Pembobolan M-Banking, Kaspersky: Waspada Malware Anubis, Bisa Curi Uang dari Rekening
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 31 Januari 2023 10:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - General Manager of SEA di Kaspersky Yeo Siang Tiong menanggapi maraknya pembobolan mobile banking atau m-banking dengan modus undangan nikah digital yang palsu. Namun selain modus itu, ada yang lebih berbahaya yang patut diwaspadai yaitu serangan dengan malware.
“Salah satu spesies malware yang paling berbahaya, trojan mobile banking. Salah satu yang paling umum di kuartal kedua tahun 2022 adalah Anubis,” ujar dia kepada Tempo pada Senin, 30 Januari 2023.
Baca: Marak Pembobolan M-Banking, Pakar: Pemerintah Harus Punya Standar Aman Transaksi Digital
Menurut Yeo Siang Tiong, ancaman jenis ini dapat mencuri uang dari rekening bank pengguna ponsel. Biasanya dengan menyamarkan trojan sebagai aplikasi resmi untuk memikat orang agar meng-install malware.
“Selama periode kuartal kedua 2022, satu dari sepuluh (10,48 persen) pengguna unik Kaspersky secara global mengalami ancaman perbankan. Dan telah berhadapan dengan trojan mobile banking Anubis,” kata dia.
Infeksi awal malware tersebut, Yeo Siang Tiong berujar, dilakukan melalui berbagai cara yang tampak sah dan bereputasi tinggi. Namun, sebenarnya aplikasi berbahaya dan tersedia di Google Play, smishing (pesan phishing dikirim melalui SMS), dan malware Bian, trojan mobile banking lainnya.
Dengan lebih dari setengah (63 persen) pembayaran digital di Asia Pasifik melakukan transaksi secara online melalui perangkat seluler, kata dia, kesadaran tidak lagi cukup. “Melindungi ponsel cerdas kita adalah langkah yang harus dilakukan semua orang saat ini,” ucap Yeo Siang Tiong.
Selanjutnya: Di Indonesia, Kaspersky mencatat total...
<!--more-->
Di Indonesia, Kaspersky mencatat total 356.786 phishing terkait keuangan terdeteksi dan diblokir terhadap pengguna dalam negeri selama semester pertama 2022. Dari jumlah tersebut, kata dia, ada 166.857 insiden yang menargetkan sistem pembayaran.
Selain itu, perusahaan keamanan siber yang berkantor pusat di Moskow, Rusia itu, selama paruh pertama 2022, mencatat sebanyak 20.603 pendeteksian upaya phishing di dalam negeri terkait dengan perbankan online.
Menurut Yeo Siang Tiong, penjahat dunia maya mengikuti jejak uang. Sebagai sebuah industri, bank menghadapi tantangan unik dalam hal infrastruktur khususnya. Bank memiliki jumlah perangkat terbesar untuk mengelola industri mana pun secara keseluruhan.
“Permintaan pelanggan yang terus berkembang, dan ancaman dunia maya yang tak henti-hentinya seperti penipuan dan phishing,” tutur dia.
Baca juga: Modus Baru Bobol M-Banking Lewat Undangan Nikah, Simak Pencegahannya dari Pakar Siber
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.