Wallacea, Surga Biodiversitas yang Diintai Ancaman Kerusakan Lingkungan

Kawasan Wallacea seluas 347 ribu kilometer persegi diisi 10 ribu spesies tumbuhan. Sebagian kecil dari jumlah tersebut sudah terancam punah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

2 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

2 hari lalu

Peneliti BRIN: Suhu Panas Akhir-akhir ini Bentuk Suhu Tinggi, Bukan Heatwave

Menurut peneliti BRIN, suhu panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini kategorinya suhu tinggi, bukan gelombang panas atau heatwave.

Baca Selengkapnya

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

2 hari lalu

'Bintang Jatuh' Terlihat di Yogyakarta dan Sekitarnya, Astronom BRIN: Itu Meteor Sporadis

Aastronom BRIN menyebut fenomena adanya bintang jatuh di Yogyakarta dan sekitarnya itu sebagai meteor sporadis.

Baca Selengkapnya