TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan atau Kemendag mengklaim harga seluruh produk pangan pada pekan pertama tahun 2023 relatif stabil dan cenderung turun kecuali cabai rawit.
Berdasarkan pantauan harga pangan di website Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok atau SP2KP Kemendag, harga-harga relatif stabil. "Bahkan beberapa cenderung turun, kecuali cabai rawit yang harganya seminggu lalu masih naik dibanding minggu terakhir Desember 2022," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Kasan Muhri, Senin, 9 Januari 2023.
Baca: Bapanas Klaim Harga Pangan di Awal Tahun Stabil, Cabai dan Telur Turun
Adapun harga beras pada minggu pertama Januari 2023, menurut Kasan, masih sedikit naik sekitar 1 persen bila dibandingkan minggu terakhir Desember 2022.
Proyeksi harga pangan 2023
Lebih lanjut, ia menyampaikan proyeksi harga pangan pada 2023 yang masih tinggi, meski tak setinggi tahun lalu. Pasalnya, ada kenaikan harga input produksi seperti pupuk dan energi, serta kecenderungan proteksionisme akan meningkatkan harga pangan dunia.
Selain itu, kata Kasan, ada risiko melemahnya rupiah yang berpengaruh terhadap arga komoditas yang sebagian berasal dari impor seperti kedelai, gula, daging sapi dan tepung terigu serta bawang putih. "Meskipun demikian, secara umum harga pangan relatif akan lebih rendah dibanding tahun lalu."
Kasan menjelaskan, berdasarkan data pantauan SP2KP Kemendag per Jumat pekan lalu, 6 Januari 2023, harga barang kebutuhan pokok secara umum stabil. Bahkan telur ayam ras yang sebelumnya sempat naik signifikan, kini berangsur stabil dan mulai menunjukkan tren penurunan baik di tingkat peternak atau di tingkat konsumen.
Ia memperkirakan tren penurunan harga akan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya produksi dan permintaan yang stabil. Sementara harga daging ayam ras pada dasarnya saat ini menuju ke harga wajar setelah harga jatuh pada periode sebelumnya. "Harga rata-rata di tingkat konsumen Rp 36.800 per kilogram di rentang wajar harga acuan pemerintah sebesar Rp 36.750 per kilogram," ujar Kasan.
Sementara kenaikan harga komoditas hortikultura seperti cabai, menurut dia, bersifat sementara akibat factor cuaca. Bahkan, kata dia, harga bawang merah masih di bawah harga acuan di tingkat konsumen yaitu Rp 41.500 per kilogram.
"Untuk minyak goreng, selama tiga bulan terakhir harga dapat terjaga stabil di kisaran Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng curah dan Minyakita," ucapnya.
Pemerintah akan menjaga agar di tahun 2023 kebutuhan minyak goreng domestik terpenuhi dengan cara melanjutkan kebijakan DMO (Domestic Market Obligation) dan DPO (Domestic Price Obligation) yang telah berjalan baik pada 2022.
Para eksportir CPO dan turunannya, kata Kasan, harus menyediakan Minyak Goreng Rakyat (MGR) baik dalam bentuk curah maupun minyak goreng kemasan dengan merek MinyakKita dengan jumlah 300 ribu ton setiap bulannya. Adapun harga jual minyak goreng tersebut ditentukan dengan HET akhir di tingkat konsumen Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram.
Baca juga: Bapanas Terbitkan Aturan Sistem Peringatan Dini Kerawanan Pangan, Pedoman Pusat hingga Pemkot
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.