Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini
Kisah Ibu Delapan Anak Antre Beras Murah Operasi Pasar di Lumajang
Reporter
David Priyasidarta (Kontributor)
Editor
Martha Warta Silaban
Senin, 27 Februari 2023 14:24 WIB
TEMPO.CO, Lumajang - Indri, 50 tahun, bergegas merapat dan bergabung di kerumunan antrean warga, meninggalkan anaknya, Alvaro, bocah 4 tahun yang merengek minta dibelikan mainan di Pasar Sukodono, Kabupaten Lumajang, Senin pagi, 27 Februari 2023. Sementara sang ibu antre beras murah, sang kakak, Tasya, 8 tahun menemani adiknya yang setengah menangis itu.
Tak begitu lama mengantre, sambil membawa dua sak beras medium kemasan lima kilogram, Indri kembali ke tempat kedua anaknya itu menunggu. Ibu delapan anak warga Desa Kedawung, Kecamatan Padang ini kemudian meminta suaminya mengantre beras bergantian dengan dirinya. Pasangan suami istri ini beberapa kali bergantian mengantre beras murah dalam operasi pasar yang digelar Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Timur.
Selama tak lebih dari satu jam mengantre, pasutri ini akhirnya membawa pulang lebih dari delapan sak beras yang setiap sak-nya seharga Rp 45 ribu. "Mumpung lagi punya uang lebih, saya belanja beras agak banyak. Anak saya delapan. Sehari bisa habis 1,5 kilogram beras," kata Indri yang mengaku takut mengikuti program keluarga berencana ini saat ditanya TEMPO.
Ia mengatakan harga beras kemasan lima kilogram saat ini antara Rp 58 ribu hingga Rp 59 ribu. "Di desa saya di Kedawung, harga beras kemasan lima kilogram saat ini antara Rp 58 ribu hingga Rp 59 ribu," kata Indri.
Bersama sang suami, Indri sempat menjalankan usaha warung makan di dekat pelabuhan Tanjung Tembaga, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Selama satu tahun dia mengelola warung itu. "Usaha warung kami bangkrut. Akhirnya kami pulang kampung ke Lumajang," ujarnya.
Di rumahnya di Desa Kedawung, pasutri ini tinggal bersama ketujuh anaknya. "Anak bungsu masih umur 4 tahun. Sementara anak sulung saya jadi pramugari ikut tantenya," ujar Indri.
Indri dan suaminya adalah salah satu diantara beberapa pasutri lainnya yang tengah berburu beras medium. Mereka terlihat bergantian mengantre beras. Terkadang hanya sang suami atau sang istri saja yang mengantre dan salah satu dari keduanya menunggu di motor yang diparkir tak jauh dari antrean.
"Lumayan bisa menghemat belasan ribu rupiah untuk setiap saknya. Selisih harga yang lumayan banyak itu sangat membantu kami," ujar Indri. Ia menambahkan ketika sedang kesulitan uang, ia membeli beras eceran saja. "Mumpung ada beras murah," katanya.
Selanjutnya: Antrean warga membeli beras sejak pagi<!--more-->
Pantauan TEMPO di lokasi operasi pasar itu, antrean panjang warga pembeli beras itu terjadi sejak sekitar pukul 09.00 WIB. Begitu sebuah truk menurunkan satu per satu sak dan ditumpuk di dekat pintu masuk sebelah Selatan Pasar Sukodono, puluhan warga sontak membentuk antrean.
Beberapa kejadian menarik mewarnai antrean warga itu. Seorang ibu tampak menghardik seorang pria paruh baya yang berusaha langsung menyelonong di tengah antrean. Merasa bersalah memotong antrean, sang pria itu bersungut-sungut dan tersipu malu langsung pindah ke antrean paling belakang.
Ada juga ekspresi menggelikan seorang gadis kecil yang merasa jijik karena amis bau ikan dalam kantong plastik yang harus dia bawa lantaran sang ibu tengah mengantre beras.
Informasi yang dihimpun TEMPO di lapangan menyebutkan beras medium yang dijual itu merupakan beras Bulog. Tampak dari kantong plastik kemasan yang bertuliskan beras medium Bulog. Kegiatan operasi pasar Pemprov Jatim ini merupakan kerjasama antara Jatim Grha Utama yang merupakan BUMD milik pemprov Jawa Timur bersama dengan anak usahanya yakni Puspa Agro.
Sebuah banner bergambar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa terpasang sebagai latar belakang petugas yang melayani pembelian beras itu.
Plt Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Lumajang, Muhammad Ridha mengatakan akan terus mengagendakan operasi pasar terutama untuk komoditas beras ini. Kabupaten Lumajang berada di peringkat kedua tingginya harga beras. "Saat ini harga beras masih di kisaran Rp 11 ribu. Diharapkan bisa turun di harga Rp 10 ribu," kata Ridha.
Setiap warga, kata dia dibatasi hanya dua kantung plastik saja. "Jika ada yang kemudian bisa mendapatkan lebih, kemungkinan ada tetangganya yang titip," Ridha menambahkan.
Pilihan Editor: Panen Raya Februari-Maret 2023, Ini Target Beras yang Diserap Bulog untuk Jadi Cadangan