Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen, Celios: Sentimen Positif untuk Bursa Saham

Sabtu, 18 Februari 2023 06:39 WIB

Ilustrasi saham. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta- Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di 5,75 persen. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara pun memprediksi kenaikan suku bunga tahun ini tidak akan agresif. Sehingga, bisa memberikan keringanan beban utang bagi perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa perdagangan.

“Jadi, ini memang menjadi sentimen yang cukup positif bagi bursa saham. Terutama bagi sektor-sektor terkait penyaluran perbankan, multifinance, kendaraan bermotor, pengembangan properti,” kata Bhima kepada Tempo, Jumat, 17 Februari 2023.

Lebih lanjut, Bhima juga mengatakan bahwa menahan suku bunga acuan akan berdampak positif terhadap prospek pemulihan ekonomi. Dia berujar, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang surplus perdagangan.

Oleh karena itu, tanpa menaikkan suku bunga, intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya, melalui kebijakan penahanan dana hasil ekspor atau DHE hingga 3 bulan, yang saat ini sedang dibahas pemerintah.

“Jadi, BI mungkin mulai berpikir untuk menahan suku bunga dan intervensi stabilitas kurs rupiah dilakukan menggunakan alternatif lain,” kata dia.

Advertising
Advertising

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap hasil rapat Dewan Gubernur BI yang dilakukan pada 15-16 Februari 2023. Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 5,75 persen.

Sementara suku bunga deposit facility sebesar 5 persen dan suku bunga lending facility ada di 6,50 persen. Keputusan ini, kata Perry, tetap konsisten dengan kebijakan mononer pre emptive dan forward looking.

“Untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan,” ujar dia dalam konferensi pers hibrida di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis, 15 Februari 2023.

Menurut Perry, BI meyakini suku bunga acuan 5,75 persen memadai untuk memastikan inflasi inti dan inflasi Indeks harga konsumen (IHK) tetap berada dalam kisaran 3 plus minus 1 persen pada semester pertama 2023.

Selain itu, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor juga terus diperkuat. “Dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi operasi moneter valas devisa hasil ekspor sesuai dengan mekanisme pasar,” tutur dia.

RIRI RAHAYU | MOH. KHORY ALFARIZI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

18 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

21 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Berhasil Tembus ke Zona Hijau, Saham Lippo Karawaci Melejit

IHSG menutup sesi pertama hari Ini di level 7,150,9 atau +0.22 persen.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya