Minta PT GNI Perhatikan Pekerja, Wamenaker: Kan Sayang, Kerugian Puluhan Miliar, Ada Korban Jiwa
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 19 Januari 2023 21:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor menyambangi PT Gunbuster Nickel Industri (PT GNI) di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah hari ini, Kamis, 19 Januari 2023. Selain TKI, dia juga menemui Tenaga Kerja Asing (TKA) Cina.
“Tapi tadi saya datangi masing-masing pekerja dari TKA. Saya bertanya, terus di-translate dalam bahasa Cina, mereka jawab prinsipnya mereka juga sangat prihatin dengan kejadian 14 malam itu (14 Januari 2023),” kata Afriansyah pada Tempo, Kamis malam, 19 Januari 2023.
Baca: Bentrok Tenaga Kerja PT GNI di Morowali Utara Berujung Maut, Apa Saja Tuntutan Pekerja?
Dia menuturkan, para TKA itu mengaku takut sebagai Warga Negara Asing (WNA) karena keributan tersebut. Dari wajah mereka, kata Afriansyah, para TKA itu tidak terlihat seperti tipe yang bikin rusuh.
“Saya lihat sendiri, tampang-tampang mereka itu tidak ada tampang-tampang tentara atau orang-orang rusuh begitu,” ujar Afriansyah.
Kepada mereka, dia bertanya bagaimana hubungan antara TKA dan TKI. TKA itu kemudian meyatakan hubungan mereka bagus.
Afriansyah juga bertemu dengan para pekerja asal Indonesia. “Saya crosscheck juga dengan tenaga kerja kita Indonesia, mereka bilang hubungannya bagus, baik. Jadi, prinsipnya saya juga menyarankan antara tenaga kerja kita dengan tenaga kerja asing atau Cina ini selalu menjalin komunikasi yang harmonis,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ia meminta perusahaan lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan agar tak lagi terjadi bentrokan dan menimbulkan kerugian material.
“Kan sayang, kerugian puluhan miliar, ada korban jiwa. Apalagi sampai kalau kejadian kemarin merembet ke PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap), kemudian ke pabrik yang sudah beroperasi. Haduh sangat disayangkan, lah,” kata Afriansyah.
Selanjutnya: Wamenaker juga menemui manajemen PT GNI...
<!--more-->
Selain menemui para pekerja, Wamenaker juga menemui manajemen PT GNI, pemerintah daerah setempat, Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Tengah, Polres Morowali Utara, Mabes Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) pada hari ini.
Pertemuan tersebut membahas kerusuhan di PT GNI pada 14 Januari 2023 yang menewaskan dua pekerja PT GNI, yakni 1 TKA dan 1 TKI. Pertemuan itu sampai pada kesimpulan soal penyebab bentrokan tersebut.
"Jadi, hasilnya persoalan ini kan muncul karena ada protes dari pekerja/buruh soal K3 (Keselamatan Kesehatan, dan Keamanan Kerja). Nah, dengan dasar alasan K3 inilah akhirnya buruh melakukan aksi demonstrasi, menimbulkan kerusakan dan korban jiwa," kata Afriansyah.
Afriansyah menjelaskan, pemicu bentrok yakni K3 yang dikehendaki oleh orang yang mengaku SPN (Serikat Pekerja Nasional) yang bekerja di PT GNI. Namun setelah dicek, orang tersebut bukan buruh yang bekerja di PT GNI, karena sudah diberhentikan.
Jadi, kata dia, manajemen (PT GNI) merasa bahwa para pemrotes K3 itu tidak mewakili pekerja, sehingga tuntutannya diabaikan. "Nah, akhirnya mereka melakukan aksi demonstrasi pada hari Sabtu pagi, jam 6 pagi dimulai, dengan melakukan penyetopan terhadap pekerja untuk diajak demo," tutur Afriansyah.
Berikutnya, pada malam hari terjadi unjuk rasa. Dari tuntutan K3, menurut Afriansyah, para pekerja juga belakangan menuntut sejumlah hal lain seperti PHK sepihak, kontrak yang tidak jelas, dan manajemen yang tidak terbuka.
"Tadi semua kita sampaikan, manajemen (PT GNI) menerima masukan dari kami dan akan memperbaiki semua, termasuk K3-nya,” ucapnya.
Baca juga: Komnas HAM Sebut Banyaknya Kecelakaan Kerja di PT GNI Jadi Pemicu Demo Berujung Maut
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.