Gubernur BI Sebut Bauran Kebijakan Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

Reporter

Antara

Editor

Grace gandhi

Jumat, 27 Januari 2023 08:00 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers hasil rapat dewan gubernur BI bulan Januari 2020 di Jakarta, Kamis 23 Januari 2020. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bauran kebijakan menjadi kunci penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kekhawatiran resesi dan ketidakpastian global.

"Bank Indonesia meyakini bahwa kebijakan tunggal tidak akan berhasil. Diperlukan perpaduan kebijakan untuk menjaga sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan ekonomi," kata Perry dalam BI Annual Investment Forum 2023 yang dipantau secara dalam jaringan di Jakarta, Kamis, 26 Januari 2023.

Baca: Bank Indonesia Naikan Suku Bunga Acuan Jadi 5,75 Persen

Bank Indonesia akan menjaga stabilitas baik dari sasaran inflasi maupun stabilitas rupiah, serta stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah.

Perry mengatakan pada 2022 merupakan tahun yang sulit yang diwarnai gejolak ekonomi global, pengetatan kebijakan moneter akibat inflasi di negara maju, dan ketegangan geopolitik. Ketidakpastian global juga diperkirakan akan bertahan di 2023.

Advertising
Advertising

"Yang pasti, masalah geopolitik akan tetap ada dan pertumbuhan global diperkirakan akan melambat dengan kemungkinan resesi yang tinggi dan tingkat inflasi yang tinggi," ujarnya.

Oleh karena itu, ia mengatakan tetap waspada dan gesit juga menjadi kunci dalam menghadapi tahun 2023. Bauran kebijakan terus diperkuat untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap berlanjut.

Menurut dia, tidak bisa hanya menggunakan satu instrumen kebijakan, yakni menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi domestik, tapi harus digandeng dengan kebijakan lain, seperti operasi pasar dan subsidi untuk pengendalian inflasi, stabilisasi nilai tukar rupiah, serta menghimpun cadangan devisa.

Pemahaman fundamental ekonomi, keuangan, dan siklus bisnis, serta tantangan yang akan datang akan menjadi faktor kunci keberhasilan untuk merumuskan dan mengalibrasi ulang strategi investasi untuk mencapai tujuan BI dalam mengelola cadangan.

"Tidak bisa hanya mengandalkan suku bunga untuk inflasi karena inflasi dipengaruhi oleh nilai tukar dolar AS, harga energi dan pangan yang tinggi, sehingga nilai tukar perlu distabilkan tidak hanya untuk mengurangi volatilitas tetapi juga untuk mengurangi inflasi impor," tuturnya.

Baca: OJK Lembaga Paling Banyak Dilaporkan ke Ombudsman

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

12 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya