Food Estate di Humbang Hasundutan Dinilai Gagal, Ini Penjelasan Lengkap Anak Buah Luhut

Sabtu, 28 Januari 2023 13:31 WIB

Lahan lumbung pangan (food estate) di Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara yang terbengkalai menjadi semak belukar, Kamis, 26 Januari 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga Ahli Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Manajer Lapangan Food Estate Humbang Hasundutan, Van Basten Pandjaitan, buka suara soal tudingan yang menyebut proyek lumbung pangan gagal. Menurut dia, ada banyak variabel dan parameter kegagalan food estate seperti faktor cuaca seperti curah hujan yang tinggi, hama, dan kondisi tanah.

"Kalau dibilang gagal sekarang relatif, gagalnya apa? Kalau dibilang hasil belum optimal dengan parameter kondisi tanah pertama kali, apakah disebut gagal?" kata Van Basten saat ditemui Tempo di Coffee Caffee Hotel Ayola Dolok Sanggul, Sumatera Utara, Kamis, 26 Januari 2023.

Baca: Cerita Petani Food Estate Humbang Hasundutan: Terpaksa Tanam Bawang Putih, Gagal Panen, Hingga ...

Tetapi, kata dia, kalau sudah masuk musim tanam kelima dan masih gagal juga, baru hal itu perlu dipertanyakan. Menurut dia, jika kondisi itu terjadi, perlu dilakukan evaluasi, apakah petani yang terlibat serius dalam menjalankan proyek ini.

Anak buah Luhut Pandjaitan ini tak menampik bahwa pada tahap pertama, petani masih kesulitan untuk menanam komoditas holtikultura pertama kalinya. Ia juga mengakui banyak petani yang memilih meninggalkan lahan food estate lantaran kekurangan dana.

Advertising
Advertising

Karena itu, pemerintah akan mendorong petani food estate untuk bermitra dengan perusahaan swasta. Perusahaan swasta ini juga akan didorong dari yang sebelumnya hanya berperan sebagai offtaker atau pemasok kebutuhan industri, menjadi investor.

Empat skema kerja sama food estate

Ia menuturkan ada empat skema kerja sama yang diusulkan. Pertama, kerja sama petani dengan perusahaan swasta sebagai offtaker.

Berdasarkan MoU, kata dia, perusahaan sudah sepakat akan menyerap seluruh hasil budi daya petani dan meminjamkan benihnya. Sementara pupuk dan tenaga kerja berasal dari petani. Alhasil, petani mendapatkan uang hasil penjualan dikurangi biaya modal.

Kemudian, skema yang kedua, semua biaya ditangung oleh investor. Contohnya, biaya budi daya kentang sebesar Rp 130 juta, maka investor akan memberikan dana tersebut.

Kemudian petani hanya bekerja sebagai tenaga kerja harian. "Anggap (upahnya) Rp 80.000 sampai Rp 90.000 per hari. Berarti kalau dia kerja aja selama 25 hari, mungkin sudah dapat Rp 2 juta," ucapnya.

Dia bercerita investor pun sempat bertanya-tanya dari mana petani akan menghidupi mereka. Tetapi, Van Basten menjelaskan para petani hanya perlu dibayar tenaganya saja, sementara investor bisa memberikan modal 100 persen dan menyerap hasil panen sepenuhnya.

Selanjutnya: Namun setelah empat bulan panen...

<!--more-->

Namun setelah empat bulan panen, akan ada pembagian hasil. Contohnya, apabila hasil panen mencapai Rp 150 juta dari modal Rp 130 juta, maka ada profit 20 juta. Profit tersebut dibagi dua antar petani dan investor.

"Karna petani hanya modal lahan, investor memodali semua. Jadi saya bilang fair dong 50-50, dan investor sudah oke, petani juga oke," ucap Van Basten.

Lalu skema kerja sama yang ketiga, pemerintah akan membuat lahan percontohan. Untuk menggarap lahan ini, pemerintah akan menggaet pusat penelitian dari dalam maupun luar negeri.

Lahan itu akan digunakan sebagai pusat pelatihan bagi para petani. Jika proyek di lahan percontohan ini sudah berhasil, dananya akan dipakai untuk membiayai tim penyuluh dan membiayai petani yang kekurangan modal.

Skema yang keempat, pemerintah bakal membuka kesempatan untuk hilirisasi industri. Tujuannya untuk memberikan nilai tambah. Menurut dia, industri harus dibangun di dekat kawasan food estate. Beberapa di antaranya berupa gudang pengering, pendingin, dan packing house.

Food estate terbengkalai karena gagal panen

Sementara itu, saat ini sejumlah lahan food estate di Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara terbengkalai ditinggal petaninya menjadi semak belukar.

Petani mengungkapkan tak kuat mengelola lahan tersebut di musim kedua karena mengalami kegagalan panen pada tahap pertama. Sedangkan bantuan modal tak ada lagi sejak tahap pertama pada 2021 lalu.

Sementara itu, biaya untuk menggarap lahan bisa mencapai Rp 140 juta per hektare untuk komoditas kentang. Komoditas bawang putih dan bawang merah yang direkomendasikan pemerintah pun sulit ditanam petani lantaran lahan mereka belum cukup subur.

Akhirnya, banyak petani membiayai dan menjual hasil panennya sendiri. Hal itu karena tak semua petani telah bermitra dengan perusahaan.

"Sekarang lebih banyak jadi lahan tidur, udah jadi belukar gitu lah. Kalau keluhan saya itu dana. Karena yang pertama gagal panen, jadi untuk yang kedua kali enggak ada lagi uangnya," tutur Irma Suryani Lumban Gaol, seorang petani food estate sejak penanaman tahap awal pada 2020.

Baca juga: Kementan Klaim Tak Ada Petani Food Estate yang Rugi: Tinggal Ongkang-ongkang, Tahu-tahu Panen Dapat Duit

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

18 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

2 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

2 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

3 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya