Ingin Perikanan RI Seperti Thailand dan Cina, Iskindo: Nelayan di Sana Punya Asuransi

Selasa, 21 Februari 2023 08:55 WIB

Pekerja memindahkan ikan tuna hasil tangkapan nelayan dari kapal di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Rabu, 28 Desember 2022. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menerapkan kuota penangkapan ikan di laut pada Januari 2023 untuk menjaga populasi di wilayah Indonesia. ANTARA/Wahyu Putro A

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo) Riza Damanik menginginkan sektor perikanan dan kelautan Indonesia seperti Thailand dan Cina. Negara itu, kata dia, terus memperkuat sektor tersebut, dan fokus pada kesatuan ekosistem usaha perikanam rakyatnya.

"Untuk itulah mereka membekali dengan asuransi nelayan. Cina juga melakukan ini, memberikan asuransi terhadap nelayannya dan kapal-kapalnya," ujar Riza di Boska Cafe, Jakarta Selatan, pada Senin, 20 Februari 2023.

Bahkan, Riza melanjutkan, juga ikut terlibat dalam pengembangan atau penguatan daripada merek produk perikanannya. Penguatan itu juga dilakukan melalui kerja khusus di sana, mendorong, mendampingi, dan memperkuat sertifikasi daripada produk-produk perikanannya. Sehingga bisa masuk ke negara tujuan ekspor menjadi lebih kuat.

Termasuk bagaimana memperkuat infrastruktur dasar penyaluran bahan bakar minyak atau BBM untuk nelayannya. Sehingga aksesibilitas dan juga sistem logistiknya menjadi terhubung dan semakin padu atau kuat. Selain Thailand dan Cina, Vietnam juga melakukan hal itu.

"Contoh sudah banyak di depan yang menurut kami tidak perlu juga berspekulasi dengan mencari-cari seolah-olah tidak ada role model. Toh sebenarnya cukup banyak pelajaran baik ataupun yang kurang dan bisa kita hindari untuk merapihkan perikanan menjadi lebih bermanfaat," tutur Riza.

Advertising
Advertising

Menurut dia, negara-negara tersebut melakukan hilirisasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk juga dalam upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. Sehingga, potensi ekonomi perikanannya mengalami lompatan-lompatan yang cukup signifikan. Ada yang 50 persen, bahkan ada yang 500 persen dari valuasi nilai komoditas perikanannya.

“Tentu peningkatan-peningkatan tersebut tidak bisa serta merta begitu saja, perlu ada prasyarat-prasyarat yang dipenuhi dalam kerangka untuk mendorong hilirisasi,” ucap Riza.

Riza juga mengutip sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa hingga tahun 2029, artinya pemerintah terpilih di saat itu masih akan meletakan sektor perikanan sebagai tulang punggung ekonomi kelautannya. Dalam konteks itulah, kata dia, pihaknya berkepentingan untuk melakukan perubahan.

"Saya kira belum terlambat untuk sama-sama kuatkan ini. Kami di Iskindo tentu membuka kesempatan atau kerja sama dengan Kementerian Kelauatan dan Perikanan atau KKP, pelaku usaha, sekolah perikanan, perguruan tinggi, untuk mengawal agenda perubahan yang lebih baik agar perikanan di Indonesia tumbuh secara baik," kata Riza.

Pilihan Editor: DPR Kritik KKP, Nelayan Kekurangan Solar dan Pupuk Subsidi

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

13 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

22 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya