Perdagangan Hari Ini, Harga Emas Dunia Diprediksi Melemah
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 24 Januari 2023 09:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga emas dunia diperdagangkan melemah di rentang USD 1,918-USD 1,933 per troyounce pada Selasa 24 Januari 2023.
Dalam perdagangan pasar Eropa Senin 23 Januari 2023 pukul 19.20, harga emas dunia di level USD 1924,40 per troyounce.
Menurut Ibrahim, selama diperdagangkan pada Senin, harga emas naik sedikit mendekati level tertinggi sembilan bulan karena pasar menunggu lebih banyak data AS minggu ini untuk mengukur ekonomi negara paman sam itu menghadapi potensi resesi pada tahun 2023.
Baca: Harga Emas Dunia Hari Ini Diprediksi Melemah, Berikut Faktor Penyebabnya
"Volume perdagangan di pasar logam juga relatif lebih kecil di awal pekan, di tengah libur pasar di beberapa negara Asia, terutama Cina, untuk Tahun Baru Imlek. Pasar Cina akan ditutup untuk sisa minggu ini," kata Ibrahim melalui keterangan resmi, Selasa 24 Januari 2023.
Ibrahim mengutip catatan President and Founder at Astronaxci Aviatio, Gema Merdeka Goeyardi yang menyebut, fokus minggu ini tepat pada data PDB kuartal keempat AS, yang akan dirilis pada hari Kamis.
Pertumbuhan diperkirakan melambat pada kuartal keempat dari kuartal ketiga, karena dampak kebijakan moneter yang lebih ketat mulai dirasakan oleh perekonomian.
Harga bullion telah rally dalam beberapa pekan terakhir di tengah permintaan safe haven dan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Selanjutnya: Ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat juga telah melemahkan dolar ...
<!--more-->
"Kalender data secara teori akan menjaga emas tetap kuat minggu ini, Namun, emas telah berjalan cukup jauh dan kami meragukan apakah pasar siap menambah posisi pendek emas menjelang pertemuan FOMC minggu depan."
Ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat juga telah melemahkan dolar dan imbal hasil Treasury AS, yang selanjutnya menguntungkan harga emas dan aset non-yielding lainnya. Tetapi pasar tetap tidak yakin di mana suku bunga AS akan mencapai puncaknya, mengingat inflasi masih cenderung mendekati level tertinggi 40 tahun.
Fokus minggu ini juga pada indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti, ukuran inflasi pilihan Federal Reserve. Sementara indeks diperkirakan telah mereda pada bulan Desember dari bulan sebelumnya, masih diperkirakan akan tetap jauh di atas target tahunan Fed sebesar 2 persen.
Pasar juga prihatin atas AS yang mencapai batas pagu utangnya, dengan Kongres tetap terpecah atas pengesahan tindakan untuk menaikkan pagu. Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan dalam surat baru-baru ini kepada Kongres bahwa potensi gagal bayar AS atas kewajiban utangnya dapat mendatangkan malapetaka di pasar keuangan global.
Menteri Keuangan Jepang, Shun'ichi Suzuki mengatakan kepada parlemen pada hari Senin bahwa keuangan publik Jepang telah meningkat parah ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya karena berjuang untuk mempertahankan permintaan setelah pandemi.
"Itu adalah situasi yang membuat pemerintah tidak siap untuk mengatasi beban pembayaran utang yang meningkat," kata Ibrahim.
Pasar pada umumnya sepi pada hari Senin, dengan dimulainya liburan Tahun Baru Imlek di China dan kelangkaan data penggerak pasar di tempat lain.
ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini