Bitcoin Diprediksi Melemah ke USD 23.982,1 dalam Perdagangan Besok, Ini Sebabnya

Minggu, 5 Februari 2023 10:29 WIB

Tesla menjadi perusahaan otomotif pertama yang membeli Bitcoin. Tidak hanya membeli sebagai aset, perusahaan mobil listrik tersebut juga akan menerima transaksi berbentuk Bitcoin. Tesla beralasan langkah ini diambil agar lebih fleksibel dalam pengelolaan aset dan bentuk transaksi. REUTERS/Benoit Tessier

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga Bitcoin melemah di kisaran US$ 22.624,20 hingga US$ 23.982,10 per koin dalam perdagangan besok, Senin, 6 Februari 2023.

Sebelumnya dalam perdagangan di Pasar Asia pada Ahad ini, Bitcoin juga melemah di level US$ 23.316,10 per koin dengan volume transaksi sevesar US$ 15,80 miliar dengan kapitalisasi pasar US$ 449,78 miliar.

Baca: Bursa Kripto Ditargetkan Terealisasi Tahun Ini, Seperti Apa Perannya Nanti?

“Volatilitas pasar kripto cenderung bergerak sideways setelah terjadi pergerakan impulsif imbas pengmumuman FOMC dan laporan pekerjaan AS blockbuster untuk Januari memicu aksi ambil untung pada reli jangka panjang,” kata Ibrahim lewat keterangan tertulis, Minggu, 5 Februari 2023.

Selain itu, The Fed juga telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin dalam siklus pengetatan moneter yang dimulai pada Maret 2022. Sementara, inflasi yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen atau ICP mencapai level tertinggi dalam empat dekade di bulan Juni ketika meningkat sebesar 9,1 persen setiap tahun. Sebelumya pada bulan Desember, CPI tumbuh sebesar 6,5 persen per tahun.

Advertising
Advertising

Pelemahan Bitcoin ini, kata Ibrahim, juga seiring dengan laporan Departemen Tenaga Kerja AS bahwa pertumbuhan non farm payrolss atau NFP bulan Januari hampir tiga kali lipat di atas perkiraan. Hal itu pun memberikan tantangan baru bagi harapan The Federal Reserve untuk melihat pendinginan pasar tenaga kerja dan upah yang akan turun dan inflasi sesuai targetnya.

Tercatat, sekitar 517.000 pekerjaan ditambahkan bulan Januari dibandingkan perkiraan 188.000, dan terhadap 223.000 pada bulan Desember.

“Tapi pasar crypto bull berikutnya akan dimulai lebih cepat dari yang diperkirakan kebanyakan orang. Musim panas crypto dapat dimulai segera setelah kuartal kedua tahun ini karena kombinasi kebijakan bank sentral yang lebih dovish dan antisipasi Bitcoin membagi dua,” kata Ibrahim.

Selanjutnya: Mengutip catataan Analis dan ...

<!--more-->

Mengutip catataan Analis dan Komisaris PT Orbi Trade Berjangka Vandy Cahyadi, Ibrahim melanjutkan, The Fed tidak mungkin memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Pasar pun mengantisipasi keputusan The Fed.

Sementara dalam kenaikan suku bunga akan ditafsirkan sebagai sinyal poros yang akan segera terjadi dan memicu dinamika positif di antara semua aset berisiko. “Termasuk kripto dan kripto masih stabil,” katanya.

Adapun anggota parlemen Amerika Serikat dengan Komite Perbankan Senat telah menjadwalkan sidang kedua yang mengeksplorasi dampak jatuhnya pasar kripto.

Menurut Ibrahim, dalam pengumuman 3 Februari 2023, Ketua Komite Perbankan Senat Sherrod Brown mengatakan para senator bakal bersidang pada 14 Februari mendatang dalam sidang berjudul “Crypto Crash: Mengapa Perlindungan Sistem Keuangan Diperlukan untuk Aset Digital.”

“Sidang ini dilakukan dua bulan setelah anggota parlemen bertemu dan membahas runtuhnya crypto exchange FTX dalam sidang 14 Desember,” kata Ibrahim.

Baca juga: Harga Bitcoin Naik 8 Persen, Analis: Tren Penguatan Kripto Diperkirakan Berlanjut

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 jam lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

16 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

20 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

21 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

8 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya