Study Ungkap Ada Kesenjangan Komunikasi Perusahaan di Asia Tenggara soal Keamanan Siber

Sabtu, 18 Februari 2023 14:50 WIB

Ilustrasi kejahatan siber. (Antara/Pixabay)

TEMPO.CO, Jakarta - Studi perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkap sepertiga eksekutif C-level atau para bos (37 persen) perusahaan di Asia Tenggara berjuang keras menyamakan pemahaman soal adopsi solusi keamanan baru dengan karyawan di bidang IT-nya. Namun, peningkatan anggaran untuk keamanan siber menjadi topik paling berat untuk didiskusikan dengan manajemen non-IT.

Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky Chris Connell mengatakan ada kesenjangan komunikasi yang jelas antara pembuat keputusan perusahaan—eksekutif C-Level non-IT—dan tim keamanan teknis yang bertanggung jawab atas postur keamanan siber perusahaan. “Hal ini mengkhawatirkan,” ujar dia lewat keterangan tertulis yang dikutip pada Sabtu, 18 Februari 2023.

Menurut Connell, studi itu menunjukkan miskomunikasi antara kedua kelompok memiliki dampak negatif. Dia mencontohkan dampaknya seperti keterlambatan proyek yang kritikal (67 persen), satu atau lebih insiden keamanan siber (66 persen), dan pemborosan anggaran (60 persen).

Studi ini mengungkapkan bahwa, lebih dari setengah bos perusahaa di Asia Tenggara (60 persen) berpendapat bahwa karyawan keamanan TI harus mengomunikasikan risiko dunia maya dengan lebih baik ke bisnis. Namun hanya 6 persen yang mengakui bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menjelaskan pekerjaan mereka kepada kolega dan eksekutif non-IT.

Pekerja IT dan non-IT di Asia Tenggara juga berbeda dalam topik yang paling rumit untuk diperdebatkan. “Tiga hal tersulit itu adalah mengadopsi solusi keamanan baru (37 persen), kepatuhan terhadap peraturan keamanan (37 persen), dan perubahan pada kebijakan keamanan siber (33 persen),” ucap Connell.

Advertising
Advertising

Selain itu, bagi pekerja IT, tiga tema terberat untuk didiskusikan dengan eksekutif non-ITI adalah kebutuhan untuk meningkatkan anggaran keamanan TI (55 persen). Lainnya, memperluas tim keamanan IT (54 persen), dan meningkatkan kesadaran keamanan siber di kalangan karyawan (52 persen).

“Dalam hal menemukan solusi, mayoritas responden dari Asia Tenggara setuju bahwa cara paling efisien untuk memfasilitasi diskusi tentang masalah keamanan IT adalah dengan memilih contoh kehidupan nyata dan menggunakan laporan serta angka,” kata Connell.

Selain topik itu, para bos juga mengatakan bahwa mengutip referensi pendapat otoritatif (49 persen) akan memungkinkan mereka untuk lebih memahami staf keamanan IT mereka. Sebaliknya, tim IT percaya bahwa cerita keamanan siber (52 persen) akan membantu mereka berkomunikasi lebih baik dengan para eksekutif.

Selanjutnya: Para Bos Berjuang Membahas Penerapan Solusi Keamanan Siber Baru<!--more-->

VP Corporate Products, Kaspersky Ivan Vassunov menjelaskan hal itu bisa diasumsikan bahwa para bos berjuang untuk membahas penerapan solusi keamanan siber baru. Karena banyaknya istilah dan konsep teknis yang rumit yang sering digunakan oleh staf keamanan TI.

“Namun, kesulitan pembahasan mengenai peningkatan anggaran karena eksekutif C-Level mengharapkan staff IT menggunakan metrik bisnis untuk membenarkan kebutuhan mereka,” ujar Vassunov.

Menurut dia, saat ini, dalam lingkungan ekonomi yang sulit dan lanskap ancaman yang rumit, saling pengertian antara pemilik bisnis dan orang-orang IT menjadi lebih penting untuk kelangsungan bisnis. Tujuannya untuk menghindari risiko keamanan siber tambahan.

“Penting bagi kedua tim untuk mengetahui cara berbicara dalam bahasa yang sama berdasarkan angka, referensi yang andal, dan argumen yang dapat dipahami,” tutur dia.

Data tersebut berdasarkan dua survei terhadap responden IT dan non-IT yang dilakukan oleh konsultan riset Censuswide yang ditunjuk oleh Kaspersky. Riset online kuantitatif dilakukan di antara para bos perusahaan yang mendiskusikan masalah terkait keamanan dengan manajer keamanan IT setidaknya setahun sekali.

Peneliti mewawancarai 2.300 karyawan, 300 berasal dari Asia Tenggara, dari bisnis global dengan lebih dari 50 karyawan, dengan perwakilan di 25 negara. Responden ditanyai tentang persepsi kesiapan IT organisasi mereka, komunikasi antara staf IT dan eksekutif non-IT, hingga konsekuensi akibat miskomunikasi.

Jajak pendapat lainnya dilakukan di antara 4.132 pekerja TI sebagai bagian dari Corporate IT Security Risks Survey (ITSRS) Kaspersky. Wawancara berlangsung di bisnis dengan lebih dari 50 karyawan dilakukan di 25 negara. Sebanyak 254 manajer IT keamanan dari Asia Tenggara disurvei.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

1 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

3 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

6 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

7 hari lalu

Akui Kecanggihan Teknologi Siber Israel, Konsultan Keamanan Spentera: Risetnya Luar Biasa

Mayoritas penyedia layanan software dan infrastruktur teknologi dipastikan memiliki afiliasi ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

8 hari lalu

Kepala BNPT: Tingkatkan Kualitas Asesmen untuk Kemanan World Water Forum

Tindakan ini guna memastikan kemanan World Water Forum Ke-10 di Bali pada Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Tak Banyak Diketahui Orang, Ini Fungsi Utama Kumis Kucing

16 hari lalu

Tak Banyak Diketahui Orang, Ini Fungsi Utama Kumis Kucing

Banyak yang tidak mengetahui jika kumis kucing membantu kucing mendarat dengan selamat ketika melompat tingggi. Berikut fakta lainnya.

Baca Selengkapnya

AFF Gandeng Shopee untuk Gelar Kompetisi Antar-Klub Asia Tenggara

28 hari lalu

AFF Gandeng Shopee untuk Gelar Kompetisi Antar-Klub Asia Tenggara

AFF bekerja sama dengan e-commerce Shopee untuk menggelar kompetisi klub se-Asia Tenggara atau ASEAN.

Baca Selengkapnya

Ini yang Dibahas Prabowo Subianto saat Temui Perdana Menteri Fumio Kishida di Jepang

28 hari lalu

Ini yang Dibahas Prabowo Subianto saat Temui Perdana Menteri Fumio Kishida di Jepang

Fumio Kishida menerima kunjungan Menteri Pertahanan RI yang juga calon presiden RI terpilih Prabowo Subianto di Jepang.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

29 hari lalu

Prabowo Janjikan Kerja Sama dengan Jepang, Setelah Kunjungan ke Cina

Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto mengatakan kepada PM Jepang Fumio Kishida bahwa dia menginginkan keamanan dan kerja sama lebih dalam

Baca Selengkapnya

Gojek Tawarkan Sejumlah Fitur Keamanan Menjelang Idul Fitri

29 hari lalu

Gojek Tawarkan Sejumlah Fitur Keamanan Menjelang Idul Fitri

Gojek memperkenalkan sejumlah fitur untuk memastikan keamanan dan keselamatan penggunaan selama mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya