Studi B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook: 60 Persen UKM di RI Sudah Rasakan Digitalisasi
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 19 Januari 2023 23:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Platform jual beli GudangAda bersama Center of Economic and Law Studies (Celios) membuat studi bertajuk B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023. Dari studi itu, salah satunya diketahui mayoritas UKM sudah merasakan manfaat digitalisasi.
“Hasil studi menjelaskan 60 persen UKM di Indonesia sudah merasakan manfaat dari penerapan digitalisasi pada bisnisnya seperti mempermudah mencari supplier dan menjangkau pelanggan,” ujar SVP Marketing & Corporate Affairs GudangAda, Yuanita Agata dalam pemaparannya di Seribu Rasa Gunawarman, Jakarta Selatan, pada Kamis, 19 Januari 2023.
Baca: Ma'ruf Amin: Saya Harap UMKM Tidak Terkena Stunting Lagi, Tidak Kerdil Terus
Adapun studi tersebut pada dasarnya bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada publik soal kondisi bisnis B2B FMCG di Indonesia, serta peluang kolaborasi antar pelaku usaha.
Yuanita menjelaskan hasil studi diharapkan dapat menjadi acuan pelaku bisnis rantai pasok Indonesia dalam mengkaji lanskap bisnis B2B. Selain itu juga membuat pelaku UKM bisa mengatur strategi bisnis terbaik untuk menghadapi tantangan ekonomi dari sudut pandang inovasi digital di industri B2B FMCG.
Menurut dia, pengalaman panjang manajemen GudangAda di industri B2B Indonesia dan hubungan strategis dengan segenap pelaku bisnis rantai pasok B2B yang telah terjalin lama. “Kami meyakini dapat memberikan insights business yang tepat bagi tumbuh kembangnya bisnis B2B, khususnya di tahun 2023 ini,” ucap dia.
Sementara itu, Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan, untuk menghasilkan analisis yang lebih mendalam, studi ini dibuat menggunakan metode studi literatur. Dia mengatakan literaturnya diambil dari berbagai sumber baik primer maupun sekunder dan studi terdahulu yang relevan.
Dari studi itu diketahui peluang eskalasi volume B2B FMCG di Indonesia pada 2023 masih besar. Hal ini seiring dengan potensi bisnis UKM Indonesia, pertumbuhan pengguna internet, serta dukungan pemerintah dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.
Selanjutnya: “Hasil riset menunjukkan..."
<!--more-->
“Hasil riset menunjukkan platform B2B digital sebagai penyedia saluran distribusi dari produsen, penjual hingga ke end-user akan menjadi tren yang menyebar di berbagai industri, tak terkecuali FMCG,” kata Bhima.
Selain itu, dia melanjutkan, saat ini pasar Indonesia juga sedang berada di masa transisi dari Fase 2 (customer process portal) menuju Fase 3 (multi-channel infrastructure). Kehadiran platform B2B digital seperti GudangAda, dia berujar, dapat berperan efektif dalam mengakselerasi transisi tersebut melalui ragam layanan bisnis digital yang terintegrasi kepada segenap pemain di industri B2B.
“Mulai dari Prinsipal hingga pelaku bisnis level UKM seperti pemilik toko dan warung,” tutur Bhima.
Selain itu, Bhima menjelaskan, jika melihat 4 tahun ke belakang, perkembangan B2B spesifik untuk di Indonesia, selalu persisten tumbuh di atas 20-25 persen. Dia menilai itu adalah suatu proyeksi yang sangat realistis.
“Karena memang B2B ini pasarnya jelas, konsumennya juga jelas, dan ada kebutuhan memang dari segi principle untuk bisa memperluas akses dan memotong rantai pasok,” ujar Bhima.
Baca juga: Pemerintah Jelaskan Penyebab Baru 20 Persen UMKM yang Miliki Akses ke Kredit Perbankan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.