Bapanas Buka Suara Soal Potensi Bulog Kalah Saing dengan Swasta di Musim Panen Raya
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Grace gandhi
Rabu, 22 Februari 2023 19:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) I Gusti Ketut Astawa buka suara soal persaingan Perum Bulog dan perusahaan penggilingan padi swasta dalam menyerap hasil produksi petani di musim panen.
Ia mengatakan pihaknya telah mengumpulkan sejumlah perusahaan swasta agar tidak terlalu tinggi dalam membeli harga beras nantinya.
"Kepala Bapanas sudah mengumpulkan mereka dalam rapat bilang, 'hei kalian sepakat jangan terlalu tinggi, jangan berperang harga'," ujar Ketut kepada Tempo, Rabu, 22 Februari 2023, menirukan ucapan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Bapanas telah menentukan batas atas harga pembelian beras dan gabah. Kesepakatan itu diputuskan dalam rapat koordinasi yang dihadiri Perum Bulog, Satgas Pangan Polri, PT Food Station Tjipinang Jaya, Perkumpulan Penggilingan dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), PT Wilmar Padi Indonesia, PT Surya Pangan Semesta, PT Buyung Poetra Sembada Tbk, PT Belitang Panen Raya, dan Menata Citra Selaras.
Batas atas harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp 4.550 per kilogram. Kemudian GKP Tingkat Penggilingan Rp 4.650 per kilogram, Gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp 5.700 per kilogram, dan beras medium di gudang Perum Bulog Rp 9.000 per kilogram.
Selanjutnya: Harga batas bawah atau floor price....
<!--more-->
Sementara itu, harga batas bawah atau floor price pembelian gabah atau beras yang ditetapkan masih mengacu pada HPP beras berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2020, yaitu GKP tingkat petani Rp 4.200 per kilogram, GKP tingkat penggilingan Rp 4.250 per kilogram, GKG tingkat penggilingan Rp 5.250 per kilogram, dan beras medium di gudang Perum Bulog Rp 8.300 per kilogram.
Ketut menuturkan HPP ditetapkan untuk menjaga daya saing antara Bulog, penggilingan padi tradisional, dan perusahaan penggilingan padi besar. "Agar tidak termonopoli oleh penggilingan padi besar, maka kami kumpulkan mereka," ujarnya.
Di sisi lain, Ketut berujar Bapanas telah mengarahkan Bulog agar berkolaborasi dengan semua penggilingan. Tujuannya agar target penyerapan cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 2,4 juta ton tahun ini dapat tercapai. Terlebih, tahun lalu penyerapan beras oleh Bulog pada masa panen raya rendah, sehingga stok CBP tiris. Alhasil, pemerintah memutuskan untuk melakukan impor sebanyak 500 ribu ton di akhir tahun 2022 hingga Februari 2023.
Adapun Bulog saat ini sudah bekerja sama dengan sejumlah penggilingan di seluruh Indonesia. Jadi, menurut Ketut, sekarang saatnya Bulog membangun kerja sama dengan para petani atau Gabungan Kelompok Tani (Gakoptan). Sehingga, penyerapan hasil produksi petani di masa panen raya bisa dilakukan secara optimal.
Ketut optimistis Bulog dapat mencapai target pengadaan CBP 2,4 juta tahun ini. Pasalnya, ia mencatat pada Maret mendatang hasil panen di Tanah Air diperkirakan mencapai 6 juta ton. Kemudian pada April juga bertambah sekitar 6 juta ton. "Nah saat itulah Bulog memang harus menyerap padi maupun beras sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ucapnya.
RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Jatuh Bangun Merpati yang Kini Disuntik Mati Presiden Jokowi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini