Sebut Tekanan Global ke Perekonomian Indonesia Agak Mereda, Jokowi: Kalau Gak Optimis, Keliru
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 1 Februari 2023 11:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan perekonomian Indonesia kini berangsur mulai bisa lepas dari tekanan krisis ekonomi global.
"Tadi pagi saya mendapatkan informasi bahwa tekanan ekonomi global terhadap ekonomi kita ini sudah agak mereda," kata Jokowi saat membuka event Mandiri Investment Forum 2023 di Jakarta, Rabu 1 Februari 2023.
Baca: Sepertiga Dunia Terancam Resesi, Stafsus Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen
Jokowi menyebutkan, apa yang dikhawatirkan sebagian kalangan terhadap dampak resesi ekonomi global rupanya tidak terlalu berdampak besar terhadap Indonesia. "Apa yang dulu kita bayang-bayangkan, kita takutkan, itu ternyata banyak yang tidak terjadi, ini patut kita syukuri," tuturnya.
Kepala Negara lalu meminta masyarakat dan pelaku ekonomi untuk tetap optimistis dalam menghadapi tantangan ekonomi ke depan. Sebab, terbukti, pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,2 persen hingga 5,3 peren dan inflasi masih terkendali di angka 5,5 persen.
"Purchasing managers index juga berada di angka ekspansif 50,9. Kalau lihat angka seperti ini, kita nggak optimis, keliru," kata Jokowi. "Tapi memang harus tetap hati-hati dan waspada, tetap."
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengatakan, dari sektor perbankan, perekonomian juga terus tumbuh. "Sisi perbankan, kredit tumbuh 11,3 persen di tahun 2022, dana pihak ketiga tumbuh 9 persen dan npl gross diangka 2,4 persen. Ini patut disyukuri," kata Jokowi.
Selanjutnya: Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan...
<!--more-->
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia atau Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan Indonesia berhasil menghadapi pandemi Covid-19 dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, kata dia, pertumbuhan ekonomi dalam negeri diperkirakan bisa di kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen.
“Bisa 5,1 persen bahkan ke 5,2 persen, itu disebabkan tidak hanya dari ekspor, tapi juga konsumsi swasta yang meningkat,” ujar dia dalam paparan Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia yang digelar virtual pada Senin, 30 Januari 2023.
Menurut Perry, hal itu cukup baik jika dibandingkan dengan ekonomi global yang pada tahun 2022 hanya tumbuh 3 persen saja, bahkan ada negara yang di bawah angka itu. “Marilah kita bersyukur,” kata dia.
Untuk inflasi setelah penyesuaian harga BBM pada September 2022 lalu, turun lebih cepat dari yang diperkirakan. Di mana perkiraan semula di akhir tahun 6,5 persen tapi hanya 5,51 persen. Perry menilai, hal itu juga merupakan capaian yang cukup baik jika dibandingkan negara lain.
“Negara-negara lain yang banyak mengalami inflasi di atas 8 persen suatu capaian yang harus kita syukuri,” ucap Perry.
ADE RIDWAN | MOH KHORY ALFARIZI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.